Menu

Sep 3, 2008

Demo Bauksit di Batu 10 Tanjungpinang

Sekitar 50 warga perwakilan dari RT III, IV, V dan VI dari desa Sidomulyo dan desa Sidomakmur menggelar aksi demo di depan penambangan bauksit Kelurahan Bintan Kencana, Kilometer 9. Warga menunut penjelasan perusahaan bauksit mengenai dana kompensasi yang harus diberikan kepada warga setempat yang lokasi pemukimannya dekat dengan penambangan bauksit dan juga tempat penyucian bauksit.

Hal itu diutarakan Yasmin, warga RT III setempat, Selasa (2/9). ''Kami ke sini menuntut kejelasan perusahaan bauksit yang sudah berjalan dua bulan hingga sekarang belum memberikan kompensasi kepada warga,'' ujarnya.

Penduduk setempat yang berjumlah sekitar 480 kepala keluarga (KK) meminta penjelasan dari penambang bauksit yang ada di lokasi tempat pemukiman penduduk tentang dana kompensasi yang harus diterima warga karena debu yang bertebaran menganggu rumah kediaman mereka.

Disinyalir, beberapa warga telah mendapat dana kompensasi yang terbagi menjadi beberapa bagian seperti dana kompensasi yang jalannya digunakan sebagai tempat lalu lalang truk yang mengangkut bauksit dan juga dana kerusakan akibat penambangan bauksit hingga dana tutup mulut. Dana yang diberikan ke beberapa masyarakat itu berkisar Rp1 juta hingga Rp12 juta untuk uang tutup mulut.

''Kami mendengar beberapa orang sudah mendapatkan kompensasi. Karena itu, kami kesini minta kejelasan dari PT Antam dan anak perusahaannya PT Alam Indo,'' ungkap pria berkulit sawo matang itu.

Seharusnya, lanjutnya, dana kompensasi diberikan sebelum perusahaan pertambangan berjalan. Namun sudah bergerak selama dua bulan belum ada pembicaraan mengenai nada kompensasi.

Perwakilan perusahaan dan ketua RT setempat yang menjadi modiator pun mendata KK yang lokasinya didekat tempat penambangan maupun di sekitar penyucian bauksit.

''Mengenai jumlah tanah berapa hektar yang dijadikan tempat penambangan bauksit, tanya saja ke kelurahan. Pasti pihak kelurahannya mengetahuinya,'' ujar Marpaung salah seorang warga setempat.

Ditempat terpisah, Nurmalawati, Kepala Lurah Bintan Kencana menuturkan pihaknya masih belum mengetahui persoalan tersebut. ''Saya baru lima bulan bertugas sebagai Kepala Lurah di sini,'' elaknya.

Diakuinya, dirinya sempat mendapat surat edaran mengenai pertambangan bauksit yang ada di Desa Sidomulyo namun ia belum mendandatangani surat tersebut. ''Saya masih belum tandatangan, karena isi surat edaran itu tidak ada kejelasan mengenai kompensasi kepada warga. Saya tidak mau warga merasa di rugikan,'' ungkapnya.

Ditanya mengenai luas yang dijadikan tempat penambangan bauksit yang termasuk wilayah pengawasannya sebagai aparatur negara tertinggi di desa tersebut. Nurmalawati mengaku pihaknya masih belum mengetahuinya. ''Nanti saya akan coba tanya ke kepala keluarahan yang lama. Karena saya masih belum mengetahui persoalan ini dengan pastin,'' tukasnya.

1 comment:

  1. bauksit memang bikin polusi mbak,aku juga pernah nambang,di dompak.

    ReplyDelete

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu