Disiksa dan Diperkosa
Sekitar pukul 16.00 WIB, dua wanita yang merupakan korban pemerkosaan dan penyiksaan dari Malaysia tiba ke Tanjungpinang dan langsung dibawa ke Shelter Engku Putri yang berada di Kilometer 10 Tanjungpinang, Rabu (15/10) lalu. Mereka bernama Suharti (16) dan Siti (28).
Suharti hampir menjadi korban pemuas nafsu majikannya yang berada di Malaysia. Percobaan pemerkosaan yang terjadi pada dirinya tidak hanya sekali, tetapi tiga kali. Suharti menuturkan, dirinya pergi ke Malaysia tanpa mengeluarkan uang sepersen pun.
''Saya berniat ke Malaysia untuk membantu keuangan keluarga. Di Flores, hanya tinggal ayah dan dua adik laki-laki. Ayah hanya bekerja sebagai sensor. Karena itu, saya berniat mengubah nasib di Malaysia,'' ungkap gadis berkulit gelap itu.
Diakuinya, selama di Malaysia majikan perempuannya sangat baik dan majikan perempuannya selalu bekerja dari pagi hingga jam 12 malam. Sedangkan majikan prianya tidak bekerja.
Percobaan pemerkosaan yang dilakukan pria yang bernama Ameng itu terjadi saat, Suhartini disuruh membeli sesuatu di kios yang tak jauh dari rumahnya. ''Saya diberi uang lima puluh ringgit. Saat saya ke kios, majikan saya ngikuti dari belakang,'' ujarnya sambil tertunduk.
Katanya, saat itu, dirinya disuruh masuk ke rumah kosong dengan alasan, warungnya ada didalam situ.
''Saya sudah teriak-teriak, tetapi tidak ada jawaban,'' ungkapnya.
Pada saat itu, pintu rumah kosong itu ditutup dari belakang. Begitu pintu tertutup dari belakang, pria yang sudah mempunyai anak satu yang berusia dua tahun itu membuka celananya. Karena ketakutan hendak di perkosa, ia pun teriak dan mencoba menelpon temannya yang bekerja sebagai pelayan restauran yang tak jauh dari tempatnya bekerja.
''Saya telepon kawan saya dan Yanti pun langsung datang dan menolong saya. Kami diancam untuk tidak bilang ke istrinya atau saya dilaporkan ke polisi,'' tuturnya dengan nada bergetar.
Akhirnya kejadian itu pun dipendamnya seorang diri. Tidak berani melapor pada polisi setempat maupun majikan. Dipikirnya, majikan prianya itu, tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Apalagi Suhartini sudah bekerja di rumah majikannya di Batu Pahang, Malaysia selama tiga bulan.
Ternyata nafsu bejat majikannya tidak urung juga. Percobaan pemerkosaan terhadapnya pun terjadi di dalam rumah. ''Saat percobaan pemerkosaan dua kali itu, saat saya hendak istirahat sehabis bekerja. Saya teriak-teriak dan akhirnya tak jadi,'' ujarnya lirih.
Namun sudah dua kali gagal, pria yang bernama Aseng itu pun tidak menyerah juga. Kurang lebih lima hari kemudian, Aseng mencoba mengagahi Suharti. Lagi-lagi dewi fortuna masih melindungi Suharti dan ia pun langsung kabur dari rumah majikannya menuju kantor polisi terdekat.
''Sampai di sana saya ceritakan semuanya dan saya dibawa ke Dubes Indonesia yang ada di Malaysia dan dipulangkan ke sini,'' katanya.
Suharti mengaku, dirinya kapok keluar negeri untuk bekerja. ''Saya tidak mau lagi ke Malaysia, saya mau pulang ke rumah saja,'' ujar Suharti yang tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Diakui Suharti, pasportnya dipalsukan usianya. ''Kawan saya Tati yang ngasih tahu, kalau usia pasport saya dipalsukan. Disitu saya ditulis 19 tahun padahal usia saya 16 tahun. Saya diiming-imingi uang besar 600 ringit per bulan dengan pekerjaan yang enak,'' katanya.
Berbeda dengan Siti yang mendapat luka pada mata dan tubuhnya, Siti juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Berbeda dengan Suharti, ia mendapat majikan yang baik hanya saja agent-nya di Malaysia yang berlaku kasar.
''Bekas luka ini bukan dari majikan saya tetapi dari agent saya yang ada di Malaysia,'' ujarnya.
Dengan masih berbaring, Siti menuturkan, dirinya sempat bekerja selama dua bulan di Malaysia dengan majikan yang baik. Namun, saat bekerja dua bulan di Malaysia, agent yang memasukannya itu memanggilnya dan menyuruhnya pulang.
''Agent saya datang, saat itu ia meminta izin ma majikan saya untuk membawa saya beberapa hari. Begitu saya masuk ke kereta, saya disuruh berbohong sama Kedutaan bahwa pasport saya hilang,'' ujar Siti masih berbaring lemah.
Katanya, dirinya dengan tegas menolak. Habis itu, agent-nya langsung meninju mata kirinya dan langsung menendang punggungnya.
''Saya ketakutan dan saya terpaksa berbohong. Saya bilang saya mau bilang seperti apa yang dia mau,'' ungkapnya karena ia diancam akan terus dipukulin.
Begitu, Siti mau berbohong, kereta pun langsung meluncur ke Kedutaan Besar Indonesia di Negera Malaysia. Sesampainya disana, Siti pun langsung menceritakan prihal sebenarnya. ''Saya cerita ma bapak dubes disana dan saya tahu, saya pasti disuruh tinggal dan benar. Saya tinggal disana selama lima hari dan dipulangkan kesini,'' ujar ibu dua anak itu.
Kata Siti, dirinya ke Malaysia bukan karena kekurangan uang. ''Suami saya petani dan saya memiliki dua anak. Saya mencoba ke Malaysia karena dibujuk sama tetangga saya. Katanya, di Malaysia enak, gaji besar. Saya tidak mau lagi ke sana. Saya mau tinggal ma suami ku aja,'' ujarnya mengakhiri.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu