Bagi ibu-ibu tentunya pernah mendengar hamil diluar rahim. Kehamilan seperti itu disebut kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi di tempat yang normal yakni dalam endometrium, selaput lendir yang kaya kelenjar, kavum uterus atau rongga rahim.
''Kasus janin diluar rahim sangat banya penyebabnya, salah satunya terjadi karena gangguan transport hasil pembuahan dari tuba ke rongga rahim,'' papar dr Erik, Spesial Kandungan.
Ia melanjutkan, proses pembuahan yakni bertemunya sel telur dengan sperma terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, atau juga bisa terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital.
Biasanya gejala yang awal kehamilan diluar rahim yaitu terdapat tanda-tanda kehamilan, seperti mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam.
Erik menuturkan, gejala yang lebih lanjut antara lain penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan syok akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang.
Walaupun gejala-gejala tersebut telah jelas, namun tetap perlu dilakukan beberapa pemeriksaan pada penderita. USG (ultrasonografi) dapat memberi diagnosa pasti kehamilan ektopik bila ditemukan kantong gestasi di luar rahim yang di dalam kantong gestasi tersebut tampak denyut jantung janin.
Penanganan kehamilan ektopik harus sesegera mungkin. Bila kehamilan ektopik telah diketahui sejak dini, ketika belum terjadi ruptur dan penderita dalam kondisi stabil, maka dapat diberikan obat (methotrexate). Pemberian obat ini dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan penderita juga harus memenuhi kriteria pemberian obat tersebut.
Bila penderita sudah dalam kondisi lanjut dan terjadi ruptur tuba, maka segera dilakukan laparotomi untuk menghentikan perdarahan. Kemudian dilanjutkan dengan salpingostomi (membuat irisan pada tuba untuk mengeluarkan kehamilan) atau salpingektomi (pengangkatan tuba yang mengandung kehamilan).
''Kehamilan diluar rahim ini harus melalui operasi sesar secepatnya, karena tidak bisa melahirkan secara alami. Selain itu bila kondisi ibu lemah, maka tidak perlu menunggu cukup bulan untuk dikeluarkan bayi yang ada dalam kandungan,'' pungkasnya.
No comments:
New comments are not allowed.