Setelah menjabat sebagai Wakil Gubernur dalam masa kepemimpinan yang sudah berjalan tiga tahun lebih. Duo Ismeth Abdullah-HM Sani terus menerus berusaha merealisasikan visi dan misinya masa Kampaye Ismeth-Sani dari pulau ke pulau di Kepulauan Riau. Visi dan misi yang berhasil membuai para pemilih hingga Ismeth-Sani memenangkan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri.
Menurut HM Sani, Wakil Gubernur Kepulauan Riau kemarin, pihaknya tidak melupakan visi dan misi pada saat kampanye dulu. ''Kita selama tiga tahun ini tidak melupakan visi dan misi yang ada. Visi dan misi yang kami janjikan berusaha kami lakukan dengan sebaiknya,'' ungkapnya.
Duo kepemimpinan Ismeth Abdullah-HM Sani memberikan janji kepada masyarakat untuk menganggarakan 20 persen dana APBD (Anggaran Pendapat Belanja Daerah) Provinsi Kepi untuk pendidikan. Janji ini diucapkan pada saat kampanye 14 Juni 2005 silam.
Sani menegaskan, pihaknya telah menganggarakan 20 persen dana dari APBD untuk pendidikan, infrastruktur pendidikan dan juga kesejahteraan guru.
''Masalah dana pendidikan sudah terealisasi, kami telah memberikan dana 20 persen untuk pendidikan dan juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan,'' terangnya.
Disinggung mengenai dana APBD 20 persen untuk pendidikan yang tidak tepat sasaran. Sani menuturkan, Pemerintah telah meningkatkan infrastruktur untuk pendidikan agar pelajar lebih nyaman pada saat belajar dan juga mensejahterakan guru.
''Guru sejahtera tentunya akan menghasilkan mutu dan kualitas yang baik dalam memberikan pelajaran kepada pelajar,'' ungkapnya.
Diakui Sani, dalam berjalannya waktu, tentunya harapan dan keinginan tidak berjalan lancar dan sesuai seperti yang diharapkan.
''Untuk membangun mutu dan kualitas sekolah tidak semudah mengembalikan telapak tangan. Semua membutuhkan proses. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya pemerintah, pengajar tetapi juga orangtua serta peran pelajar itu sendiri,'' ujarnya.
Mengenai jumlah ribuan siswa yang tidak lulus pada UAN (Ujian Akhir Nasional) tahun 2008. Sani mengungkapkan, faktor tidak lulusnya pelajar bukan hanya serta merta kesalahan guru saja. Tetapi juga bisa faktor kesalahan anak itu sendiri.
''Ini yang harus terus dievaluasi agar semuanya berimbang. Perlu peran penting orangtua dan guru dalam mendidik anak. Dalam pendidikan tidak hanya guru saja yang bertanggung jawab, tetapi orangtua juga ikut berperan,'' katanya.
Janji yang ditabur Ismeth-Sani tidak hanya serta merta menganggarkan dana 20 persen dari APBD untuk pendidikan yang diberikan kepada Dinas Pendidikan untuk membangun sekolah dan juga memperhatikan sejahterakan guru. Melainkan juga untuk memberikan biaya sekolah murah bagi anak-anak dipulau. Mengenai sekolah murah untuk anak-anak pulau dan juga kesejahteran guru merupakan janji Ismeth-Sani pada saat berkampanye di Pulau Dabo.
Sani menuturkan, pihaknya telah memberikan memperhatikan kesejahteraan guru dan juga pelajar yang ada di kepulauan.
''Pelan-pelan kami benahi, karena tidak bisa sekaligus langsung terealisasi. Untuk sekolah murah bagi pelajar juga diberikan asrama bagi pelajar SLTA yang dari pulau dan yang tidak mampu,'' urainya.
Selain itu juga Pemerintah telah mempersiapkan dan memberikan trasnportasi bagi masyarakat di pulau untuk bisa melakukan aktivitas dan tidak membuat pulau yang ditinggalin menjadi terisolir dari masyarakat. ''Memang saat ini transportasi yang diberikan tidak banyak. Namun, kami berusaha membantu,'' ungkapnya.
Meskipun berharap pelajar di Kepulauan Riau menyelesaikan sekolah wajib belajar sembilan tahun. Namun sejogjanya, masih banyak pelajar dari pulau yang tidak bisa melanjutkan sekolah. Karena terbentur biaya. Dikarenakan keluarganya tidak mampu menyekolahkannya.
''Anak yang tidak mampu untuk sekolah dibantu pemerintah dengan memberikan beasiswa bagi anak tersebut. Saat ini baru untuk tingkat perguruan tinggi atau universitas. Tetapi kedepannya akan diberikan juga bagi pelajar yang duduk dibangku SLTA,'' tuturnya.
Selain itu, Pemerintah terus menghadirkan sekolah kejuruan untuk memberikan keterampilan bagi pelajar. Sehingga tidak hanya pengetahuan saja tetapi pelajar juga dibekali keterampilan. Dengan demikian menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan juga menciptakan lapangan pekerjaan.
''Kami berusaha agar anak yang tidak mampu tidak ada lagi yang tidak sekolah. Karena itu pemerintah juga menghadirkan sekolah-sekolah kejuruan agar pelajar yang lulus sekolah bisa langsung bekerja. Karena sudah mempunyai keterampilan dan pengetahuan,'' jelasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu