By Nina Irawati
Dokter Bedah Rumah Sakit Awal Bros
Sebagai orang awam, Anda lebih mengenal penyakit ini dengan nama lain yang lebih popular seperti turun berok atau burut atau kondor. Hernia berasal dari bahasa Latin yang berarti ruptur (pecah). Secara umum, hernia dibedakan atas hernia internal dan eksternal. Hernia internal tidak terlihat dari luar, sehingga tidak terdapat benjolan.
Contoh kasus ini adalah hernia diafragmatika pada bayi yang merupakan penonjolan organ perut ke dalam rongga dada akibat adanya suatu lubang pada diafragma. Gejala yang terlihat justru adanya bayi yang sesak saat lahir. Hernia yang lebih sering dikeluhan adalah hernia eksternal. Gangguan ini lebih sering terjadi di daerah perut dan sering diartikan sebagai penonjolan isi rongga perut melalui jaringan ikat yang lemah (defek) pada perut. Dinding yang lemah akan membentuk suatu kantong dengan lubang berupa cincin. Penonjolan ini terlihat sebagai suatu BENJOLAN. Benjolan tersering terjadi di pangkal paha dan bisa turun sampai skrotum (kantung kemaluan).
Benjolan akan keluar kalau berdiri dan menghilang jika berbaring/tidur. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut, misalnya akibat mengejan ketika buang air besar (pada penderita ambein/wasir), mengejan ketika buang air kecil (pada penderita dengan pembesaran prostat), batuk-batuk atau sering mengangkat beban berat. Selain itu dengan adanya benjolan akan memberikan rasa tidak nyaman dan ukuran benjolan jika tidak di terapi besarnya tidak terbatas, bahkan ada yang mencapai 1/3 bawah paha yang sering disebut sebagai hernia permagna.
Seperti yang telah dijelaskan, pada orang dewasa, hernia terjadi karena faktor kelemahan dinding perut. Kelemahan ini bisa dikarenakan usia tua; dimana terjadi proses degenerasi organ dan jaringan tubuh. Pada wanita, obesitas juga dapat menjadi daerah yang lemah. Keadaan-tersebut dapat mengakibatkan usus terdorong ke dalam "daerah perbatasan" yang lemah tadi dan menonjol ke luar. Kebiasaan merokok, penyakit yang mengenai jaringan ikat, dan penyakit gula (diabetes melitus) juga dapat mempengaruhi timbulnya hernia. Hal tersebut berkaitan dengan gangguan metabolisme pada jaringan ikat (kolagen). Selain faktor usia, dorongan pada rongga perut yang sering akibat penyakit / pekerjaan tertentu yang mengakibatkan timbulnya kelemahan dinding perut. Daerah terlemah pada dinding perut adalah kanal inguinal dan anal femoral juga daerah umbilikal / pusar. Jenis hernia lainnya adalah hernia insisional yang timbul di daerah bekas operasi sebelumnya.
Hingga saat ini, hernia tidak dapat disebuhkan dengan obat. Hal ini dikarenakan penyebab keadaan ini adalah berupa kelainan anatomi akibat dinding perut yang melemah, sehingga pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.
Terapi nonbedah berupa pemakaian penopang hanya bersifat menunjang, sama sekali tidak memperbaiki hernia itu, apalagi menyembuhkan. Cara ini diperuntukkan bagi penderita yang menolak operasi atau karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk dioperasi.
Namun demikian, bila ada penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut. Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang (herniotomi) dan memperkuat bagian yang lemah (hernioplasti). Otot perut dirapatkan agar dapat menutupi lubang yang ada.
Untuk memperkuat bagian yang lemah bisa dilakukan penjahitan atau memakai bahan sintetik yang akan merangsang pembentukan jaringan ikat di tempat tersebut. Pembedahan dapat dilakukan elektif/ terencana, tidak harus segera, kecuali untuk kasus hernia inkarserata dan strangulata (hernia dengan usus yang terjepit / usus-benjolan yang tidak dapat masuk kembali kedalam rongga perut), tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis).
Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya. Setelah operasi, penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri. Rasa nyeri ini lama-lama akan berangsur pulih. Saat ini berkembang penutupan beberapa kasus hernia dengan tekhnik laparoskopi yang diyakini memberikan angka kesakitan yang lebih ringan dan secara kosmetik lebih baik.
Kekambuhan setelah operasi hernia dapat terjadi setelah beberapa bulan atau tahun. Jarang sekali kekambuhan diakibatkan oleh permasalahan tekhnis operasi. Umumnya kekambuhan justru sering menimbulkan kasus penjepitan usus. Untuk mencegahnya, pasien harus menghindari hal-hal yang meninggikan tekanan di dalam perut, yaitu batuk, mengedan saat buang air kecil atau mengangkat beban berat. Mereka yang obesitas diharapkan berdiet untuk mengurangi berat badan. Begitu pula para perokok dianjurkan menghentikan kebiasaan merokoknya.
Banyak masyarakat yang masih menyangka kalau hernia hanya menyerang orang dewasa terutama manula. Padahal si kecil yang masih bayi bisa juga mengalaminya. Kasus bayi hernia bahkan tercatat cukup banyak.
Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Pada bayi, hernia yang terjadi di daerah perut akibat penyakit bawaan atau kongenital.
Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Secara umum bayi laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena proses penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung lebih kompleks. Hernia ini pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada saat kelahirannya proses penurunan testis dan pembentukan ligamen belum sempurna.
Pada bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis. Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan berhenti di skrotum (kantung pelir).
Proses penurunan ini dimulai waktu bayi masih berada dalam kandungan (usia 12 minggu). Ketika turun, testis akan membawa selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk kantung. Ketika lahir cukup bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Lubang inilah yang nantinya bisa menimbulkan herniasi.
Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrokel dan bila berisi isi perut maka dinamakan hernia. Bila tidak dioperasi, lubang yang masih membuka itu setelah anak beranjak dewas akan menjadi titik potensial yang lemah.
Pada anak-anak, biasanya terapi pembedahan ditunggu hingga umur setahun. Diharapkan lubang akan menutup sendiri seiring dengan pertumbuhan, kecuali telah didapatkan gejala inkarserata (penjepitan usus).
Namun sebaiknya para ibu mulai memeriksakan anaknya bila ternyata sering didapati adanya benjolan yang muncul saat anak menangis atau mengedan, agar dapat diperiksa lebih lanjut oleh dokter. Operasi pembedahan yang dilakukan pada anak-anak berbeda dari dewasa. Untuk kasus dimana belum terjadi penjepitan, maka operasi yang dilakukan hanyalah menutup lubang yang ada (herniotomi), kecuali bila didapatkan adanya usus yang busuk, maka dapat dilakukan pemotongan usus. Operasi dilakukan dengan bius umum dan umumnya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit.
Proses pemijatan pada kasus hernia amat sangat tidak diperbolehkan. Hal ini selain akan membuat keadaan menjadi lebih buruk, karena selain dapat terjadi perlengketan hernia dengan jaringan sekitarnya, sehingga menyulitkan operasi, dapat menyebabkan usus yang terjepit menjadi pecah dan menimbulkan kematian.
makasih banyak yah himbauannya
ReplyDelete