Menu

Oct 17, 2007

Menjadi Pendengar Yang Baik

Sebagai manusia, tentunya kita selalu ingin didengar pendapat dan membutuhkan perhatian. Mana kala, kita dilanda masalah. Baik itu hanya didengarkan maupun membutuhkan solusi. Namun, terkadang sebagai manusia, kita sering menjadi egois saat kawan membutuhkan perhatian untuk didengarkan keluh kesahnya. Kita tidak pernah mempunyai waktu untuk mendengarkan.

Sedangkan, bila kita yang berada diposisinya. Kita selalu menuntut agar kawan kita memperhatikan dan mendengarkan persoalan kita. Hal itu memang wajar saja terjadi. Tetapi, sebaiknya ubahlah sifat ingin menang sendiri. Karena akan membuat Anda jadi tidak disukai disekiling Anda. Kenapa?

Karena, setiap orang membutuhkan seorang kawan yang bisa menjadi pendengar yang baik.
Andriana (25) perawat di rumah sakit menuturkan, dirinya pernah hampir dibenci sahabatnya sendiri. Lantaran, tidak pernah mau membagi waktu saat kawannya butuh perhatian.

"Saya akui kalau saya pernah egois dengan kawan saya, setiap dia butuh teman untuk didengarkan. Saya tidak pernah meluangkan waktu. Sedangkan dia, saat saya butuh teman curhat dengan senang hati, ia akan menemani ku sampai perasaan ku lega," ungkapnya.
Lanjut wanita berambut ikal itu, hal itu terjadi pada masa kuliah dulu, sekarang dengan belajar dengan waktu. Akhirnya, dirinya telah belajar menjadi seorang pendengar yang baik.

Tidak susah lo, menjadi pendengar yang baik. Yang hanya diperlukan, pasang kuping dan memperhatikan kawan dengan memandang wajahnya. Jangan malah lirik sana-lirik sini. Awalnya, tentu saja bete mendengar kawan curhat. Namun, lama-kelamaan asyik juga. Jadi, kita bisa mendapat banyak pengetahuan dari masalah kawan kita. Apalagi, jika bisa kita mencarikan solusinya. Asyik banget kan.

"Saya sangat senang, jika ada kawan curhat sama saya. Itu, tandanya, saya bisa dipercaya lho. Apalagi sampai hal-hal ribadinya, yang mungkin tidak bisa diceritakan dengan yang lain, bisa dibicarakan dengan kita," tutur Meilani, Guest Reletionship Operation (GRO) di Nogsa. Dengan semakin banyak orang yang percaya dengan kita. Semakin banyak pengalaman yang bisa dipetik.

"Menjadi pendengar yang baik sangat sulit, kalau hanya sekadar mendengarkan. Tentunya sangat mudah," tuturnya. Lanjut, wanita berambut panjang itu, membagi perasaan dan melihatkan ekspresi saat teman sedang susah. Saat dia sedang curhat tentang kesedihannya. Lalu, tiba-tiba kita tertawa karena tanpa sengaja mengingat kejadian yang lucu.

Hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan baru. Karena itulah, menjadi pendengar yang baik. Harus bisa mengontrol perasaan sendiri. Ini yang kadang sangat susah dilakukan. Tetapi, kalau memang ingin didengarkan keluh kesah Anda. Maka, kita harus melakukan hal yang sama. Itu namanya saling berbagi dan mengisi.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu