Agung alias Nasrul (5) yang dibuang orangtuanya di Kilometer sembilan, Tanjungpinang. Karena tidak sanggup merawat dan membesarkan dirinya. Sebelum di buang di pingir jalan, orangtua Nasrul niatnya mau memasukan Nasrul ke dalam panti asuhan tidak terlaksana. Pasalnya persyaratan yang diminta pengelola panti asuhan tidak bisa dipenuhi.
Akhirnya, Nasruldibuang di daerah kilometer sembilan. Warga yang simpatik melihat bocah tersebut, diantarkan ke Mapolsekta Tanjungpinang Timur. Namun, Nasrul kembali menghilang dan ditemukan kembali. Lalu dititipkan ke Shelter Engku Putri. Sebelum diketahui latar belakang Nasrul, pegawai Shelter menduga dia adalah anak ilang.
''Nasrul ini anaknya pembersih, makan saja tidak berhamburan,'' ujar hmad Rodian, Humas Selter Engku Putri, Jumat kemarin.
Namun polah tingkah lakunya tidak bisa diam, kecuali saat sedang tertidur. Untunglah, pihaknya berhasil menemukan keluarga Nasrul. Ternyata neneknya tidak sanggup mengurus Nasrul. Selain anaknya hiperaktif, ayah Nasrul sudah meninggal dunia, sedangkan ibunya pergi ke Batam meninggalkannya seorang diri, di jalan.
Hampir seminggu, Nasrul di rawat di rawat di Shelter. Bahkan pihak Shelter membantu akan memasukan Nasrulke panti asuhan. Alhasil, Jumat (16/4), Nasruldimasukan ke panti asuhan. ''Nasrulsudah kita serahkan ke panti yayasan anak yatim piatu Tahfizul Quran Hj Ummi Hanifa,'' ungkapnya.
Lokasi panti asuhan tersebut di jl gatot subroto perum bumi intan sari kilometer 5 bwah. ''Nasrullangsung diterima pengelola panti, Mansur,'' ungkapnya.
Orangtua Nasrul tidak memiliki persyaratan yang selalu diminta pemilik maupun pengelola panti asuhan seperti akte kematian ayahnya, karena menurut pengakuan Suhartini, ayah Nasrul meninggal di Medan, meminta akte kelahiran Nasrul dan surat nikah. Ibu Nasrul, Suhartini tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut.
Sebelum di buang Suhartini dan Nasrul tinggal di rumah kakek dan neneknya di dekat penampungan sampah, dan kesehariannya bekerja sebagai pemulung. Angkat tangan untuk merawat Nasrul. Karena tidak sanggup lagi mengurusin cucunya, apalagi dengan kenakalan Nasrul yang suka masuk ke rumah orang dan mengambil makanan orang yang ada di rumah dan warung.
''Kakek dan neneknya angkat tangan untuk membesarkan Nasrul, karena mereka tidak sanggup membiayai kebutuhan Nasrul dan tingkah polah Nasrul yang tidak bisa diam,'' kata Lalu.
Lalu, sapaan Ahmad menambahkan, nenek Nasrul mengaku pernah mengikat Nasrul, tetapi ikatan itu terlepas sendiri. Sebab, Nasrul sering membuat ulah masuk ke rumah orang dan membongkarin rumah orang dan mengambil makanan orang.
Melihat kondisi rumah yang terbuat dari seng, akhirnya untuk sementara waktu Nasrul dititipkan di Shelter Engku Putri sambil mengurus surat-surat agar Nasrul bisa dimasukan ke dalam panti asuhan. ''Kakek dan neneknya sudah angkat tangan untuk membesarkan Nasrul, jadi untuk sementara Nasrul akan di rawat di Shelter sambil membantu memasukan Nasrul ke panti asuhan,'' tukasnya
Karena Nasrul tidak memiliki surat sebagai persyaratan untuk masuk ke Panti. ''Kami memberikan surat berdasarkan rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau, dan KPAID,'' tukasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu