Aida : Perlu Undang-Undang Pornografi

Untuk Menghindari Kerusakan Generasi Muda

Saat ini pemuda Indonesia, khususnya pelajar sudah banyak terjerumus ke dalam kegiatan yang negatif. Bahkan beberapa pelajar di Kepulauan Riau sudah banyak mengkonsumsi minuman keras hingga pesta seks di salah satu hotel yang ada di Batam. Menurut Aida Ismeth, Pencetus penggerak Ahklak Mulia Provinsi Kepri dan sekaligus Anggota DPD RI asal Kepri, Rabu (29/10), rusaknya moral dan ahklak pelajar atau generasi pemuda Indonesia ini dikarenkan godaan langsung dari mas media, televisi dan internet.

''Sehingga pelajar-pelajar terpengaruh dan melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab,'' ujarnya.

Masih berhubungan dengan sumpah pemuda, Aida menuturkan, saat ini pemuda-pemuda Indonesia tidak lagi memperjuangkan kemerdekaan tetapi harus bersatu dalam berbagai tindakan. ''Sekarang ini banyak ditemui pemuda-pemuda yang sering tawuran antar sekolah. Jangan sampai hal-hal seperti ini merusak persatuan Indonesia. Pemuda Indonesia seharusnya bersatu dalam berbagai hal dan tindakan. Meskipun bukan untuk memperjuangkan kemerdekaan seperti pemuda-pemuda sebelumnya,'' urainya.

Sebaiknya pemuda Indonesia yang masih berstatus pelajar diberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk menghindari pengaruh-pengaruh buruk dan negatif yang ada disekitarnya. ''Dengan adanya kegiatan yang bermanfaat dan mengajarkan pemuda bagaimana berorganisasi dan hidup dalam lingkungan masyarakat, tentunya dapat menghindari pengaruh kegiatan yang negatif,'' ujarnya usai menghadiri Pelepasan Calon Hahi Anggota Dhrama Wanita Persatuan Provinsi Kepri.

Sedangkan mengenai Undang-Undang Pornografi. Aida mengaku dirinya sedang memperjuangkan Undang-Undang Pornografi. ''Kita perlu membatasi dalam berbagai kegiatan unsur yang berbau pornografi. Karena hal tersebut dapat merusak mental generasi muda dan juga untuk menghindari perpecahan yang terjadi,'' ujarnya.

Diakui Aida, Indonesia termasuk konsumsi pornografi yang terbesar di dunia dan asia. Karena jumlah penduduknya yang banyak. ''Karena itu perlu dibuat batas-batasan. Sehingga tidak merusak generasi muda. Di daerah lain ada pelajar yang masih sekolah dasar memperkosa anak kecil. Dikarenakan menyaksikan film tersebut. Hal-hal ini lah yang perlu dihindari,'' tandasnya.