Menurut Bripka Alson, Kanit Reskrim Tanjungpinang Timur, Minggu (8/2), Fitri datang ke Mapolsek Tanjungpinang Timur didampingi bu Erna yang merupakan majikannya yang baru. ''Dia membuat laporan bahwa di perkosa sama majikannya yang lama, setelah di visum hasilnya negatif,'' ungkapnya.
Mengenai hasil laporan yang dibuat Fitri ke Mapolsek Tanjungpinang Timur dengan membuat laporan diperkosa, polisi tidak melakukan tindakan apa pun terhadap gadis asal Banten tersebut. ''Kami tahu dia sedang stres dan bingung, sehingga kami menitipkan ke Shelter Engku Putri. Karena dia minta dipulangkan,'' tuturnya.
Sebelum itu, pihak kepolisian juga telah menanyakan prihal laporan tersebut kepada majikannya yang pertama. Karena pada saat melapor, gadis berkulit sawo matang itu pun mengaku gajinya belum dibayarkan. ''Saat kami meminta keterangan kepada majikannya yang pertama, baru enam bulan dia bekerja sudah kabur. Sedangkan uang gajinya diterima oleh kakak kandungnya sendiri. Pembayaran gajinya yang diambil kakaknya berdasarkan kuintansi,'' ujarnya.
Sementara itu, Fitri Yani yang ditemui di Shelter Engku Putri awalnya mengaku tidak di perkosa oleh majikannya. ''Saya tidak diperkosa sama majikan saya. Majikan saya orangnya jahat, suka memukul saya tanpa asalan,'' tutur Fitri di ruang tamu Shelter.
Dikatannya lagi, dirinya dipaksa membuat laporan bahwa dirinya di perkosa oleh majikan barunya yang mengantarnya ke Mapolsek Tanjungpinang Timur untuk membuat laporan.
Fitri Yani berniat mengikuti jejak kakak kandungnya mengadu nasib di kota Tanjungpinang sebagai pembantu rumah tangga. Fitri yang datang ke Tanjungpinang bersama kakak kandungnya itu bekerja di salah satu saudara majikan kakaknya.
Fitri yang bekerja di kilometer lima dengan majikan warga Tionghoa itu baru berjalan enam bulan sejak bulan Mei 2008 hingga Oktober 2008 lalu. Pada saat bekerja di majikan pertamanya ini, Fitri mengaku sering di jewer dan dipukul tanpa alasan yang jelas.
''Saat saya lagi mencuci baju, saya dijewer. Lalu, saya pernah saat membersihkan kompor, lap kompor itu ditaruh di mulut saya. Saya nggak betah, makanya kabur dari situ,'' ujarnya dengan nada sendu.
Setelah kabur dari majikan pertama, dia pun mendapatkan pekerjaan yang sama di Kilometer Sembilan atau lebih tepatnya di rumah Erna. Disitu baru bekerja, ia pun juga merasa tidak betah. ''Kalau yang ini majikan saya pelit. Saya cuma diberi makan sehari sekali, saya juga tidak betah,'' ungkapnya.
Diakuinya, dirinya sering sakit-sakitan, karena itu dipikir majikan barunya dirinya hamil dan disuruh melapor ke polisi dan tidak perlu takut.
''Saya dibawa ke bidan dan bidan bilang saya hamil empat bulan. Lalu, bu Erna menemani saya ke kantor polisi untuk membuat laporan,'' tuturnya.
Menurutnya, dirinya sudah tidak betah bekerja dan mau pulang. Sedangkan uang gaji yang diterimanya selama bekerja di rumah bu Erna sudah habis untuk membayar biaya pengobatan. ''Sejak dulu saya punya maag,'' tukasnya.
Sementara itu, Ahmad Rodian, Humas Selter Engku Putri menuturkan, pihaknya akan memeriksa kesehatan dari Fitri Yani. ''Fitri masuk ke Shelter diantar oleh polisi hari Sabtu siang, jadi kami baru bisa melakukan pemeriksaan fisik hari Senin nanti, dari situ kita akan lihat apakah memang benar Fitri hamil atau tidak,'' ungkapnya.
Selain itu pihak Shelter juga akan melakukan pembinaan terhadap Fitri, setelah hasil keluar dan dilakukan pemeriksaan piskologi. ''Sesuai dengan permintaannya, ia akan dipulangkan ke daerah asalnya,'' pungkas Lalu, sapaan Ahmad Rodian.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu