Baju Pengantin Warna Merah

Kebudayaan Tionghoa, pada saat pernikahan selalu menggunakan busana pengantin berwarna merah. Begitu juga dengan dekorasi ruangan kamar pengantin menggunakan warna merah. Sebab warna merah mempunyai arti keberuntungan dan kebahagian. "Pada acara-acara remsi dan acara pengantin harus menggunakan busana warna merah karena membawa rezeki dan keberuntungan," ujar Harsono Hapitun, Seksi Kebudayaan.

Sejak zaman nenek moyang terdahulu, baju pengantin berwarna merah. Bahkan, orang Tionghoa pantang menggunakan busana warna putih dan hitam pada saat berbahagia. Apalagi pada saat merayakan hari pernikahan.

"Tionghoa zaman dulu, pantang memakai warna putih dan hitam di hari pernikahan, tetapi sekarang anak mengikuti Budaya Barat pakai baju pengantin warna putih," paparnya. Masih katanya, warga Tionghoa itu kalau pakai baju pengantin harus yang berwarna merah. Karena warna itu adalah warna keberuntungan dan kebahagian.

Sekedar diketahui, pada zaman dulu pengantin yang turunan dari kerjaan atau istana. Bahkan anak pejabat. Pada saat pernikahan menggunkanan HONG KOAN untuk pengantin wanitanya. "Princes dan istri raja harus menggunakan Hong koan pada saat menikah. Karena itu tanda yang sangat penting bagi pengantin perempuan," terangnya.

Lanjutnya, setiap pengantin wanita menggunkan Hong koan namun ada perbedaan bagi kalangan kerajaan dan masyarakat biasa. Namun, bagi warga Tionghoa zaman dulu, waktu hari H atau hari pernikahan, pengantin wanita dianggap paling tinggi dan setiap orang harus menghormatinya. Cuma ada perbedaan dari kalangan kerjaan dan kalangan rakyat atau masyarakat Tionghoa.

"Untuk umum tidak boleh ada bentuk naga atau burung Poinek untuk mahkotanya," ujarnya. Apalagi naga bagi kerajaan dan masyarakat umum ada perbedaan. Untuk masyarakat umum, jari-jari kaki naga terdiri dari empat jari. Sedangkan untuk raja, jari kaki naga terdiri dari lima jari.