El (19), pelajar STM, kelas III, tidak menyangka pria yang baru dikenalnya saat pertengahan bulan September 2008 lalu tega mengambil keperawanannya dengan paksa. Bahkan perbuatan tidak senonoh itu dilakukan berulang-ulang hingga delapan kali. Di bawah ancaman Pendriadi (26), pengangguran, ia terpaksa melayani nafsu bejat pria yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu.
''Kejadian ini berawal saat pelaku mengajak jalan korban. Rencananya korban mau diajak jalan ke Trikora tetapi tidak jadi dan diajak keliling kota Tanjungpinang,'' ungkap Kapolsek Tanjungpinang Timur, AKP Dunya Harun melalui Briptu Alson, Kanit Reskrim Polsek Tanjungpinang Timur, kemarin.
Nasib naas yang menimpa perempuan yang memiliki kulit sawo matang itu terjadi pada saat Lebaran kedua atau lebih tepatnya, Kamis (2/10) lalu. El tinggal di Jalan Kemboja, Gang Krekok, Kota Tanjungpinang. Sedangkan Pendriadi tinggal di Jalan Kampung Loune Kilometer 45, Kecamatan Bintan Bunyu, Kabupaten Bintan. Perkenalan singkat dengan pria yang memiliki postur tubuh kurus tinggi itu di Kacapuri.
Setelah perkenalan singkat itu, komunikasi dilakukan dengan menggunakan ponsel dengan saling berkiriman SMS (Short Massage Service) dan telepon. Pada saat di malam kejadian itu, El rencananya diajak jalan-jalan ke pantai Trikora oleh Pendriadi dengan menggunakan sepeda motor. Sekitar pukul 15.00 WIB, mereka janjian ketemuan di Batu 9, Tanjungpinang. El pada saat itu tidak menaruh curiga terhadap pria yang baru dikenalnya saat pertengahan puasa itu.
''Korban diajak keliling-keliling oleh tersangka sampai hingga tengah malam. Saat berada di Batu 9 dekat terminal, tersangka mencoba memperkosa korban,'' urai Alson.
Alson menambahkan, saat itu tersangka meminta kepada korban untuk melakukan hubungan intim, tetapi korban menolak.
''Korban sempat mengigit dan memukul tersagka, tetapi tersangka yang sudah emosi malah memukul korban dan mengancam akan menelanjanginya dan membuat keluarganya malu,'' jelasnya.
Namun, El tidak mau melakukan hubungan intim itu segera berusaha melarikan diri, tetapi usahanya sia-sia. Karena perlawanannya itu, ia ditampar dan bajunya di robek. Masih tetap memberontak, Pendriadi mengambil helm dan memukul kepala korban.
''Korban sempat bilang kepada tersangka lebih baik ia dibunuh dari pada di perkosa, tetapi tersangka malah bilang lebih baik di perkosa daripada membunuhnya dan sekalian mempermalukan keluarganya. Dibawah ancaman itu, korban melayani tersangka,'' kata Alson.
Setelah melakukan aksi pertamanya, korban dibawa ke wisma Restu, Jalan tugu Pahwalan, Meja tujuh, Tanjungpinang. Selama tiga hari di kamar nomor 310, korban di perkosa sebanyak tujuh kali. Pada saat itu, korban juga berusaha melarikan diri, tetapi tidak berhasil.
''Korban sempat mencoba melakukan aksi bunuh diri, dengan menyetrumkan tubuhnya di listrik, tetapi digagalkan dan sempat mencoba meloncat dari jendela da berhasil digagalkan tersangka,'' terang Alson.
Korban, lanjut Alson, tidak bisa melakukan apa-apa, tangannya diikat dengan handuk hotel dan mulutnya di sekap dengan jilbab. Bahkan bajunya di sobek-sobek agar tidak lari.
Semua biaya makan dan hotel, serta membeli baju korban dari uang korban itu sendiri. Pada saat nasib naas itu menimpanya, korban membawa uang sebanyak Rp1,4 juta dan uang tersebut digunakan untuk keperluan biaya makan dan juga penginapan hotel.
''Tersangka mengajak korban check out dari hotel hari Minggu, lalu mereka jalan-jalan ke Ramayana. Saat di sana korban bertemu dengan keluarganya dan menceritakan itu semua. Tersangka langsung ditahan keluarga dan melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi,'' tuturnya.
Kini, tersangka dijerat Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan junto Pasal 351 dan Pasal 353 tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman penjara sembilan tahun. ''Kasus ini sepertinya ada indikasi damai,'' tandasnya.
Sementara itu, Pendriadi, tersangka pemerkosaan mengakui perbuatannya. ''Awalnya kami mau melakukan atas dasar suka sama suka, tetapi tidak jadi,'' tutur Pendriadi.
Diakuinya, dirinya mengenal korban pertengahan bulan puasa dan tidak pacaran dengan korban. ''Saat itu, El menolak dan saya paksa dia untuk melayani saya. El yang duluan menampar saya, makanya saya balas menampar dan mengancam dia akan mempermalukan keluarganya,'' ungkapnya sambil tertunduk.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu