Menu

May 3, 2009

Gubernur Dinjau UN di SMPN 1 Tanjungpinang

Senin (26/4) merupakan pelaksaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang akan berlangsung selama empat hari. Pelaksanaan ujian nasional pertama di tahun 2009 ini, Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah berserta unsur Muspida Kepri melakukan peninjauan di SMPN 1 Tanjungpinang.

Sekitar pukul 07.40 WIB, para pejabat yang melakukan monitoring di salah satu sekolah di Tanjungpinang sudah nampak hadir dan memasuki beberapa kelas yang para siswanya sudah duduk dibangku sesuai dengan nomor urut peserta ujian.

Ismeth, saat berada di ruang kelas menuturkan, agar tidak usah kuatir dengan soal yang di hadapi, berusaha semaksimal mungkin dan mendapatkan nilai baik serta turut mengharumkan nama Kepri.

''Kita sama-sama berdoa dalam menghadapi ujian ini, persiapan sudah dilakukan maksimal, jangan gugup. Sehingga dapat mengerjakan soal dengan baik,'' ujarnya memberikan saran pada puluhan siswa dalam kelas.

Usai melakukan monitoring dan melihat soal ujian yang masih di segel, Gubernur pun melakukan peninjauan di SMPN ''Peninjauan ini untuk memberikan semangat terhadap pelajar dan sekaligus melihat kondisi sekolah dan persiapan serta peralatan sekolah yang ada,'' kata orang nomor satu itu di Kepri, usai melakukan monitoring.

Ismeth menambahkan, seperti kata Kepala Sekolah SMPN 1 di sekolah ini belum memiliki drum band dan itu bisa kita bantu. Karena di beberapa sekolah di Batam sudah memiliki drum band sendiri untuk membantu siswa dalam beraktivitas.

Diakui Ismeth, SMPN 1 Tanjungpinang sudah cukup bagus dari persiapan gedung dan juga sumber daya manusia yang ada di sekolah.

Sementara itu, Arifin Nasir, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri menuturkan, siswa SMP yang mengikuti ujian nasional di Kepri berjumlah 17.723 orang. ''Hari ini (kemarin, red) pelajar SMP mengikuti ujian bahasa Indonesia,'' ujarnya.

Sedangkan selasa bahasa Inggris, rabu mata pelajaran matematika dan terakhir kamis mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Diakui Arifin, selama UN tingkat SLTA berlangsung masih ada ditemui kendala, seperti soal ujian yang tidak jelas serta pengawas yang tidak disiplin dalam melakukan pengawasan.

''Kita sudah tegur dan kalau ini masih terjadi lagi, sekolah yang melakukan pengawasan tidak benar. Tahun depan tidak boleh mengadakan pengawasan di sekolahnya harus bergabung di sekolah lain. Sedangkan guru pengawas tidak boleh lagi mengawasi pelajar,'' ungkapnya.

Hal tersebut untuk menghindari upaya kecurangan-kecurangan yang terjadi selama Ujian Nasional yang berlangsung. Mengenai target kelulusan UN, Arifin menuturkan, target kelulusan UN untuk tingkat SLTP sama seperti SLTA, 90 persen.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu