Ismeth : Ada Kemungkinan PHK
Melihat menurunnya order di sejumlah perusahaan industri di Kepulauan Riau bakal berdampak akan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal tersebut diakui, Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau, kemarin. ''Sudah ada beberapa tanda perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja. Kami akan berusaha menekan angka PHK agar jangan terlalu banyak karyawan yang di PHK,'' ungkap Ismeth.
Tanda-tanda itu terlihat karena jumlah produksi di beberapa perusahaan sudah menurun dibanding sebelum terjadinya krisis keuangan yang terjadi di Amerika. Ditambah lagi, sebentar lagi akan ada pembahasan UMK (Upah Minimum Karyawan) setiap tahunnya. Dimana Serikat Pekerja dan Serikat Perusahaan tidak pernah menemukan titik temu sesuai keinginan dalam pembahasan upah dari tahun ke tahun.
''Sebaiknya pembahasan UMK yang dibahas antara serikat pekerja dengan serikat pengusaha untuk saling mengerti antara satu dengan yang lain,'' ujarnya.
Jika tidak ada saling pengertian, lanjut Ismeth, bisa saja memberikan dampak pada pabrik yang tidak bisa beroperasi. Sehingga kedua belah pihak sama-sama dirugikan.
''Ini harus kita pertahankan, jangan sampai pabrik tutup dan akan berdampak pada banyaknya angka PHK karena sudah tidak mampu lagi beroperasi,'' urainya.
Ismeth menambahkan, beberapa perusahaan di luar negeri sudah ada beberapa yang tutup karena dampak dari krisis keuangan yang terjadi di Amerika.
Sementara itu di tempat terpisah, Rudi Chua, Wakil Ketua Apindo Kepri, kemarin, menuturkan, ada kemungkinan perusahaan akan mengurangi karyawan untuk mengurangi pengeluaran yang besar atau tutup. Lantaran, tidak sanggup membiayai produksi.
''Karena krisis Amerika berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Dikarenakan finansial atau nilai mata uang meningkat. Sehingga cost yang dikeluarkan perusahaan lebih besar dibanding pemasukan. Sehingga berdampak pada produktifitas perusahaan karena permintaan menurun,'' jelas Rudi Chua.
Menurut pengamatan Rudi Chua, saat ini barang-barang elektronik seperti televisi, ponsel hingga makanan akan mengalami kenaikan harga. Sedangkan daya beli masyarakat menurun, menyebabkan kedua belah pihak antara karyawan dan pengusaha sama-sama mengalami kesulitan.
''Perusahaan mau tidak mau harus mengurangi biaya dengan berbagai cara, salah satunya bisa saja dengan memberhentikan karyawan untuk mengurangi cost atau kalau perusahaan itu benar-benar tidak bisa beroperasi lagi. Sehingga perusahaan terpaksa tutup,'' terang Rudi.
Disinggung mengenai persoalan pembahasan UMK tiap tahun yang tidak pernah menemukan kesepakatan antara serikat pengusaha dengan serikat pekerja, apalagi dengan kondisi perekonomian yang semakin susah. Rudi menuturkan, khusus di Bintan setelah melakukan beberapa kali pertemuan antara pengusaha dan serikat pekerja. Pengusaha mengelurkan pembahasan UMK.
''Kondisi perekonomian, ditambah pembahasan UMK bisa saja menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya PHK yang harus diambil pengusaha untuk mempertahankan usahanya atau benar-benar tutup,'' tukasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu