Tuhan memberikan aku hidup . . . Seharusnya aku bersyukur dan berterimakasih apa yang sudah diberikannya pada ku. Keluarga yang menyenangkan, harmonis dan perhatian sama anak-anaknya..... Berbagai macam bahaya sudah pernah aku lalui dengan selamat. Semuanya berkat doa orang tua yang slalu diutarakan sebelum tidur.... Bagaimana pun juga, aku benar-benar bersyukur atas karunia-itu.
Tetapi belakangan ini, kenapa ya hati terasa galau.. Padahal, aku sudah berusaha membuat diri ku nyaman dengan lingkungan baru ku. Banyaknya tekanan, kali yang membuat diri ku merasa tidak berguna. Bukan, karena ketidak mampuan ku.....
Terlalu banyak tuntutan, harus ini dan harus itu. Padahal, waktu bekerja atau dead line semakin singkat. Aku sudah berusaha semampu ku dan berusaha supaya aku bisa memenuhi keinginan mereka. Tetapi, aku mana bisa begitu terus. Harus sampai kapan kah aku bertahan....
Aku mencoba bertahan dengan apa yang aku hadapi dan yang ku kerjakan. Ternyata, aku sudah sampai ke titik yang teratas. Aku sudah tak kuat. Ingin meronta, ya hari ini aku tidak membuat sesuatu yang mereka inginkan. Besok juga tidak...... Aku ingin mencoba memberontak, tapi sampai kapan...
Mank bengini nasib jadi pekerja ya... Aku berharap, Tuhan memberikan aku jalan kelua. Jalan keluar yang terbaik dan yang menyenangkan. Aku takut untuk melihat hari esok.. Hidup ku bagaikan menghitung hari. Entah apa yang kan terjadi esok dan keesokan harinya...
Aku hanya bisa berpegang dan berharap pada impian dan harapan ku. Bahwa, selama ini yang kujalani memang sudah sesuai dengan keinginan ku sendiri. Karena, memang sudah begitu harusnya...
Ingin buat novel dan cerpen saja tidak sempat. Seharusnya, aku harus bisa membagi waktu untuk diri ku sendiri... Aku bahkan lupa bagaimana rasanya bersenang-senang dengan seseorang yang special... Sampai kapan ya aku harus merasa 'jomblo' di sekeliling orang yang sudah punya pacar dan juga jomblo...
Apakah sebenarnya aku takut menjalin hubungan itu ya? Padahal, seingat dan setahu ku. Aku tidak pernah disakiti 'pria' Tetapi, kenapa setiap ada pria yang mencoba untuk mendekati ku, ke arah hubungan lebih dari teman. Aku langsung menghindar? Sampai kapan aku harus seperti itu?
Untunglah, mama bisa mengerti. Bahwa aku masih belum ingin pacaran maupun menikah. Tetapi, sampai kapan ya. AKu sendiri juga tidak tahu. Padahal, seusia ini sudah banyak yang menikah. Seharusnya, aku bisa membuat jalan hidup ku sendiri... Tetapi aku mengunggu dan mencoba meraih yang telah Tuhan berikan....
Aku yakin, ini memang belum saatnya untuk ku. Karena, impian dan cita-cita ku masih belum tercapai. Aku masih belum keliling dunia. Jalan-jalan ke tempat yang romantis. Terkadang, aku terlalu menargetkan diri ku terlalu tinggi untuk cita-cita dan seorang pria. Padahal, kalau aku lihat disekeliling ku. Banyak pria-pria yang baik. Tetapi aku inginnya lebih... lebih dan lebih....
Itu adalah yang wajar. Namanya juga manusia. Begitu kata kawan ku. Haruskan, aku menurunkan target ku? Berilah aku jalan keluar dari kemelut jiwa dan kesengsaraan pikiran yang ku buat sendiri?
Sampai kapan, aku harus begini....... Sampai mama meminta? Sampai orang-orang di sekeliling ku sudah mempunyai jalan masing-masing. Jalan yang indah dan tenang?
Horas,
ReplyDeleteTernyata ada boru Pandiangan yang punya rumah di alam maya.
Salam kenal dari seorang cucu boru Pandiangan. Seorang bapak dua anak perempuan dan dua anak laki-laki dan suami seorang boru Batak.
Senang bisa berkunjung...