Korban Pemerkosaan Stres Berat
SJ (18) warga Kampung Bugis, Tanjungpinang merupakan korban pemerkosaan yang dilakukan ayah tirinya yang berinisial S (35) sejak tahun 2008 lalu. Prilaku tidak bermoral yang dilakukan ayah tirinya dilakukan sekitar sepuluh kali saat rumah dalam keadaan sepi. Aib tersebut terbongkar, saat SJ merasa mual dan muntah-muntah dan membuat ibu korban curiga. Setelah di desak, barulah ia mengatakan sejujurnya, pasal pemerkosaan yang dilakukan ayah tirinya yang telah membesarkan ia sejak berusia 10 tahun.
Saat ini, SJ sedang mengandung anak hasil pemerkosaan ayah tirinya dan sedang dalam perawatan medis. Dikarenakan mengalami depresi dan stres berat akibat perbuatan ayah tirinya. ''Saya sama sekali tidak menaruh curiga terhadap masalah ini. Saya sibuk bekerja, sehingga rumah selalu sepi. Kelakukan anak kami pun seperti biasa, bahkan ia sempat main bola kaki,'' tutur Sal (40), ibu korban.
Begitu mengetahui anak ke tiganya hamil akibat perbuatan suami keduanya. Ia pun langsung melaporkan prihal tersebut ke kantor polisi sektor (Polsek) Kota Tanjungpinang. ''Begitu saya tahu anak saya hamil, saya langsung melaporkan kejadian ini pada polisi. Saya tidak terima,'' ungkapnya.
Diakuinya, dirinya dan suami keduanya sudah jarang melakukan hubungan intim layaknya suami-istri, tetapi ia tidak mengira bahwa ia melakukan tindakan tidak senonoh pada salah satu anaknya.
''SJ takut mengakui perbuatan suami saya terhadapnya. Karena ia takut di usir. Sehingga ia diam saja dan ia juga mengakui bahwa ia pernah diancam untuk tidak bilang pada siapa-siapa mengenai tindakan yang dilakukan suami saya,'' ujarnya lirih.
Ia menambahkan, mana ada ibu yang tega mengusir anak karena tindakan suami yang salah.
SJ merupakan anak ketiga dari buah perkawinan pertamanya. SJ sejak kecil hingga usia ke 18 belum pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah. Sehingga ia tak pernah tahu baca tulis. Berbeda dengan kakak keduanya, yang duduk di sekolah dan sekarang bekerja di salah satu rumah makan di Batam.
Keseharian SJ saat ditinggal ibunya bekerja, menjaga adiknya yang baru berusia enam tahun dan melakukan tugas bersih-bersih rumah. Sedangkan ayah tirinya, pekerjaan sehari-hari hanyalah memulung sampah plastik yang uangnya tidak pernah bisa diharapkan mencukupi kehidupan rumah tangga yang terbilang besar.
Suami keduanya saat menikah juga memiliki dua orang anak, yang satu anak dititipkan di keluarga suami keduanya itu. Sedangkan yang satu ikut bersama keluarga besarnya di Perumahan Kampung Bugis. ''Saya tidak pernah menyangka ia tega melakukan ini,''ujar Sum (21) dengan nada suara berapi-api.
Ia menambahkan, dirinya mau ayah tirinya diancam hukuman seberat-beratnya. Karena melakukan tindakan yang membuat keluarganya terluka.
''Sebenarnya saya memang tidak menyukai laki-laki itu (ayah tirinya, red). Karena ibu saya cinta, apa boleh buat. Dengan kelakukannya seperti ini, kami tidak mau mengenal dia lagi. Karena ia tidak tahu berterimakasih, sudah diberikan makan tetapi tidak tahu diri,'' geram Sum.
Apalagi melihat kondisi adiknya, SJ, yang lemah dan tak berdaya. Bahkan tubuhnya yang dulunya berisi, sekarang menjadi kurus. Karena stres akibat persoalan ini. ''Rumah memang selalu sepi. Karena saya bekerja di Batam dan kadang ibu jarang pulang. Karena bekerja juga,'' ungkapnya.
Sementara itu, Dokter Kandungan RSUD Kota Tanjungpinang menuturkan, kondisi kandungan SJ dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada masalah. ''Ia hanya mengalami stres dan tidak mau makan. Makanya tubuhnya lemas, tetapi secara medis tidak ada masalah,'' tandasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu