Freedom Writers ini merupakan film yang sudah lama-lama ingin aku tonton. Akhirnya, aku kesampaian juga menyaksikan alur film ini. Aku mengetahui film ini, dari salah seorang kawan yang aku kenal di Multiply.com. Kebetulan, saat itu ia menuliskan sedikit resensi film itu di blognya. Walaupun, sedikit ia uraikan. Aku jadi penasaran.Apalagi ceritanya mengenai seorang wanita yang mengajar di sekolah pinggiran. Dimana anak-anak didiknya kacau balau, karena latar belakang yang menyedihkan.
Film ini, memang patut di tonton. Alurnya cukup bagus, benar-benar kisah yang menebarkan. Apalagi perjuangannya agar anak-anak didiknya bisa sukses membutuhkan pengorbanan besar. Hingga, suaminya menceraikan dan orang-orang sekelilingnya tidak mendukungnya untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak didik di ruang 203, ruang dimana anak-anak yang memiliki latar belakang yang buruk.
Padahal, kalau dia ingin. Dia bisa mendapatkan pekerjaan yang baik. Untuk membantu pendidikan anak-anak tersebut supaya layak. Karena, pihak sekolah tidak mengizinkannya menggunakan buku perpustakaan. Sehingga ia harus bekerja paruh waktu di Bra Shop plus bekerja sampingan di salah satu hotel ternama, agar ia bisa membelikan buku bacaan yang layak.
Kisah perjuangan seorang guru agar anak didiknya mau belajar dan juga mau menerima teman yang berbeda suku. Seperti biasa, anak-anak tersebut terbagi dalam beberapa golongan, latin, negro, cina, dan masih banyak lagi agar bisa bersatu dan bukannya berkelompok dan saling bertengkar antar kelompok.....
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu