Menu

Mar 10, 2009

Kisah TKI Ilegal

Sebanyak 150 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Malaysia di deportasi dengan menggunakan kapal Batam Line. Sekitar pukul 13.00 WIB, kapal Batam Line berlabuh di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura. Mereka yang dideportasi yakni 81 pria dan 69 wanita, dua diantaranya sedang mengandung, Rabu (4/3).

Kebanyakan TKI ilegal yang dideportasi ini masuk lewat pintu belakang alias melalui pelabuhan yang tidak resmi dengan menumpang kapal tongkah yang hendak ke Malaysia. Kebanyakan alasan dari para wanita yang di deportasi tersebut karena sudah tidak mampu lagi menanggung biaya hidup sehari-hari, sedangkan lapangan pekerjaan kian sulit didapati dengan tanpa keahlian.

''Saya nekad saja ke Malaysia tanpa dokumen, karena saya sudah tak sanggup lagi membiayai kehidupan di rumah. Mana dua anak saya sedang kuliah lagi, jadi membutuhkan biaya yang banyak,'' ujar Siti, salah satu dari TKW yang dideportasi tersebut saat sedang berbaris diantara puluhan wanita lainnya.

Diakui wanita bertubuh kurus tersebut, dirinya ke Malaysia hanya bermodalkan Rp350 ribu naik tongkah dari Dumai ke Malaysia.

Dengan modal Rp350 ribu dan tanpa dokumen lengkap, bahkan pasport pun tak punya, ibu dua anak ini nekad untuk merantau dan mengubah nasib ke negeri jiran. ''Ya untung-untungan saja, mencoba. Saya sempat kerja satu tahun di Malayasia, sama majikan saya. Namun, sayang saya kena ciduk sama pasukan saat sedang keluar rumah,'' tutur wanita asal Madura tersebut.

Berbeda cerita lagi dengan Rina (24), dirinya ke Malaysia hanya menggunakan pasport pelancong. ''Saya ke Malaysia menggunakan kapal terbang dari Jawa langsung, naik pesawat dari Jawa ke Malaysia saya membayar Rp4 juta,'' papar gadis berkulit sawo matang itu.

Diakui Rina, dirinya ke Malaysia hanya bermodal nekad saja. Bahkan uang untuk biaya naik pesawat itu dipinjamnya dari tetangga rumahnya, supaya dia bisa ke Malaysia untuk mengubah nasib. Menurut pengakuan wanita berambut pendek itu, sempat bekerja di Malaysia selama satu tahun sebagai pembantu.

Namun naas, lagi-lagi tim Pasukan Sukarela Malaysia menangkapnya saat sedang keluar rumah. Sehingga ia sempat dipenjara selama satu bulan, sebelum dipulangkan ke Indonesia melalui kota Tanjungpinang. ''Saya bukannya tidak mau lewat yang resmi, tetapi saya tidak punya uang untuk mengurus semua dokumen itu. Jadi, saya main nekad saja,'' tuturnya masih di dalam barisan para TKW.

Sementara itu, ada kisah cinta dari ratusan para TKI ilegal yang dipulangkan tersebut. Kisah cinta dimana Sumiati (20), TKW ilegal yang dipulangkan itu sedang mengandung delapan bulan. ''Saya menyusul suami saya yang bekerja di Malaysia, memang saya dan suami tidak menggunakan dokumen sama sekali. Saya menggunakan kapal Tongkang dari Tanjungpinang ke Malaysia dan suami saya menjemput di sana,'' tuturnya.

Bersama suaminya yang juga bekerja sebagai buruh harian yang digaji per hari 20 ringgit itu tanpa dokumen resmi itu sempat berlangsung selama dua tahun. Namun, kelangsungan para pekerja Indonesia yang tidak menggunakan dokumen resmi tersebut harus berakhir, karena tim dari Malaysia mengetahui keberadaan mereka dan langsung mengamankan mereka. ''Ya, mau bagaimana lagi, namanya juga usaha mencari uang,'' tukasnya dengan wajah lemas.

Berbeda kisah dengan Riana yang sedang mengandung empat bulan, Riana baru tujuh bulan berada di Malaysia. ''Saya menikah sirih dengan suami saya di Malaysia, kami berkenalan saat saya bekerja di warung makan dan baru satu bulan,'' tuturnya.

Wanita asal Bengkulu tersebut mengaku ketangkap karena pasportnya hilang. ''Ya, kami ketangkap karena pasport saya hilang dan saya sempat di penjara satu bulan, lalu di pulangkan. Sayang, suami saya masih di sana (di penjara Malaysia, red),'' ujarnya.

Ada kisah cinta, ada kisah tragis yang dialami Sumarti. Sumarti yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga harus mendekam di penjara bersama wanita yang baru dikenalnya di penjara. Pada saat dipulangkan itu, Sumarti lebih banyak diam, pasalnya selama di penjara, dia suka disiksa oleh petugas keamanan di sana. Hal tersebut terlihat pada bekas tanda-tanda siksaan pada tubuh wanita bertubuh sedang itu. Memar pada lengan kanan dan kirinya masih terlihat jelas. Tidak hanya pada tangannya saja, tetapi juga kakinya.

Menurut pengakuan salah seorang teman selnya, dia suka disiksa dan dipukuli, bahkan diinjak. ''Dia masuk ke penjara karena majikannya menuduhnya mencuri barangnya. Padahal dia baru satu bulan bekerja di sana. Kasihan dia, kami tidak bisa menolongnya saat dia disiksa oleh petugas,'' tukasnya.

150 tenaga kerja Indonesia ilegal ini oleh tim satgas BP2TKI tersebut akan dimasukan ke tempat penampungan deportasi TKI dan akan didata. Menurut Ernawati, salah satu anggota tim Satgas BP2TKI, mereka akan didata dan dilihat mana yang akan dikirim ke shelter.

1 comment:

  1. mari shopping sih!! bisa pakai paypal :)

    http://kaffeeklatchshopping.blogspot.com/

    ReplyDelete

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu