*Aku Pasrah Menerima Keadaan
Banyak penderita ODHA yang dialami ibu rumah tangga, satu diantaranya Iren (bukan nama sebenarnya). Penyakit yang dideritanya ini berasal dari suaminya. ''Waktu usia anak kami satu bulan lebih, suami saya mulai sakit-sakitan. Kondisinya makin hari makin parah,'' papar Iren.
Sakit yang diderita suami ku, lanjut Iren, batuk berkepanjangan, tidak nafsu makan, berat badan turun dratis, dan ia juga mengalami diare. ''Melihat kondisi dirinya sendiri, suami ku merasa curiga. Lalu, ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke Jakarta. Kebetulan orangtuanya tinggal di sana,'' tutur wanita berkulit sawo matang itu.
Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan test darah, dugaan suaminya benar. Ia dinyatakan positif HIV oleh dokter yang memeriksanya. ''Suami ku harus di rawat di rumah sakit dan oleh dokter ia dinyatakan hanya bisa bertahan hidup dua tahun lagi. Karena tidak bisa disembuhkan, ia pun memutuskan untuk kembali ke Batam,'' ungkapnya.
Sepulangnya dari rumah sakit di Jakarta, tingkah laku suaminya sangat aneh. Dia sering menangis sendirian. Penyebab keanehan tingkah laku suaminya ini tidak pernah diketahuinya. Karena suaminya tidak pernah bilang mengenai penyakit yang dideritanya itu.
Iren bekerja di satu perusahaan yang ada di Batam, karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di tempatnya bekerja membuat kondisinya jadi sering sakit-sakitan, seperti demam dan sakit kepala. ''Saya pikir, saya hanya kecapean saja. Setiap habis minum obat sakit kepala, saya kembali sehat,'' tuturnya.
Namun kondisinya semakin hari semakin parah. Melihat kondisi istrinya yang makin hari makin kurus, suaminya pun merasa curiga. Lalu, ia membawa istrinya ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK). Pada saat pemeriksaan darah, kondisi Iren benar-benar parah. Waktu suster ingin mengambil sample darah, ia tidak diberitahu untuk apa darahnya diambil. ''Suster hanya bilang mengambil darah untuk test medis. Saya tidak tahu darah saya diambil untuk test HIV/AIDS. Karena saat itu kondisi saya benar-benar antara sadar dan tidak. Suami saya tidak pernah memberitahukan mengenai pemeriksaan HIV,'' ujarnya.
Sampai hasil test keluar, dan ia dinyatakan positif HIV, suaminya masih merahasiakan hal tersebut darinya. ''Suami saya merahasiakan itu dari saya. Karena ia takut saya drop lagi,'' tuturnya sambil mata berkaca-kaca. Ia menambahkan, hasil pemeriksaan menyatakan CD4 saya rendah hanya 9, jauh diatas kondisi sehat yang seharusnya diatas 2000.
Setelah kondisinya mulai membaik, suaminya memberitahukan bahwa ia positif HIV. Waktu itu wanita kelahiran Tembilahan itu masih belum paham atau masih awam mengenai virus HIV, reaksinya saat itu biasa-biasa saja. ''Saya ini kan orang kampung, saya mana tahu tentang HIV. Waktu pertama kali dibilang positif HIV, saya biasa-biasa aja,'' ungkapnya.
Iren pun sering melakukan konseling di VCT (Voluntary Counseling and Treatment) RSBK dan ia pun baru mengerti bahwa penyakit yang dideritanya itu mematikan. ''Saya tidak pernah menyangka, apalagi membayangkan hal itu. Suami saya menangis dan meminta maaf, saya pasrah dan menerima saja keadaan ini,'' ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Orangtua saya, lanjut Iren, sempat marah-marah dengan suami saya. Karena membuat saya jadi seperti ini. Saya sudah pasrah dengan keadaan dan saya membesarkan hati orangtua agar menerima keadaan ini.
Suami Iren bukan lah pria yang sedang 'jajan' di luar. Ia tertular penyakit HIV ini karena ia pemakai atau ngedrug'. ''Saya kenal suami saya waktu berusia 17 tahun, ia dulunya tukang ojek yang mangkal di depan rumah. Saya dulu sering naik ojeknya dan kami menikah,'' katanya.
Sebelum menikah, tutur Iren, suami saya ngedrug. Tetapi setelah menikah ia sudah mulai menguragi memakai obat-obatan. Ia hanya sekali-kali memakai bila diajak kawannya. ''Saya tidak menyalahkan suami saya, walaupun pada dasarnya saya tertular dari dia, tetapi saya tahu pasti dia pun sebenarnya tidak mau nularin ke saya. Apa mau dikata mungkin sudah nasib saya jadi ODHA. saya terima tanpa merasa dendam sama suami saya yang telah menjadikan saya ODHA,'' ujarnya.
Triana Rahmawati Merajut Harapan dan Membuka Jalan Bagi ODMK
-
Kisah Inspirasi Triana Rahmawati Yang Merajut Harapan dan Membuka Jalan
Bagi Orang dengan Masalah Kejiwaan Sumber: LinkedIn.com Petunjukhidup.com-
Memilik...
2 comments:
Wah, tragis benar. Jadi sekarang gimana kelanjutannya?
tunggu aja besok Sabtu (8/12)
Post a Comment