Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kepulauan Riau akhirnya akan memasukan kurikulum muatan lokal. Setelah melewati serangkaian panjang proses untuk memasukan muatan lokal budi pekerti yang akan diajarkan pada ajaran baru nanti.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Arifin Nasir, Jumat (29/5), pendidikan Ahlak Mulia atau Budi Pekerti mulai tahun ajaran 2009/2010 menjadi pelajaran/kurikulum lokal wajib bagi setiap jenjang atau jenis pendidikan di Provinsi Kepri.
''Pelajaran budi pekerti menjadi tuntutan dalam menghadapi globalisasi. Pengaruh luar yang sangat signifikan dapat merubah ahlak dan perilaku setiap orang, khususnya anak didik sebagai generasi muda, akan dibendung dingan pembekalan pendidikan ahlak mulia atua pendidikan moral,'' ungkapnya.
Untuk menyamakan dan menyatukan persepsi terhadap kurikulum muatan lokal, Dinas Pendidikan Kepri bulan Juni ini akan mengundang para guru dan juga tenaga pelaksa serta Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten dan Kota untuk diberikan bimbingan terhadap materi budi pekerti yang menjadi kurikulum muatan lokal yang wajib dilaksanakan untuk ajaran baru.
''Kita harus menyamakan persepsi dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal seragam. Khusus untuk membahas apakah nanti kurikulum budi pekerti ini akan berdiri sendiri atau masuk ke materi lain akan kita bahas bersama Diknas Kota dan kabupaten terkait persoalan itu,'' urainya.
Diakui Arifin, materi budi pekerti yang diambil sebagaian mengadopsi dari ajaran Gurindam 12 dan juga terkait ajaran agama dan budaya yang ada di Indonesia.
''Untuk materinya berbeda tiap tingkatan jenjang pendidikan tidak sama,'' tukasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kepri, HM Sani, kepada Batam News menuturkan, kurikulum Budi Pekerti diambil dari Gurindam dua belas. ''Pelajar kita harus kembali diajarkan budi pekerti untuk mengingatkan kembali ajaran-ajaran moral, dengan mengacu pada gurindam dua belas,'' tutur Sani.
Dalam pelajaran budi pekerti yang mulai dimasukan pada ajaran baru ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan pelajar. Menggingat di Kepulauan Riau terdapat beberapa kasus seperti pergaulan bebas hingga trafficking yang terjadi pada beberapa pelajar yang ada di Tanjungpinang beberapa waktu yang lalu.
''Mensukseskan pendidikan dibutuhkan semua peranan untuk turut mensukseskan pendidikan. Khususnya orangtua untuk memperhatikan anaknya,'' tuturnya.
Sani menuturkan, terjadinya kasus yang terjadi di Kota Tanjungpinang karena kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya.
0 comments:
Post a Comment