Menghadapi kasus flu burung, Dinas Sumber Daya Alam (SDA) Kota Tanjungpinang sejak tahun lalu telah membentuk dua tim yang masing-masing tim terdiri dari empat orang.
''Tim ini yang akan memantau ke lapangan dan mengecek bila ada kasus ayam yang mati mendadak di lingkungan masyarakat,'' ujar Arlina, Kasi Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Hewan Dinas Sumber Daya Alam, Drh Arlinda Rabu (8/10).
Mengenai kasus flu burung, lanjutnya, di kota Tanjungpinang hingga saat ini tidak termasuk daerah gawat seperti di daerah lain.
Hal itu terbukti dengan kasus flu burung yang ditangani Dinas SDA Kota Tanjungpinang di tahun 2007 hanya terdapat satu kasus flu burung di Tanjungayu, di perumahan warga. Meskipun begitu, Dinas SDA menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan kandang ayam untuk mencegah terjadinya kasus flu burung.
''Kasus flu burung yang paling rawan terjadi dilingkungan masyarakat. Karena pada umumnya masyarakat membiarkan ayam peliaraannya yang berjumlah dua hingga sepuluh ekor berkeliaran untuk mencari makan sendiri,'' ungkapnya.
Katanya, sebaiknya ayam dipelihara di dalam kandang dan jangan dibiarkan berkeliaran. Kandang ayam dibersihkan setiap hari dengan menggunakan air dan diterjen.
''Ciri-ciri ayam yang terkena virus flu burung antara lain, mati mendadak, berlendir, jangur berubah warna bagi ayam jantan, sedangkan ayam betina produktif telurnya berkurang,'' jelas Arlina.
Sedangkan untuk dipeternakan ayam yang ada di Kota Tanjungpinang tidak terlalu dirisaukan. Sebab untuk dipeternakan ayam yang berjumlah 10 peternakan ayam yang kebanyakan berada di daerah Senggarang dan Tanjungpinang Timur sudah mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan kandang dan juga menjaga kesehatan ayam.
''Memang masih belum sempurna, tetapi sudah mendekati baik dibanding sebelumnya mengenai kesadaran peternak ayam untuk menjaga kesehatan ayam rasnnya dan kandang,'' tuturnya.
Sementara untuk melakukan sosialisasi ke lapangan. Diakuinya, masih kurang dilakukan Dinas SDA.
''Ini dikarenakan keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki di Dinas Sumber Daya Alam, khusunya dokter hewan,'' ungkapnya.
Saat ini tenaga dokter hewan di Dinas SDA hanya dua orang, satu masih tenaga honor dan satu dirinya sendiri. Padahal kasus yang ditangani Dinas SDA tidak hanya pada flu burung, tetapi juga beberapa hewan peternak lainnya, seperti sapi dan kambing.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu