Tingkatkan Wisata Bahari dan Sejarah
Kota Tanjungpinang yang terkenal dengan budaya Melayunya, kian mengalami penurunan kunjungan wisata manca negara (wisman). Padahal kota Tanjungpinang memiliki beragam potensi wisata yang bisa dijual ke luar negeri untuk menarik kunjungan wisman, khususnya negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Menurut Ketua Carataker PHRI, Rudi Chua, kemarin, tingkat kunjungan wisata manca negara ke Tanjungpinang pada hari H minus satu sampai H plus dua pada tahun baru imlek mengalami penurunan kunjungan wisman.
''Selama tujuh tahun setiap menjelang imlek selalu mengalami penurunan. Biasanya, saat menjelang imlek kunjungan wisman ke Tanjungpinang meningkat,'' ungkapnya.
Pada tahun 2003 jumlah kunjungan wisman mencapai 6.185, sedangkan pada tahun 2004 jumlah kunjungan wisman ke Tanjungpinang hanya mencapai Rp6.349 dan tahun 2005 berjumlah 4.731 orang. Tahun 2006 wisata yang bertandang ke kota Melayu ini hanya mencapai 4.683 orang.
Sedangkan pada tahub 2007 jumlah wisman hanya 4.359 orang, di tahun 2008 hanya mencapai 4.047 orang, sementara di awal tahun 2009 hanya berjumlah 3.492 orang saja. Menurunya jumlah kunjungan wisman ke Tanjungpinang berdampak pada tingkat hunian hotel.
Diakui Rudi Chua, tahun 2009 ini jumlah hunian hotel mengalami penurunan dan merupakan tingkat hunian terendah sejak lima belas tahun terakhir. ''Penyebab utama kelesuhan tahun ini mungkin dikarenakan krisis keuangan global yang telah mempengaruhi kondisi perekonomian Singapura dan Malasyia,'' urainya.
Letak geografis Tanjungpinang merupakan daerah yang dekat dengan negara tetangga tersebut. Serta dua negara tersebut merupakan asal turis manca negara yang bertandang ke kota yang terkenal dengan sebutan Gurindam dan Negeri Pantun itu.
''Tahun ini saja tingkat hunian hotel berkisar antara tiga puluh persen hingga tujuh puluh persen pada H minus satu dan
H plus dua sesudah imlek. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya tingkat hunian sampai h plus enam mencapai delapan puluh persen hingga sembilan puluh persen,'' tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Tanjungpinang, Wankamar, kemarin menuturkan, pemerintah kota Tanjungpinang terus berupaya kembali meningkatkan jumlah wisata manca negera.
''Kami terus melakukan upaya dan perbaikan serta program-program untuk meningkatkan wisata yang datang ke Tanjungpinang. Karena kita masih memiliki potensi yang bisa terus dikembangkan baik potensi sejarah maupun bahari,'' ungkapnya saat dihubungi Batam News.
Bahkan pihaknya juga telah mengikuti berbagai pameran potensi wisata yang ada di Singapura untuk meningkatkan kembali gairan wisata yang ada di Tanjungpinang. ''Kami terus berupaya untuk kembali menjual potensi wisata yang ada di sini, sekaligus mendukung Indonesia visit year 2009 dan Tanjungpinang Visit year 2011,'' pungkasnya.
Kota Tanjungpinang yang terkenal dengan budaya Melayunya, kian mengalami penurunan kunjungan wisata manca negara (wisman). Padahal kota Tanjungpinang memiliki beragam potensi wisata yang bisa dijual ke luar negeri untuk menarik kunjungan wisman, khususnya negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Menurut Ketua Carataker PHRI, Rudi Chua, kemarin, tingkat kunjungan wisata manca negara ke Tanjungpinang pada hari H minus satu sampai H plus dua pada tahun baru imlek mengalami penurunan kunjungan wisman.
''Selama tujuh tahun setiap menjelang imlek selalu mengalami penurunan. Biasanya, saat menjelang imlek kunjungan wisman ke Tanjungpinang meningkat,'' ungkapnya.
Pada tahun 2003 jumlah kunjungan wisman mencapai 6.185, sedangkan pada tahun 2004 jumlah kunjungan wisman ke Tanjungpinang hanya mencapai Rp6.349 dan tahun 2005 berjumlah 4.731 orang. Tahun 2006 wisata yang bertandang ke kota Melayu ini hanya mencapai 4.683 orang.
Sedangkan pada tahub 2007 jumlah wisman hanya 4.359 orang, di tahun 2008 hanya mencapai 4.047 orang, sementara di awal tahun 2009 hanya berjumlah 3.492 orang saja. Menurunya jumlah kunjungan wisman ke Tanjungpinang berdampak pada tingkat hunian hotel.
Diakui Rudi Chua, tahun 2009 ini jumlah hunian hotel mengalami penurunan dan merupakan tingkat hunian terendah sejak lima belas tahun terakhir. ''Penyebab utama kelesuhan tahun ini mungkin dikarenakan krisis keuangan global yang telah mempengaruhi kondisi perekonomian Singapura dan Malasyia,'' urainya.
Letak geografis Tanjungpinang merupakan daerah yang dekat dengan negara tetangga tersebut. Serta dua negara tersebut merupakan asal turis manca negara yang bertandang ke kota yang terkenal dengan sebutan Gurindam dan Negeri Pantun itu.
''Tahun ini saja tingkat hunian hotel berkisar antara tiga puluh persen hingga tujuh puluh persen pada H minus satu dan
H plus dua sesudah imlek. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya tingkat hunian sampai h plus enam mencapai delapan puluh persen hingga sembilan puluh persen,'' tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Tanjungpinang, Wankamar, kemarin menuturkan, pemerintah kota Tanjungpinang terus berupaya kembali meningkatkan jumlah wisata manca negera.
''Kami terus melakukan upaya dan perbaikan serta program-program untuk meningkatkan wisata yang datang ke Tanjungpinang. Karena kita masih memiliki potensi yang bisa terus dikembangkan baik potensi sejarah maupun bahari,'' ungkapnya saat dihubungi Batam News.
Bahkan pihaknya juga telah mengikuti berbagai pameran potensi wisata yang ada di Singapura untuk meningkatkan kembali gairan wisata yang ada di Tanjungpinang. ''Kami terus berupaya untuk kembali menjual potensi wisata yang ada di sini, sekaligus mendukung Indonesia visit year 2009 dan Tanjungpinang Visit year 2011,'' pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment