Proses Penulisan

1 comments

Mau menjadi penulis? Mudah atau susah ya? Tergantung. Ini ada beberapa tips dari berbagai sumber.

• Menulis dengan ringkas, padat dan sekaligus menarik. Semakin sering Anda menulis, semakin terampil Anda menggunakan kata atau kalimat yang relevan saja. Tidak ada kata-kata yang tersaji tanpa arti. Satu kata akan menambah makna tulisan Anda. Ini bukan sekedar menambah jumlah halaman.

• Menulis sebaiknya tidak dilakukan sambil mengedit. Itu dua tahap yang sebaiknya dilakukan terpisah.

• Bagilah tulisan dalam beberapa paragraf pendek. Idealnya, satu paragraf itu mengungkapkan satu ide pikiran. Pecah-pecahlah panjang dan struktur kalimat Anda sedemikian rupa agar tidak membosankan pembaca. Kalimat-kalimat yang runtut dan tidak berbelit-belit akan memberi kenyamanan pembaca tulisan Anda.

• Menulis dengan jelas. Ini juga bisa berarti menulis dengan spesifik, tidak mengawang atau melebar tanpa relevansi dengan topik yag dibicarakan. Pembaca akan kesal setengah mati saat terjebak dengan bacaan yang tidak jelas isinya. Ingatlah bahwa pembaca tidak selalu punya banyak waktu.

Sebuah novel yang tebal, kalau isinya menarik dan mengikat minat pembaca itu jelas berbeda dengan sebuah tulisan sependek satu halaman yang menuai cercaan pembaca karena isinya yang tidak jelas bagi pembacanya.

• Pentingnya bahasa yang komunikatif. Menulislah seakan sedang berbicara – alami dan tanpa berpretensi sok tahu dengan memakai bahasa ilmiah. Ini berlaku untuk banyak ragam tulisan, baik fiksi atau non-fiksi. Perkecualian bisa dipahami apabila Anda menulis buku pelajaran atau bahan studi (textbook). Hindarilah istilah yang hanya diketahui oleh kalangan tertentu (jargon).

• Menulis dengan pesan yang kuat. Ini bisa dilakukan bila Anda mengembangkan tulisan berdasarkan ide pokok yang jelas.

• Tunjukkan pembaca Anda tentang sesuatu, bukan menceritakannya. (Show, don't tell). Dalam tulisan non-fiksi, ini bisa dilakukan dengan menulis hal-hal secara spesifik, tidak mengambang atau abstrak. Itu sebabnya kalimat pendek, tapi menyajikan fakta lebih disarankan daripada kalimat panjang berbelit dengan pokok ide yang kabur.

Dalam tulisan fiksi, ini dilakukan dengan memberi deskripsi tentang suatu keadaan atau karakter. Contoh: "Anak kecil itu pakainnya lusuh dan compang-camping. Melihatnya membuatku teringat wajah kakek berumur 80 tahun, kulit keriput, rambutnya tipis dan pudar warnanya."

• Menulis dengan jujur. Jadilah diri sendiri. Ini akan tercermin dari cara Anda mengungkapkan pokok pikiran yang Anda yakini kebenarannya. Kejujuran yang terungkap dalam kesederhanaan menulis akan menjadi kualitas tulisan itu sendiri. Maka Anda akan terhindar dari keinginan menulis berbunga-bunga dan mengada-ada dan tidak menambah arti atau kejelasan.

• Menulis dengan bersemangat namun penuh pengendalian diri. Ini sebuah paradoks.  Bersemangat menyampaikan apa yang Anda inginkan agar diketahui pembaca. Mengendalikan diri untuk menulis semua hal yang mungkin tidak berhubungan dengan pokok pikiran.  Ini paradoks dari menulis dengan semangat tak terkendali.

• Membaca dan membaca. Anda harus berbelanja dulu sebelum bisa menjual barang bagus. Ini hanya ungkapan bahwa agar bisa menulis bagus, kita perlu membaca buku-buku bermutu sebagai perluasan wawasan dan kemampuan apresiasi tentang tulisan yang bagus itu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bolu Tape

1 comments

Ntar lagi bulan puasa, pasti menu pembuka adalah makanan manis. Nah, tidak ada salahnya mencoba bolu tape bu sofi. Selain enak juga sehat.

Bahan yang digunakan pun berkualitas tinggi. Jadi, tunggu apalagi. Coba aja rasakan. Selain itu harganya juga sangat terjangkau lho.

Mau? Pesan aja sekarang juga. Email ke cp_citra@yahoo.com
Powered by Telkomsel BlackBerry®

How to Teach Kids Read

0 comments

How to teach your child to read.

Teaching your child to read? We have some suggestions to make the task easier.


Teach the sounds of the letters together with their names.
The sound (or sounds) of the letters are often different from the name of the letter. In reading, it is the sounds that count. When you read to the child, point to the letter C, for example and say; "the name of this letter is [see] and it makes two sounds: [kkk] as in the word cat and also [sss] as in the word cent." Then ask child to give you examples.

Do not be rigid in how the child pronounces the sounds. Regional accents and weak auditory skills make it hard for children to say most sounds in an academically correct way. Accept a reasonable effort. Recognize that learning sounds is only an intermediate step to learning to read.

Teach lower case letters first.
Have you noticed that nearly all ABC books for young children teach uppercase letters first? Yet capital letters account for only five percent of all letters in written English. Therefore, pay more attention to teaching the lower case letters. Lower case letters are far more important in developing reading skills.

Do not worry about grammar at this point.
Preschoolers, kindergartners, and first graders are very concrete in the way they think and cannot handle complicated concepts. It is not necessary at this stage to teach them about consonants, vowels, long and short sounds and such. They can learn to read just as well without these rules.

By age four, most English speaking children already have an excellent grasp of grammar of the language and in due time, they will learn all the formal grammatical rules in school. At this point, you need to concentrate only on the mechanical skill of reading.


Teach your child writing along with reading.
Children learn to read faster and easier if they learn to write at the same time. The motor memory of the letters, listening to their sounds and seeing them in writing will reinforce new learning. So, teach your child to write letters and words. Download our Writing Lesson demo to get your child started.

Limit the initial reading vocabulary.
Reading is a very complex process. Not all words can be read using simple phonic rules. Many important words need to be learned by sight. Teach only the simple and common words at first. The knowledge of 400 key words called Dolch words, is all a young child needs to be able to read well. Download our word list on the main page.

Audiotapes, video or software cannot teach children to read.
The young child can pay attention to any one activity only for a short time particularly if it is challenging. Instructional tapes and most software with music are distracting, and weak listening skills paired with short attention span make audiotapes and most videotapes non-effective.

Parents put a lot of faith in computers but software by itself also cannot teach your child to read. Unfortunately, most commercial reading programs emphasize flash and entertainment over structure and content. These programs entertain and engage the child but fail at actually teaching them to read. To really learn to read, your child needs the most important tool of all - the kitchen table - where you sit together and spend about ten minutes a day working through the process step-by-little-step.


What is the right age to start learning to read?
Most children can begin at age four. You can begin teaching the sounds of letters at about four years. Simple reading instructions can be started about the same time. By five the pace of new learning and reading fluency can increase dramatically. Most children can learn to read at the second-grade level, by age six.

Can I hurt my child by starting early?
Of course not, but you may help significantly. Studies conducted over the last thirty-five years concluded that early reading gives the child a significant advantage in school. Children who start reading before the first grade maintain their lead in reading and comprehension over their "regular pace" peers through grade school. Early readers are also likelier to excel in other academic subjects as well.

About 10% of all children show signs of reading problems in second and third grade. By starting early you decrease the chance that your child will be one these children.

What about phonics?
Although the Reading Lesson is primarily a phonics-based program, we do recognize that there is a great deal of brouhaha over phonics. Any reading program based solely on phonics is both boring and difficult for the child and is incomplete. Our language is not totally phonic and many words do not follow phonics rules and need to be memorized. We need phonics to teach the child how words sound. But reading fluency can only be achieved when the child learns to recognize the word as a whole rather than sounding out. A successful reading program must combine phonics with some elements of whole word approach.

This is exactly what we have done in the Reading Lesson.

Where to start?
Start with the Reading Lesson.

We believe that the Reading Lesson best meets the criteria of a good reading program. This course was created by a developmental pediatrician (Michael Levin, M.D.) with an understanding of abilities and limitations of the young child in mind.

The program has been particularly successful with children who have had difficulties learning to read. Books form an integral part of the program. The program is visual and innovative, easy to use, and produces results quickly.

@resourse: readinglesson
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Coklat Hilangkan Stres

0 comments

Sering mengalami stres? Mau menghilangkan stres? Makan aja coklat. Setiap kali, aku menghadapi masalah. Coklat slalu membuatku merasa relax.

Ternyata di Amerika pada suku Maya percaya bahwa cokelat membawa pengaruh positif serta pengetahuan dan penilaian baik. Penelitian ilmiah terakhir telah menunjukkan, mengonsumsi cokelat akan membuat daya penglihatan mereka juga lebih baik.

Cokelat sendiri termasuk salah satu makanan yang mudah lumer pada suhu darah atau di bawah suhu tubuh (di bawah 33 derajat Celcius). Hal ini akhirnya membuat cokelat dianggap sebagai bahan makanan yang paling bergizi dan mudah dicerna.

Karena cokelat mengandung banyak vitamin (A1, B1, B2, C, D, dan E) dan beberapa mineral penting (kalsium, potassium, sodium, magnesium, zat besi, zinc, tembaga, krom dan fosfor).

Selain itu, cokelat juga mengandung antioksidan dan flavonoid yang berguna dalam  mencegah radikal bebas yang menjadi penyebab kanker. Antioksidan dan flavonoid merupakan bahan penting bagi aspirin dan mencegah penggumpalan darah.

Lemak coklat sendiri berfungsi sama seperti minyak zaitun dan mengandung mineral esensial yang baik untuk memperkuat tulang, rambut, kuku dan juga kulit. Hal ini juga berguna untuk mencegah penuaan.

Uniknya, cokelat juga dianggap sebagai salah satu makanan yang dapat mengusir stres. Menurut penelitian dari Universitas California, Sandiego School of Medicine, Beatrice Golomb, orang yang stres, mulai dari tingkat stres ringan hingga depresi, mengaku makan cokelat saat suasana hati mereka drop.

Ternyata, cokelat mengandung molekul psikoaktif yang dapat membuat pemakan cokelat merasa nyaman. Beberapa kandungan cokelat seperti caffeine, theobromine, methyl-xanthine dan phenylethylalanine dipercaya dapat memperbaiki mood, mengurangi kelelahan sehingga bisa digunakan sebagai obat anti-depresi.

@berbagai sumber
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Don't Worry Be Happy

0 comments

Hi pembaca wanita, apa kabar? Maaf sudah lama tidak posting. Wah, pasti anda sering mendengar Don't Worry Be happy. Mengucapkannya sangat mudah, tapi melaksanakannya tidak mudah.

Kekuatiran terus saja menjadi bayangan. Pergi kemana saja anda melangkah. Tentunya anda yakin bahwa anda tidak akan bisa lepas dari bayangan anda. Jadi, ada baiknya kita berdamai.

Bagaimana agar tidak merasa kuatir?

1. Berdoa
Lakukanlah ritual doa sebelum dan sesudah beraktivitas.

2. Jangan pikirkan hal-hal buruk
Terkadang sebagai manusia kita selalu memikirkan baik dan buruknya. Ada kalanya pikirkan hal positif saja.

3. Jauhilah Prasangka

4. Berdamai dengan hati

5. Banyak tersenyum
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis