Pemerintah Kepulauan Riau terus menggesa proyek multiyears pembangunan pusat pemerintah di Dompak. Pembangunan yang menelan dana Rp1,9 triliun diperkirakan tidak selesai hingga masa kepemimpinan duo Ismeth Abdullah - HM Sani sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri yang pertama di Kepulauan Riau.
Ismeth, Gubernur Kepri menolak mega proyek pembangunan gedung pemerintahan yang dipusatkan di Dompak tidak akan kelar pada masa jabatannya sebagai Gubernur Kepri. ''Pembangunan terus berjalan dan tidak ada hambatan,'' ungkap Ismeth, kepada Batam News belum lama ini.
Diakuinya, saat ini pembangunan sudah berjalan dan ada yang siap 10 hingga 25 persen.
Untuk membuktikan ucapan pria nomor satu dilingkungan Provinsi Kepulauan Riau. Batam News berkesempatan untuk meninjau langsung ke lapangan bersama Kabag Biro Pemerintahan dan anggota DPRD Kepri dari Komisi I. Jalanuntuk menempuh satu lokasi proyek dengan proyek yang lain sangat berjauhan. Selain itu juga terkendala jalan yang masih belum tertata rapi, terjal dan berbukit-bukit.
Lokasi yang dituju antara lain proyek pembangunan Umroh, gedung pemerintah Provinsi Kepri, mesjid raya dan jembatan penghubung antara Tanjungpinang dengan Dompak. Di Dompak masih terlihat aktivitas penambang bauksit. Menurut Ismeth, pengusaha bauksit akan berhenti beroperasi paling lambat akhir Desember. Walaupun kontrak dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang belum berakhir, tetapi pengusaha tambang bauksit bersedia untuk menghentikan aktivitas tambang.
''Aktivitas penambang bauksit hingga saat ini belum menganggu kelancaran pembangunan Dompak,'' ujar Radja Tjelak Nur Djalal, Kapala Bagian Biro Pemerintahan Provinsi Kepri dan Ketua Tim Pembebasan Lahan.
Diakui Boy, sapaan Radja Tjelak Nur Djalal, walaupun sebagian warga belum mau menyerahkan lahan mereka, tetapi warga tetap mendukung kelancaran pembangunan pusat pemerintah di Dompak.
Hal itu terlihat dibeberapa titik masih ada beberapa lahan yang belum digarap untuk dibangun pusat pemerintahan. Namun, pekerja mengaku tidak terjadi kendala. ''Ada satu titik terpaksa dihentikan sementara pengerukan lahannya. Karena pemilik masih enggan melepaskan lahannya, sehingga lokasi pengerjaannya dipindah,'' ungkapnya.
Di PT Pembangunan Perumahan (PT PP) yang bertugas menggarap proyek pembangunan Univeritas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) sudah merampungkan 10 persen progeres pembangunan Umrah yang dicanangkan sebagai universitas negeri Kepri yang dipusatkan di Tanjungayun, Dompak.
''Untuk pembangunan Umrah ini lahan yang digunakan kurang lebih 30 hektar dan rencananya di lahan ini akan dibangun pelaksana rekorat, perpustakaan, dan beberapa bangunan lainnya,'' ungkap Arifin TB, petugas pertanggungjawaban di Lapangan.
Diakuinya, kendala yang dihadapi dalam membangun Umrah, terkendala transportasi. ''Susah mau masuk barang material kesini. Terkendala transportasi,'' akunya.
Ditegaskannya, pembangunan Umrah kalau tidak ada aral melintang akan siap dalam waktu satu setengah tahun.
Berbeda dengan PT Jaya Kontruksi, Project Manager PT Jaya Kontruksi, Dody mengaku tidak ada kendala dalam pengiriman barang material. ''Barang material untuk pembangunan gedung gubernur sudah tersedia semua. Tinggal pengerjaannya aja,'' ungkapnya.
Diakuinya, proyek pembangunan gedung gubernur dikebut siang dan malam. Paling malam untuk pekerjaan regular jam 22.00 WIB. Sedangkan untuk pengecoran sampai jam 02.00 dini hari.
''Untuk pembangunan gedung pemerintah diberi tenggang waktu 900 hari dan baru berjalan 326 hari. Pembangunan gedung sudah hampir mencapai empat lantai untuk pondasinya,'' tuturnya.
Menurut Dody, kalau tidak ada halangan cuaca pembangunan akan selesai akhir tahun 2009. ''Gubernur minta secepatnya dan kami akan mengusahakan. Saat ini pembangunan gedung baru mencapai 24, 5 persen,'' tandasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu