Tingkatkan Kunjungan Wisata,

2 comments

Pemerintah Optimalkan Pembangunan

Pemerintah Kota Tanjungpinang terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisata tidak hanya internasional tetapi juga kunjungan domestik. Pulau Bintan, khususnya Kota Tanjungpinang memiliki potensi yang masih belum maksimal digarap, padahal potensi letak kota Tanjungpinang yang berdekatan negara Singapura dan Malaysia.

''Wisata Tanjungpinang ini sebenarnya banyak, ada wisata sejarah seperti pulau Penyengat, Kota Piring dan masih banyak lagi peninggalan sejarah yang ada di kota Tanjungpinang,'' ujar Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, belum lama ini.

Bahkan untuk menjaga cagar alam, pemerintah kota Tanjungpinang juga menganggarkan dana untuk tetap menjaga cagar alam budaya dan peninggalan sejarah, seperti di kota Piring. ''Kita akan menganggarkan dana untuk pembebasan lahan di kota piring agar tidak banyak peninggalan sejarah Melayu rusak dan hilang,'' kata Tatik, sapaan Suryatati A Manan.

Tidak hanya itu, beberapa potensi wisata bahari juga sedang digarap Pemerintah Kota Tanjungpinang seperti mengoptimalkan hutan bakau yang berada di Hulu Riau, Sungai Carang. ''Kita memiliki jenis pohon bakau yang di Bali tidak ada, kata masyarakat setempat setiap malam ada banyak kunang-kunang berterbangan di sana. Karena itu, kita yang memiliki hutan bakau bisa mengoptimalkan dengan membangun wisata yang ada di sana,'' urai orang nomor satu itu.

Mengenai anggaran, Tatik menegaskan, tidak ada persoalan karena anggaran pembangunan pelantar untuk hutan Bakau sudah dianggarkan tahun 2009 dan nanti akan kembali di anggarkan.

Sejauh ini pembangunan jembatan atau pelantar di Hulu Riau agar turis atau wisatawan domestik maupun manca negara bisa melihat keindahan wisata hutan bakau di Hulu Riau sudah berjalan 70 persen. Pembangunan pelantar dan beserta tempat istirahatnya ditargetkan sebelum akhir tahun sudah bisa digunakan. Tidak hanya itu saja, rencana yang sejak dulu untuk terus menambah potensi pembangunan untuk meningkatkan wisata juga akan dilaksanakan.

''Tahun depan kita juga akan membangun semacam Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dimana bisa menarik wisata dan mengajarkan budaya melayu dan juga berbagai budaya yang ada di Indonesia,'' tukasnya.

RSUP siap Juni 2010

0 comments

40 Dokter Dikuliahkan Jadi Tenaga Spesialis

Pembangunan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepulauan Riau terus berlanjut. Selama proses pembangunan RSUP yang berlokasi di kilometer delapan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama antara Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kepri dengan kontraktor pemenang tender.

''Proses pembangunan terus berjalan dan sudah kelihatan hasil pembangunannya. Jika kontraktor terus mengikuti jadwal yang sudah diatur bulan Juni mendatang sudah selesai dibangun,'' ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Munzir Purba, Senin (30/11).

Berdasarkan laporan rutin yang diterima Dinkes Provinsi Kepri definasi nol. Maksudnya, progres pembangunan RSUP yang direncanakan kelas B tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. ''Sejauh ini pembangunan tidak perlu dikuatirkan. Karena sudah sesuai dengan proses yang kita rencanakan dan akan dioperasikan bulan Juni mendatang,'' ungkapnya.

Mengenai isi perlengkapan operasional untuk RSUP, semuanya akan dianggarkan pada APBD 2010 untuk mengisi perlengkapan yang dibutuhkan RSUP untuk menjalankan rumah sakit tersebut. Disinggung mengenai dana Kepri yang berkurang, Munzir menuturkan tidak akan ada masalah. ''Karena perlengkapan untuk RSUP akan dianggarkan pada tahun 2010,'' tuturnya.

Pembangunan RSUP Kepri tipe B ini rencananya memiliki 313 tempat tidur dengan menyediakan kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III ini akan mulai beroperasi untuk umum. Sedangkan mengenai tenaga medis sesuai dengan kelas atau tipe B lebih lengkap dibanding RSUD yang ada di Kabupaten dan Kota. ''Penyediaan dokter lebih lengkap seperti spesialis kebidanan, anak, bedah, penyakit dalam, persalinan, spesialis organ tubuh, dan lainnya,'' kata Munzir.

Disinggung mengenai susahnya mencari tenaga spesialis dokter. Munzir mengakui memang dokter spesialis susah untuk dicari dan penerimaannya berbeda dengan penerimaan CPNS. ''Hal ini biasa, karena itu kita sudah mengguliahkan 40 orang untuk dijadikan tenaga dokter spesialis di rumah sakit. Memang mereka yang lulus ada yang tahun 2011 dan 2012,'' ungkapnya.

Namun hal itu tidak menjadi halangan, karena pihaknya akan mencari dokter spesialis untuk mengisi RSUP pada saat peluncuran nanti. ''Tahap awal kan tidak semuanya lengkap, perlahan-lahan,'' ucapnya.

Sedangkan tenaga medis lainnya, Munzir menegaskan, Pemerintah Provinsi Kepri telah merekut tenaga medis sejak tahun 2007 yang nantinya akan mengisi RSUP. ''Saat ini mereka kita tempatkan di Kabupaten dan Kota sampai RSUP siap dibangun,'' tukasnya.

RSUP siap Juni 2010

0 comments

40 Dokter Dikuliahkan Jadi Tenaga Spesialis

Pembangunan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepulauan Riau terus berlanjut. Selama proses pembangunan RSUP yang berlokasi di kilometer delapan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama antara Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kepri dengan kontraktor pemenang tender.

''Proses pembangunan terus berjalan dan sudah kelihatan hasil pembangunannya. Jika kontraktor terus mengikuti jadwal yang sudah diatur bulan Juni mendatang sudah selesai dibangun,'' ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Munzir Purba, Senin (30/11).

Berdasarkan laporan rutin yang diterima Dinkes Provinsi Kepri definasi nol. Maksudnya, progres pembangunan RSUP yang direncanakan kelas B tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. ''Sejauh ini pembangunan tidak perlu dikuatirkan. Karena sudah sesuai dengan proses yang kita rencanakan dan akan dioperasikan bulan Juni mendatang,'' ungkapnya.

Mengenai isi perlengkapan operasional untuk RSUP, semuanya akan dianggarkan pada APBD 2010 untuk mengisi perlengkapan yang dibutuhkan RSUP untuk menjalankan rumah sakit tersebut. Disinggung mengenai dana Kepri yang berkurang, Munzir menuturkan tidak akan ada masalah. ''Karena perlengkapan untuk RSUP akan dianggarkan pada tahun 2010,'' tuturnya.

Pembangunan RSUP Kepri tipe B ini rencananya memiliki 313 tempat tidur dengan menyediakan kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III ini akan mulai beroperasi untuk umum. Sedangkan mengenai tenaga medis sesuai dengan kelas atau tipe B lebih lengkap dibanding RSUD yang ada di Kabupaten dan Kota. ''Penyediaan dokter lebih lengkap seperti spesialis kebidanan, anak, bedah, penyakit dalam, persalinan, spesialis organ tubuh, dan lainnya,'' kata Munzir.

Disinggung mengenai susahnya mencari tenaga spesialis dokter. Munzir mengakui memang dokter spesialis susah untuk dicari dan penerimaannya berbeda dengan penerimaan CPNS. ''Hal ini biasa, karena itu kita sudah mengguliahkan 40 orang untuk dijadikan tenaga dokter spesialis di rumah sakit. Memang mereka yang lulus ada yang tahun 2011 dan 2012,'' ungkapnya.

Namun hal itu tidak menjadi halangan, karena pihaknya akan mencari dokter spesialis untuk mengisi RSUP pada saat peluncuran nanti. ''Tahap awal kan tidak semuanya lengkap, perlahan-lahan,'' ucapnya.

Sedangkan tenaga medis lainnya, Munzir menegaskan, Pemerintah Provinsi Kepri telah merekut tenaga medis sejak tahun 2007 yang nantinya akan mengisi RSUP. ''Saat ini mereka kita tempatkan di Kabupaten dan Kota sampai RSUP siap dibangun,'' tukasnya.

Dana Pegawai Dikurangi Jangan Jadi Polemik

0 comments

Banyaknya dana untuk pegawai kota Tanjungpinang yang dikurangi tahun depan. Dikarenakan kurangnya masukan pendapatan kota Tanjungpinang. Membuat beberapa pos anggaran belanja pegawai dikurangi. Menurut Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, Jumat (27/111), kurangnya dana untuk pegawai jangan dijadikan polemik.

''Hal ini biasa, dulu saja waktu masih menjadi pemerintah administratif, gaji dan tunjangan tidak sebesar sekarang masih bisa jalan dan sekarang pegawai juga tetap harus bekerja dengan semangat untuk mengabdi pada masyarakat,'' ujar Tatik.

Tatik juga berpesan agar pegawai tidak menganggap tunjangan sebagai tolak ukur untuk bekerja dengan baik. Melainkan tetap bekerja meski banyak pos anggaran yang dikurangi untuk pembangunan.

Hal ini, harap Tatik, jangan dibesar-besarkan karena akan menimbulkan kesan yang negatif melaikan harus diberikan motivasi agar tetap semangat bekerja tetap ada.

Hal senada juga diungkapkan Plt Sekdako Tanjungpinang, Gatot Winoto, beban pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang semakin berat saja. ''Pekerjaan atau perjalanan dinas yang biasanya dikerjakan lebih dari satu orang, kalau bisa dikerjakan oleh satu orang saja,'' ucap Gatot.

Hal itu untuk mengurangi pos anggaran, selain itu juga perjalanan dinas dalam daerah. Kalau kegiatan tersebut misal normalnya dikerjakan dalam tiga kalperjalanan, sekarang diusahakan dua kali saja sudah selesai sesuai dengan kinerja yang dihasilkan.

Tidak hanya itu saja, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) setiap SKPD juga dikurangi sebanyak 20 persen. ''Setiap SPPD dari dua anggaran yaitu murni dari SKPD dan dari anggaran kegiatan,'' kata Gatot.

Anggaran SPPD dari SKPD tersebut yang akan dikurangi sebanyak 20 persen. Gatot mengatakan memang kalau dipikirkan akan terasa berat. Karena beban kerja tetap, sementara waktu yang disediakan kalau bisa dkurangi untuk menghemat anggaran, SPPD juga dipangkas.

''Kalau berat jelas berat. Tapi anggap saja sebagai tantangan kerja. Biasanya kalau kita tertantang maka kita bisa terpacu untuk berinovasi,'' tukasnya.

Suryatati : Pembangunan Jalan Terus

1 comments

Turunnya Dana Alokasi Umum (DAU) untuk Kota Tanjungpinang sebesar 91,19 persen atau Rp3,1 miliar dari yang sebelumnya di Tahun 2009 sebesar Rp35,2 milyar. Hal ini membuat beberapa pos di RAPBD Kota Tanjungpinang mengalami perubahan.

Menurut Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, baru-baru ini, beberapa pos anggaran belanja daerah pegawai kota Tanjungpinang.

''Untuk pembangunan kota Tanjungpinang jalan terus, kita tetap fokus pada pembangunan kota Tanjungpinang. Seperti proyek pembangunan jembatan penghubung, pembangunan pelantar rakyat yang sudah tua dan hancur dan beberapa pembangunan lainnya,'' ujar Tatik, sapaan Suryatati A Msanan.

Infrastruktur pembangunan tetap diuatamakan, khususnya pembangunan yang langsung mengena pada masyarakat. Pembangunan pelantar dan bedah rumah bagi masyarakat tidak mampu. ''Kita tetap pioritaskan pembangunan untuk masyarakat,'' katanya.

Mengenai pembangunan yang tetap dilangsungkan proyek multiyears, proyek jangka panjang dan juga program-program yang sedag dikerjakan pemerintah kota Tanjungpinang melalui SKPD terkait. Selain pembangunan juga program-program yang menyentuh masyarakat juga tetap dianggarkan.

''Kita tetap membuat program-program yang menyentuh masyarakat, seperti kerajinan tangan yang sudah dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan membuat kerajinan tangan batik,'' ucapnya.

Belum Adanya Kesepakatan Harga

0 comments

Herman : Gula Impor Belum Beredar

Hingga saat ini peredaran gula impor untuk kota Tanjungpinang sebanyak 250 ton masih belum beredar. Pasalnya sampai saat ini distributor dan importir belum menemukan kesepakatan harga. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan, Herman, Minggu (29/11).

''Sampai saat ini peredaran gula impor masih belum terealisasi. Karena antara Distributor dan Importir masih belum memenukan kesepakatan harga untuk gula impor dari Thailand,'' ujar Herman.

Diakui Herman, pihaknya sudah memberikan fasilitas antara distributor dan imporit agar menemukan titik terang mengenai kesepakatan harga gula impor tersebut. Namun hingga kini kedua belah pihak belum menemukan kesepakatan harga.

Sementara itu, harga gula di pasaran kota Tanjungpinang hampir mencapai Rp10 ribu per kilogram. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang, Efiyar A Amin menuturkan, pedagang eceran tidak mau menjual dikarenakan harga harga gula impor hampir sama dengan harga gula lokal dari Jakarta.

''Menurut pedagang kualitas gula impor tidak terlalu bagus dan cepat basah. Berbeda dengan gula lokal yang kualitasnya sangat bagus,'' ucapnya.

Mahalnya harga gula impor yang dijual di kota Tanjungpinang itu dikarenakan kawasan kota Tanjungpinang tidak masuk dalam bagian kawasan perdagangan bebas. Melainkan hanya di Senggarang dan Dompak saja. Sehingga saat ini jatah gula yang dibagi untuk tiga distributor tersebut belum masuk ke Tanjungpinang karena belum ada kecocokan harga antara distributor dengan importir. Importir memasang harga Rp8.360 per kilogramnya.

''Jika ditambah biaya transportasi sampai ke pelabuhan di Tanjunguban, harganya menjadi sekitar Rp8.510 per kilo. Jika dihitung hingga sampai ke agen dan pengecer harga jualnya bisa sampai Rp9.300 hingga Rp9.500. ''Ini yang diberatkan oleh pedagang eceran dan sampai saat ini juga gula belum masuk ke kota Tanjungpinang karena masih belum menemukan kesepakatan harga,'' tukasnya.

Sedangkan Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan berharap, persoalan ini bisa segera terselesaikan. ''Memang untuk Tanjungpinang tidak semua wilayah hanya Senggarang dan Dompak saja, kita berharap pulau Bintan bisa keseluruhannya sebagai kawasan perdagangan bebas,'' ucapnya.

Sampah Berserak, Tempat Sampah dan TPS Ditambah

0 comments

Masih banyaknya sampah yang berserak di Kota Tanjungpinang diakui Kantor Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang. Hal itu dikarenakan kurangnya TPS (Tempat Pembuangan Sementara), sehingga membuat masyarakat enggan membuang sampah sembarangan.

Menurut Plt Kepala Kantor Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang, Jofrizal, Kamis (26/11), masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan dan membakar sampah.

''Kita masih terus melakukan sosialisasi dan bekerjasama dengan Kelurahan agar terus menghimbau masyarakat agar membuang sampah sembarangan dan buang pada tempatnya,'' ujarnya.

Untuk anggaran tahun depan, Jofrizal menuturkan, akan dianggarkan untuk menambah tempat sampah dan TPS kepada masyarakat. Diakui Jofrizal, kurangnya lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara.

''Kita bersedia memberikan TPS tetapi lahan untuk dijadikan TPS masyarakat yang menyediakan. Seperti yang terjadi di jalan Wiratno, kita terpaksa akan memindahkan lokasi karena lahannya sudah tidak lagi bisa digunakan sebagai TPS,'' ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan, Wakil Walikota Tanjungpinang, Edward Musahilli. ''Masih banyak sampah yang berserakan. Kami menghimbau kepada masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya dan juga pekerja kebersihan untuk lebih giat lagi menjaga kebersihan kota Tanjungpinang,'' ujar Edward.

Beberapa lokasi yang masih banyak ditemukan sampah di kilometer sembilan dan kilometer sepuluh. Masih banyak sampah yang berhamburan. Padahal tim penilai Adipura telah melakukan penilaian di kota Tanjungpinang. ''Tim penilai sudah turun kemari, cuma sampai sekarang kita masih belum tahu hasil penilaian pertama,'' ucap Edward yang juga Ketua Tim Peraih Adipura.

Disinggung mengenai kurangnya TPS (Tempat Pembuangan Sementara), Edward menuturkan, pihak pemerintah tahun depan juga telah dianggarkan dana untuk menambah TPS yang ada di Kota Tanjungpinang.

''Kebersihan merupakan tanggungjawab bersama, karena itu marilah kita menjaga kebersihan bersama. Jangan membakar sampah, karena akan merusak lingkungan dan udara,'' tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, Yulianus Mukhtar, tim Adipura sudah turun. ''Kita masih belum mengetahui nilai kita dapat berapa. Untuk lokasi penentuan tim adipura tetap seperti sebelumnya,'' ujarnya.

Diakui Yulianus, meskipun bukan lokasi tempat penilaian adipura tetap dijaga kebersihan dan keindahan kota Tanjungpinang. Karena kota bersih dan nyaman juga masyarakat yang merasakan.

RSUD Kota Tanjungpinang, Siap Jadi BLU

0 comments

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang akan dijadikan Badan Layanan Umum (BLU). Untuk mengubah konsep RSUD Kota Tanjungpinang menjadi BLU, pihak rumahsakit telah mempersiapkan konsep yang merupakan syarat utama diantaranya mengenai kesanggupan untuk meningkatkan kinerja, menyiapkan rencana bisnis strategis, menyiapkan standard pelayanan minimal, pedoman tata keluar rumah sakit serta menyelipkan laporan keuangan, yang rencananya akan dilaksanakan Januari 2010.

''Dengan beroperasinya BLU dimaksud akan memberikan keuntungan bagi pihak rumah sakit dalam peningkatan kinerja dalam pengelolaan keuangan lebih baik. Kita juga meningkatkan mutu pelayanan,'' ujar Direktur Rumah Sakit Umum, Dr Husin Umar, belum lama ini.

Dengan dijadikan BLU, lanjut Husin, masyarakat merasa nyaman dan keluhan yang selama ini seperti masalah lampu dan persediaanya air, serta mengenai fasilitas lainnya dapat ditangani langsung oleh pihak rumah sakit. ''Karena memiliki dana sendiri, namun pengunaan dana apapun tentunya sesuai perencanaan,'' tuturnya.

Untuk tahap awal, pelayanan yang diberikan belum sempurna atau maksimal, tetapi setelah berjalan beberapa tahun kedepan, barulah mereka merasakan kenyamanan, yang selama ini menjadi keluhan mereka.

Mengenai tenaga dokter, Husin mengeluhkan, sulitnya menambah dokter spesialis sedangkan tenaga dokter spesialis yang ada saat ini di rumah sakit umum, tercatat 13 orang serta jumlah karyawan.mencapai 308 orang.

''Mudah-mudahan dengan dijadikannya BLU, dana yang ada dikelola sendiri dan tidak disetor ke Pemerintah, maka dalam 5 tahun kedepan rumah sakit akan lebih baik. walaupun status rumah sakit umum tetap tipe-C, namun yang berubah adalah sistem pengelolaan keuanganya,'' tukasnya.

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis