Berharap Bertemu Gubernur
Rudi Chandra (17) merupakan salah satu perwakilan Provinsi Kepri yang dikirim Pemerintah Provinsi Kepri untuk mengikuti Lomba Keterampilan Siswa (LKS) yang diadakan di Makasar beberapa waktu lalu. Siswa SMK I ini berhasil bersaing dengan siswa-siswa yang ada di seluruh Indonesia.
Keberangkatannya ke daerah dengan makanan khas coto Makasar itu sebagai wakil Provinsi Kepri dalam LKS Tingkat Nasional membuahkan hasil, Rudi pulang dengan meraih medali emas. untuk LKS Katagori Akuntansi baru kali perwakilan Kepri bisa membawa medali emas.
Pada malam Apresiasi yang diadakan Provinsi Kepri yang ditujukan untuk peraih hasil Ujian Nasional (UN) tertinggi. Anak dari tiga bersaudara itu pun di undang panitia. Sebelum malam aprisasi yang berlangsung di BBR Tanjungpinang, ia pun sudah tidak sabar menantikan hari itu dan dengan bangga membawa medali kemenangan. Karena sewaktu di telepon salah seorang pantia malam apresiasi itu, ia disuruh membawa medali emas itu.
Namun pada malam apresiasi pada hari Rabu lalu turut dihadiri guru dan kepala sekolah seluruh Provinsi Kepri, namanya tak disebut panitia untuk maju kedepan mendapatkan piagam atau penghargaan dari Gubernur, hanya puluhan siswa dari tingkat SD hingga SMK yang mendapat peringkat pertama hingga ke sepuluh yang maju kedepan.
Ada rasa kekecewaan yang dirasakan pria berkulit putih itu. Hal itu jelas terlihat pada wajahnya. Walaupun malam itu ditujukan bagi peraih hasil UN tertinggi, tetap saja ia merasa kecewa. Bagaimana tidak, pada malam itu dirinya diundang oleh Pemerintah Provinsi Kepri untuk datang hingga acara selesai belum juga mendapatkan penghargaan ataupun apresiasi yang diberikan kepadanya sebagai siswa berprestasi.
Menurut pengakuan Rudi, dirinya tidak bisa tidur menanti malam apresiasi itu. "Saya hanya ingin mendapat perhatian dari pemerintah (gubernur,red), tapi kenapa tidak juga dipanggil. Padahal saya kesini diundang," ujarnya dengan suara lirih.
Kurangnya perhatian panitia pada acara malam apresiasi tersebut. Salah seorang pantia berkilah bahwa pada malam tersebut hanya akan dibagikan penghargaan kepada siswa yang menempati sepuluh besar pada UN lalu. Namun pada kenyataannya diberikan pula penghargaan kepada seorang anak peserta Idola Cilik yang mewakili Provinsi Kepri, Gabriel dan juga penulis novel cilik yang empat novel dan satu buku puisi karyanya sudah diterbitkan percetakan.
Untuk memenangkan LKS itu, ia belajar siang dan malam agar bisa mendapatkan piagam dan menyisihkan pesaing-pesaing yang mewakili daerah mereka masing-masing. Rudi mengaku, pengalamannya sampai bisa menjadi juara nasional sangat berat dan banyak tantangan.
Sewaktu mengikuti LKS, setelah sebelumnya berhasil mengalahkan pelajar di Provinsi Kepri hingga mewakili Provinsi Kepri ditingkat Nasional yang diselenggarakan di Makasar 22 sampai 28 Juli 2008 lalu, ia sempat jatuh sakit. ''Saya di sana sempat jatuh sakit dan muntah-muntah,'' ungkapnya.
Walaupun demikan siswa Kelas 3 SMKN I Tanjungpinang itu tetap berjuang hingga akhirnya bisa meraih mendali emas dan menjadi juara pertama pada LKS tersebut. "Ini semua demi provinsi Kepri," ujarnya.
Untuk meraih medali emas itu tidak mudah, ia harus bersaing mengadapi peserta LKS dari Provinsi lain dan pesaing terberatnya berasal dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang menjadi juara kedua dan ketiga.
Selama mengikuti perlombaan yang berlangsung itu, Ia mengaku tidak mempunyai trik-trik khusus. ''Saya hanya banyak melatih kecepatan dalam mengerjakan soal-soal, hingga tidak percuma waktu saya banyak habiskan untuk berlatih,'' paparnya.
Selain karena banyak berlatih di rumah dan disekolah, lanjutnya, Guru merupakan faktor terpenting sehingga dirinya bisa menjadi juara nasional dan juga berkat dukungan orang tua yang tidak pernah berhenti mendukung.
Sampai saat ini, ia belum pernah mendapatkan apresiasi atau penghargaan dalam bentuk apapun dari pemerintah Provinsi Kepri. Padahal ia telah mengharumkan nama Kepri di tingkat nasional. Saat ini, Rudi sedang merasa bingung hendak melanjutkan kuliah kemana. Apalagi keuangan orangtuanya masih belum mencukupi untuk biaya kuliahnya tahun ini. ''Sebenarnya, saya ingin kuliah tetapi dana masih belum mencukupi,'' tuturnya.
Karena masih belum mempunyai dana yang cukup, ia pun harus merasa puas mengenyam pendidikan hingga tamat SMA. ''Saya mau mencari kerja dulu selama setahun ini agar bisa memenuhi biaya kuliah saya nanti,'' harapnya.
Rudi berharap walaupun tidak ada bantuan maupun apresiasi dari pemerintah provinsi Kepri, tapi setidaknya ada penghargaan atau ucapan yang diberikan oleh pemprov maupun gubernur walaupun hanya sedikit. Bagaimanapun Ia merupakan orang pertama dan satu-satunya peraih mendali emas di ajang LKS tingkat nasional yang pernah diikuti provinsi Kepri.
Sementara itu, menurut Supian, guru Rudi, Rudi merupaka siswa yang berprestasi. ''Rudi selalu menjadi juara umum di kelas dan juga saat diikut sertakan dalam berlomba antar sekolah selalu menjadi juara,'' tuturnya.
Sedangkan menurut orangtua Rudi, Rudi merupakan anak yang rajin. ''Waktunya selalu dihabiskan untuk belajar dan membantu orangtua. Anak saya ini jarang sekali main keluar, ia lebih senang menghabiskan waktunya membantu saya menjaga warung dirumah," ungkap orangtua Rudi.
Saya pernah menjadi juri untuk LKS pertama tingkat Propinsi Kepri. Memang terasa sekali kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap ajang lomba yang satu ini. Sepertinya masih dianggap ajang lomba kelas dua. Entahlah.
ReplyDeleteya.. seharusnya pemerintah harus lebih proaktif terhadap anak-anak yang berprestasi, Menurut saya, kalau anak-anak di beri penghargaan bagi pemerintah setempat tentunya mereka akan merasa bangga dan terus mengukir prestasi yang lebih baik. Bener ngak pak dosen?
ReplyDelete