Gejolak pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah mulai terlihat di Kepulauan Riau, khususnya Batam untuk tahun 2009. Dikarenakan perusahaan tidak mampu lagi menanggung beban produktifitas yang semakin tinggi. Namun, tidak dibarengi dengan pemasukan yang sesuai. Hal tersebut berdasarkan stetmen dari Ketua Apindo Kepri.
Menanggapi hal tersebut, Ismeth Abdullah, Gubernur Kepri, kemarin, menuturkan, tanda-tanda akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di Batam sudah terlihat, karena pendapatan perusahaan menurun akibat pengaruh negatif resesi keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
''Kami sudah mengelilingi semua pabrik. Permasalahan yang dihadapi pengusaha adalah pesanan terhadap barang yang diproduksi drastis mengalami penurunan,'' ujarnya.
Ditegaskan Ismeth, pihaknya akan berusaha menekan angka PHK terhadap karyawan. Pihaknya akan mengantisipasi supaya tidak terjadi PHK besar-besaran.
Sekedar diketahui, Ketua Apindo, Abidin, dua hari lalu mengungkapkan, sekitar 100 ribu karyawan akan di PHK disejumlah perusahaan. Karena sudah tidak sanggup lagi untuk menanggung biaya operasional yang begitu besar.
Menutur Ismesth, saat ini pihaknya sedang mendata mengenai jumlah penurunan order yang terjadi di perusahaan. Sehingga diupayakan untuk mengantisipasi terjadinya PHK masal.
''Kami berupaya agar tingkat PHK dapat diminimalisir. Caranya dengan mengurangi beban perusahaan,'' katanya.
Disamping akan terjadinya PHK besar-besaran di tahun 2009 disejumlah perusahaan, pada tahun yang sama diperkirakan akan ada investor yang masuk di Batam, Batam dan Karimun belum mampu mengatasi permasalahan pengagguran yang terjadi di Batam, karena jumlah karyawan yang dibutuhkan investor baru lebih kecil dibanding tingkat pengangguran yang ada.
''Ada sepuluh investor yang akan masuk sejak enam hingga delapan bulan lalu yang sudah berniat menanamkan sahamnya dalam bentuk perusahaan galangan kapal, perhotelan dan otomotif dari negara Jepang, Korea dan Itali yang menanamkan modalnya sekitar 600 juta dolar Amerika,'' urainya.
Walaupun demikian, adanya 10 investor yang akan menanamkan usahanya di Batam, masih belum mampu membendung angka pengangguran yang semakin banyak. Akibat krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. ''Sekali pun dialihkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan baru tidak mampu menyelesaikan permasalahan pengangguran di Batam," tandasnya.
idup udah susah ... makin tambah susah :(
ReplyDeleteItu lah hidup yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin dah hukum alam --kata orang--
ReplyDeleteLalu, apa kata pemerintah ya?