Kembali terjadi kebakaran di Kota Tanjungpinang, kali ini semak seluas setengah hektar habis dimakan jago merah. Penyebabnya diduga dari sampah yang memang sengaja dibakar, lalu api merembet ke semak-semak yang ada disekitar lokasi di perumahan Kijang Kencana, di Kilometer 11, Tanjungpinang, Rabu (18/2).
Menurut AKP Budi, Kasat Intel Polresta Tanjungpinang, kemarin, kebakaran semak belukar seluas satu hektar yang ada didekat pemukiman penduduk diduga dari api pembakaran sampah.
''Warga melihat api, sekitar pukul 10.15 dan langsung berusaha memadamkan api tersebut. Saat kita datang, api sudah padam dan juga sudah ada petugas pemadam kebakaran yang membantu warga memadamkan api,'' ujarnya.
Petugas pemadam kebakaran begitu mendapat informasi langsung menurunkan satu unit mobil pemadam kebakaran dan dalam hitungan sepuluh menit api pun langsung dipadamkan, berkat bantuan masyarakat setempat. Menurut sumber informasi, lokasi tersebut sudah dua kali terbakar.
''Kami menghimbau agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan dengan situasi dan kondisi saat ini yang bisa rawan kebakaran. Kami juga masih menyelidiki apakah kebakaran ini disengaja atau tidak,'' tukasnya.
Sebelumnya, Selasa (17/2) sore sekitar pukul 15.30 WIB, telah terjadi kebakaran di hutan lindung di dua lokasi bersamaan yakni kilometer sembilan dan kilometer dua belas, atau hanaria. Penyebab api yang menghabiskan hutan di Kota Tanjungpinang seluas enam hektar itu masih belum diketahui.
Dua mobil pemadam kebaran berhasil memadamkan api yang terus menjalar kebeberapa ruas yang cepat terbakar. Bahkan di lokasi hanaria, api dari kebakaran hutan itu hampir membakar rumah penduduk setempat. Untunglah petugas pemadam kebakaran langsung turun ke lapangan begitu mendapat informasi sekitar pukul 15.30 WIB.
''Kami menurunkan dua puluh empat personil dengan dua unit mobil pemadam kebakaran,'' ujar Mukmin, Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Kota Tanjungpinang.
Diakuinya, untuk memadamkan api di dua titik tersebut personilnya tidak mengalami kesulitan. Karena lokasinya mudah dijangkau dan dimasukin mobil pemadam kebakaran.
Api yang masih belum diketahui penyebabnya itu terus menerus membakar beberapa lahan yang ada dilokasi. Namun, untunglah, rumah-rumah masyarakat setempat sempat dievakuasi, sehingga api tidak menggena rumah masyarakat. ''Kami menghabiskan 33600 ton air atau dua unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang ada disitu,'' ungkapnya.
Akibat kebakaran tersebut, terjadi polusi udara di dekat lokasi kebakaran yang terjadi. ''Kami menghimbau kepada masyarakat untuk terus waspada terhadap kondisi cuaca yang panas begini. Karena memudahkan api menjalar dan membakar barang yang mudah kebakar,'' urainya.
Ditegaskan Mukmin, pihaknya juga menghimbau agar tidak membakar hutan dengan kondisi dan cuaca seperti ini. ''Kalau mau menebang pohon, di tebang saja. Jangan di bakar, karena itu dapat merugikan orang banyak. Polusi dan sebagainya. Selain itu, kami juga menghimbau kepada orangtua agar anaknya tidak sembarangan menekan angka 113 sehingga menganggu kinerja pemadam kebaran dengan informasi bohong,'' tukasnya.
Hutan bukit mata kucing beberapa hari ini juga kebakaran (dikit).
ReplyDeleteWarga Batam makin brutal aja ya, hutan lindungpun digarap....
F.Y.I
ya, begitulah manusia
ReplyDelete