Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Munzir Purba, kemarin, petir mengandung aliran listrik dan bagi yang terkena petir langsung ada dua efek yakni efek panas dan bisa membuat luka bakar dan juga bisa menyebabkan berhentinya kerja jantung.
''Petir yang mengenai orang secara langsung bisa menyebabkan orang seketika meninggal begitu terkena petir. Sedangkan kebanyakan korban yang dirawat ini terkena petir secara tidak langsung (penyebaran arus petir, red),'' ujar Munzir.
Aliran listrik akibat sambaran petir mengalir melalui tubuh manusia maka organ-organ tubuh yang dilalui oleh aliran tersebut akan mengalami kejutan. Arus tersebut dapat menyebabkan berhentinya kerja jantung. Selain itu efek rangsangan dan panas akibat arus petir pada organ-organ tubuh dapat juga melumpuhkan jaringan-jaringan atauotot-otot bahkan bila energinya besar dapat menghanguskan tubuh manusia.
Perlu diketahui yang menyebabkan kematian bukan saja karena sambaran langsung tapi juga sambaran tidak langsung, karena di sekitar titik atau tempat yang terkena sambaran akan terdapat muatan listrik dengan kerapatan muatan yang besar dimana muatan itu akan menyebar di dalam tanah dengan arah radial.
Penyebaran muatan ini akan menyebabkan adanya tegangan langkah pada manusia yang ada di sekitar titik sambaran, serta dapat membahayakan. Tegangan langkah merupakan tegangan yang timbul antara dua bagian tubuh manusia yang berada pada suatu gradien tegangan, sehingga antara kedua bagian tubuh tersebut timbul beda tegangan dan menyebabkan arus listrik mengalir di dalam tubuh.
''Petir menyamber ke tanah dan tanah saat itu kondisinya basah terkena genangan air, sehingga aliran listrik tersebut menyebar ke seluruh tanah dan efeknya pada tubuh orang berbeda-beda,'' terangnya.
Terkait kejadian tersebut hanya menewaskan satu orang yakni Supanti (15) yang merupakan salah satu pelajar SMP di salah satu sekolah di Tanjungpinang. Munzir menuturkan, dirinya mendapat laporan, kondisi korban tidak gosong hanya terdapat luka kecil yang menyebabkannya meninggal.
''Untuk mengetahui lebih lanjut, seharusnya tubuh korban di otopsi, karena reaksi sengatan petir pada masing-masing orang berbeda-beda,'' urainya.
Menurut pantauan Batam News di lapangan, Sabtu malam lalu, dua rumah sakit di Tanjungpinang penuh sesak, karena keluarga pasien dan juga keluarga korban yang terkejut mendengar kabar bahwa keluarga maupun sanak saudaranya tersamber petir. Namun, dari lima puluh korban yang terkena sengatan listrik, sebagian merupakan luka ringan dan bisa langsung pulang. Sedangkan beberapa diantaranya mengalami luka berat dan shock. Namun, kondisi hari Minggu, mereka sudah dalam keadaan baik. Bahkan beberapa diantara mereka yang di rawat inap sudah di pulangkan.
Sementara, jenasah Supanti, pada malam itu juga diambil keluarganya. Nampak, keluarga korban menangis histeris melihat kondisi tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa. Keluarganya nampak shock melihat tubuh anaknya yang terbujur kaku di rumah sakit, akibat sengatan petir.
Sedangkan dr Husein Umar, DSS, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang menuturkan, jumlah pasien yang di rawat inap di rumah sakit berjumlah 28 orang.
''Mereka kami letakan di ruangan terpisah, dari jumlah 28 orang dua merupakan anak-anak. Beberapa diantaranya sudah bisa pulang,'' ujarnya.
Sementara itu, Benny Kusmayadi, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau, mengungkapkan, Pemerintah telah membantu korban yang terkena petir.
''Semalam, kita sudah memberi bantuan berupa selimut kepada korban. Sedangkan hari ini (kemarin, red), kita menyerahkan bantuan perlengkapan mandi, seperti handuk, sampo, sabun, alat P3K, pasta gigi dan juga sikat gigi,'' ujarnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu