Menu

Apr 19, 2009

Buku Puisi Perempuan Walikota

Ungkapan Perasaan Seorang Wali Kota Tanjungpinang

Siapa yang tidak mengenal sosok Suryatati A Manan, sebagai Wali Kota Tanjungpinang. Sosok yang keibuan dan kesederhanaan tidak pernah lepas dari Tatik, sapaan Suryatati A Manan. Sebagai seorang wanita dan juga pimpinan daerah Kota Tanjungpinang, Suryatati mempunyai trik tersendiri dalam mengkritik kerja jajarannya.

Tiada lain, semuanya itu diluangkan dalam bentuk puisi dan dibacakan di kalayak orang ramai di setiap kesempatan. Tidak hanya pandai mengkeritik kerja jajarannya, hasil karyanya juga banyak mengugah inspirasi bagi kaum wanita. Bahkan puisi karya dari Suryatatik A Manan pernah di lelang untuk membantu menambah biaya pembangunan salah satu gereja di Tanjungpinang. Wanita berkulit putih itu akhirnya menerbitkan buku kedua yang berjudul Perempuan Walikota, sebelumnya buku Melayu Kah Aku juga mendapat peminat pembaca.

''Ya, dalam waktu dekat buku ke dua saya akan di launcing dengan judul Perempuan Walikota,'' ujar Tatik, kemarin, di sela-sela peresmian logo dan website SMAN I Tanjungpinang.

Buku kedua ini, Suryatati A Manan menghadirkan enam puluh enam judul puisi yang dibagi dalam dua katagori yakni mengenai perempuan dalam keluarga dan perempuan yang menjadi pimpinan daerah. Dari enam puluh enam puisi, diakui Tatik, ada dua puisi yang merupakan kesukannya yang berjudul ''Karena Aku Seorang Perempuan'' dan ''Perempuan Walikota''

''Dalam mengerjakannya tergantung mood, kalau lagi bagus dalam sehari bisa dua puisi saya buat. Kalau tidak, satu bulan pun tidak bisa menghasilkan karya,'' ujarnya sambil tersenyum.

Menurutnya, kumpulan buku puisi ke dua ini merupakan rangkaian perjalannya sebagai seorang perempuan dan juga perjalannya sebagai seorang pimpinan.

''Disini saya tuangkan berbagai hal mengenai perjalanan karir saya dari sebagai staff Pegawai Negeri Sipil, Wali Kota Administrasi dan Wali Kota hingga saat ini,'' ungkapnya.

Hasil karya Suryatati A Manan sebagai penyair sangat mudah dipahami kalayak ramai, bahasa yang digunakan pun bahasa sehari-hari, sehingga masyarakat umum pun memahami maksud dari hasil karya puisi orang nomor satu di Kota Tanjungpinang itu.

Dengan malu-malu, Tatik menuturkan, gaya bahasa puisinya gaya bahasa pasaran. ''Saya menggunakan gaya bahasa umum dan tidak seperti para penyair, karena saya hanya meluangkan apa yang saya rasakan dan pikirkan ke dalam tulisan,'' ucapnya.

Sehingga hasil karya kedua ini merupakan gambaran dari perjalanan seorang wali kota perempuan menjadi seorang pimpinan daerah dan membuktikan bahwa seorang perempuan mampu menjadi seorang pemimpin.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu