Untuk memutuskan tali puser yang terhubung antara bayi dan SK. SK memutuskan untuk memotong dengan menggunakan obeng. Setelah itu obeng tersebut disimpannya. Namun, berhubung rumah korban, Sabtu (22/11) ramai warga dan juga polisi karena penemuan mayat bayi. Barang bukti tersebut langsung dibuangnya di tepi laut.
Menurut SK, dirinya merasa panik, pada saat jajaran kepolisian datang saat menerima laporan tersebut. ''Saya merasa takut dan panik. Malamnya, saya lempar obeng itu jauh-jauh di tepi laut,'' tuturnya.
Sementara itu, AKP Arifin Efendi, Kapolsek Bukit Bestar menuturkan, barang bukti berupa obeng yang digunakan untuk memotong tali puser akan dicari. ''Kami akan mengusahakan mencari, karena dibuangnya ke laut agak susah menemukannya,'' tandasnya.
Dari Segi Kesehatan
Setelah habis melahirkan, SK merasa lemas. Apalagi saat memotong tali puser menggunakan obeng. Diakui SK, setelah melahirkan bekas tali yang dipotong hingga saat ini belum kering. ''Saya hanya mengobatinya dengan obat merah,'' akunya.
Sementara itu, Dr Erick, dokter kandungan menuturkan, memotong tali puser dengan menggunakan obeng bisa mengakibatkan infeksi. ''Dari segi kesehatan alat tersebut tidak steril dan berbahaya bagi kesehatan. Karena bisa mengakibatkan infeksi kandungan,'' ungkap dr Erick yang dihubungi Batam News.
Menurut pengakuan tersangka, dirinya sama sekali tidak mengetahui kalau sedang hamil. Hal tersebut dibenarkan dr Erick. ''Ada beberapa perempuan yang tidak mengetahui kalau sedang hamil. Karena kondisinya tidak mengalami perubahan,'' ungkapnya.
Katanya, kondisi perempuan yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Apalagi dia masih pelajar dan masih belum memahami benar kondisi dirinya. ''Perubahan fisik kandungan berbeda-beda, jadi tidak bisa dipastikan kandungan tersebut bisa kelihatan pada bulan keberapa,'' tandasnya.
Dari Segi Kejiwaan
Saat ini banyak penyimpangan yang terjadi dikalangan pelajar. Termasuk SK, pelajar yang membuang bayinya ke dalam selokan yang sebelumnya disimpan dalam lemari pakaian. Menurut Fetty, Piskologi, tindakan yang dilakukan pelajar tersebut bisa saja dikarenakan ketidaksiapaan pelaku menghadapi perubahan.
''Orang nekad melakukan tindakan yang diluar logika karena ketidak siapaan dalam menghadapi perubahan. Apalagi pelaku adalah pelajar, sehingga ia merasa tidak siap menghadapi orangtua, masyarakat, teman dan ada kemungkinan juga karena pacarnya tidak bertanggungjawab. Sehingga ia merasa bingung,'' urai Fetty.
Kejadian itu, lanjut Fetty, bisa menganggu kejiwaan pelaku. Karena merasa bersalah atas tindakan yang dilakukannya diluar logika. ''Setelah kejadian tersebut, sikap pelaku berubah dan merasa bersalah bahkan frutasi karena tertekan dengan bayang-bayang tindakan yang sudah dilakukannya,'' ungkapnya.
Biasanya tindakan perubahan yang dilakukan pelaku menarik diri, frutasi dan lebih cendrung diam. ''Kemungkinan pelaku bisa saja mengalami trauma atas tindakan yang dibuat. Karena itu perlu dukungan agar tidak terlalu frutasi karena rasa bersalah dan takut,'' jelasnya.
Melihat kondisi penyimpangan pelajar yang terjadi belakangan ini. Fetty menuturkan, perlu adanya perhatian dari pihak sekolah, orangtua dan juga masyarakat. ''Karena tidak mungkin pihak sekolah maupun orangtua terus mengawasi dua puluh empat jam, karena itu perlu masyarakat juga perlu mengawasi agar tidak terjadi hal-hal penyimpangan lagi,'' tandasnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu