Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tanjungpinang sejak dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang terus berjatuhan. Dalam bulan November saja tercatat korban DBD yang meninggal dunia sebanyak enam orang yang terdiri dari empat pasien dari RSAL dan dua pasien dari RSUD Tanjungpinang.
BACA JUGA : HIT OBAT NYAMUK LINDUNGIN KELUARGA
Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tanjungpinang, Eddy Sobri, Selasa (2/12), bulan November saja sudah sebanyak 80 pasien lebih yang mendapat perawatan di RSUD.
''Angka pastinya saya masih belum tahu, tetapi sudah 80 lebih pasien yang dirawat karena demam berdarah. Bahkan kami juga menyediakan ruang khusus untuk perawatan DBD,'' ujarnya.
Menurut pantauan Batam News di ruang Anggrek, RSUD Tanjungpinang saja sebanyak 18 pasien yang dirawat karena kasus demam berdarah, ada yang sudah positif maupun masih gejala atau suspeck. Sedangkan di ruang khusus KLB sebanyak 5 orang yang mendapat perawatan intensip di sana.
''Di ruang KLB saja hari ini pasien yang masuk berjumlah dua orang dan baru suspek. Untuk antisipasi. Karena anak-anak yang paling rentan terjangkit DBD,'' ungkap Desrita, perawat ruang khusus KLB Demam Berdarah.
Selama ruangan yang biasa digunakan untuk ruang rapat disulap sebagai ruang rawat inap khusus pasien DBD yang mulai berlangsung 28 November 2008 lalu sudah sebanyak 14 pasien yang mendapatkan perawatan di sana. ''Kami tidak bisa menolak pasien DBD yang membutuhkan perawatan. Karena itu ruangan ini dijadikan tempat untuk merawat pasien yang suspek DBD dan membutuhkan perawatan inap,'' urai wanita berjibab itu.
Sementara itu, Saleha, ibu pasien DBD atas nama Debi (7) menuturkan, anaknya sudah beberapa hari mendapatkan perawatan DBD. ''Rumah saya di Kilometer 18, anak saya panasnya tak turun-turun. Karena itu saya membawa ke dokter dan dinyatakan demam berdarah,'' urainya.
Diakuinya, lingkungan jarak tempat tinggalnya dengan tetangga lumayan jauh dan dibelakang rumahnya kebun. Sedangkan program 3 M (Menguras, Menutup dan Menimbun) juga telah dilaksanakan.
Sedangkan Yusmalisa, ibunda dari Muhammad (8) mengungkapkan, dilingkungan tempat tinggalnya di Jalan Bukit Cermin sudah ada dua orang tetangganya yang dinyatakan positif DBD. ''Namun hingga anaknya pun sakit panas pada hari Selasa lalu masih belum dilakukan fogging,'' ungkap Yusmalis.
Diakuinya, rumahnya tidak ada parit. Sehingga kemungkinan jentik bersarang tidak ada di parit. Lingkungan rumahnya pun tiap sebulan sekali selalu diadakan gotong royong bersama Ketua RT setempat.
Ditempat terpisah, dr Hardianto, Kepala Bidang P2M (pemberantasan penyakit menular) Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang menuturkan, fogging dilaksanakan setelah pasien dinyatakan sebagai demam berdarah oleh rumah sakit, baru difogging.
''Begitu ada yang positif dua hingga tiga hari setelah dinyatakan baru akan kami laksanakan fogging untuk dilingkungan yang dinyatakan positif. Sebelumnya, kami akan mengecek rumah yang dinyatakan positif, apakah ada sarang jentik, maka harus ditabur abate,'' ungkapnya.
Sejak dinyatakan sebagai KLB Demam berdarah, namun pasien DBD terus berjatuhan dari waktu ke waktu. Mengenai itu. Hardianto mengungkapkan, ada dua faktor yang menyebabkan pasien terus bertambah. ''Faktor pengaruh cuaca dan juga faktor prilaku masyarakat,'' ujarnya.
Untuk faktor cuaca di Kota Tanjungpinang cuacanya panas dan mendung. Sehingga menyebabkan sarang jentik. Karena lingkungan yang lembab. Disebabkan cuaca mendung dan hujan. Sedangkan untuk faktor prilaku masyarakat masih banyak masyarakat yang tidak menjaga kebersihan di lingkungannya.
''Tujuh puluh persen dilingkungan rumah masyarakat didapati sarang jentik. Sehingga membuat nyamuk demam berdarah hidup. Masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungannya untuk menghindari DBD,'' tandasnya.
Artikel terkait HIT OBAT NYAMUK LINDUNGIN KELUARGA
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu