Menu

Dec 28, 2008

Dua Minggu Warga Tanjungpinang Tak Dapat Air

PDAM Menunggu Trafo dari Jakarta

Warga Tanjungpinang yang bermukim di Tanjungunggat, Jalan Pasar, Teluk Keriting, Jalan Tambak, Batu hitam hingga Jalan Pramuka sejak dua minggu lalu tidak lagi air bersih tidak lagi mengalir. Hal itu dikarenakan trafo milik PDAM rusak. Sehingga pihak PDAM tidak bisa mengalirkan air bersih ke rumah-rumah warga yang merupakan pelanggan PDAM Tirta Janggi.

''Banyak masyarakat sudah mengeluh karena kebutuhan air bersihnya tidak dipenuhi. Sejak dua minggu rumah warga tidak dialiri air bersih,'' ungkap Rudi Chua, Anggota Komisi III DPRD Kepri, Jumat (26/12).

Menurut Rudi Chua, hal itu dikarenakan trafo milik PDAM rusak, sehingga tidak bisa menyalurkan kebutuhan air bersih.

Trafo yang rusak itu biasanya digunakan untuk mensuplai air ke rumah-rumah warga, khususnya pelanggan PDAM. Namun sejak trafo rusak dua minggu lalu, penyaluran air bersih terhenti. Sehingga warga tidak lagi mendapat air bersih yang menjadi salah satu faktor kebutuhan masyarakat.

Menyingkapi hal tersebut, DPRD Kepri meminta agar pihak PDAM segera menyelesaikan persoalan tersebut. Karena hal itu merupakan hajad kebutuhan orang banyak. ''Kami sudah meminta PDAM untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Jangan sampai ada keributan terlebih dahulu, baru masalah ini ditangani,'' tutur Rudi Chua yang ditemui wartawan.

Rudi menuturkan, pihak PDAM telah memesan trafo dengan kapasitas 630 KUV di Jakarta dengan harga Rp200 juta dan barang tersebut sudah dipesan, uang sudah dikirimkan.

Sebab PDAM mendapat dana dari Pemerintah Provinsi Kepri. Walaupun sebelum pemesanan trafo sempat terganjal dana, karena uang APBD 2009 masih belum keluar. Namun sudah disiasati terlebih dahulu. ''Kendalanya sekarang barang itu baru datang tanggal 5 Januari, tentunya ini akan menyusahkan masyarakat,'' katanya.


Apalagi di daerah yang terhenti aliran air bersih, lanjut Rudi, sangat susah mendapatkan suplai air. Untuk membeli air saja harganya sangat mahal dari tangki air keliling.

Selain harganya mahal, tangki air kelilingpun juga sulit dijumpai. Harga air dari tangki keliling dari waktu ke waktu mengalami kenaikan. Saat ini harga air Rp200 ribu untuk satu tangki, yang jumlah airnya mencapai sekitar tiga ton.

Saat mau konfirmasi mengenai masalah ini, pihak PDAM tidak bisa dihubungi untuk dikonfirmasi.

3 comments:

  1. Itu Si Rudy Chia aneh banget... Sok mo jadi pahlawan kesiangan ..berkoar-koar setelah masyarakat ribut tak ada air... Tapi sebelumnya diam-diam aja ... ! .. Anehnya waktu dana APBD tidaK TURUN doi diam-diam aja ... HArusnya si Engkoh itu tanya dong kepada yang punya kuasa untuk mencairkan dana APBD ..bukan malah melempar ke orang lain permasalahannya " PDAM" .. Itu namanya Engkoh ... Orang yang Injak taik tapi yang kena busuknya orang lain .... ".. Atau kalau Elo mo periksa..periksa tuch kenapa dana APBD lama turun ... barang kali dimasukan ke Rek Pribadi dulu untuk mendapatkan Bunga BANK... Dasar...Melayu ..melayu ..Elo2 bikin malu gw aja yang juga orang melayu

    ReplyDelete
  2. Boleh berkomentar, asal masih dalam taraf sopan santun dan beretika dalam berbahasa.... Mudahkan?

    ReplyDelete
  3. otonomi daerah yg setengah2 sehingga banyak kebutuhan masyarakat daerah yang sulit terrealisasi karena terlalu banyak aturan dari pusat.

    membahas dan mengesahkan APBD bukan dengan membalikan telapak tangan lol

    ReplyDelete

Terimakasih Telah Berkunjung dan Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel. No spammy please..... Salam cantik, sehat dan bahagia selalu