Keluarga korban penusukan yang terjadi beberapa waktu lalu di Kijang membawa duka pada almarhum Lim Han Seng alias Aseng (59). Toke ikan di Pulau Numbing tewas setelah dua hari sekarat penuh luka di rumah sakit. Keluarga yang ditinggalkan yakin bahwa saudaranya mati dibunuh. Mereka meminta polisi segera menangani kasus yang menimpa saudaranya.
Seorang wanita setengah baya terlihat sedih saat memandang ke arah jenazah yang berada di dalam yang penuh dengan asap dupa. Ia menunjukan foto yang saudaranya yang telah meninggal dunia itu. ''Ini dia yang meninggal di Numbing,'' ujar wanita yang enggan disebutkan namanya itu yang merupakan kerabat jenazah.
Menurutnya, jenazah Aseng akan dikremasi Sabtu (6/6) mendatang. Sehari sebelumnya jenazah toke ikan di Pulau Numbing itu disemayamkan di sana.
Dalam kesempatan itu, See Moi (56), istri Aseng menuturkan apa yang dia alami pada hari di saat suaminya ditemuinya dalam keadaan penuh luka.
Kejadiannya berlangsung Senin (1/6) lalu, sekitar pukul 06.00 WIB, Aseng, suaminya lebih banyak diam. Walaupun begitu tidak ada yang ganjil. Aseng yang memiliki 10 kapal ikan itu bersikap seperti hari-hari biasanya, seperti membersihkan halaman rumah, lalu pergi bercengkrama dengan tetangga sembari melihat kolam ikan yang ada di samping.
''Tidak lama, hanya beberapa saat saja,'' ungkapnya.
Saat itu lah, See Moi mendengar suara gaduh berasal dari rumah. Ia pun berniat menanyakan pada suami, rupanya suaminya sudah tidak ada di rumah. Namun suara gaduh semakin jelas. Asalnya dari belakang rumah. Saat melihat sumber keributan di belakang rumahnya melalui pintu rumah yang menghadap ke pelantar.
Waktu itu, ia melihat banyak orang. See Moi panik saat melihat seorang pria yang tak dikenalnya nampak mengangkat kayu, hendak melempar ke arah laut. Menurut See Moi, dirinya tidak tahu mereka mau melempar siapa.
''Saya panik. Luka yang saya perhatikan hanya di bibir suami saya, yang lain saya tak perhatikan,'' akunya.
Setelah mencoba menolong suaminya, tidak seberapa lama beberapa orang datang kembali mendekati Aseng. Mereka diketahui warga setempat merupakan karyawan PT Numbing. Aseng lantas diamankan ke pos perusaan. Menuju lokasi itu, See Moi tidak melihat Aseng memegang pisau.
Begitu tiba di pos, ia melihat banyak darah keluar dari perut suaminya. Bahkan usus menyembul keluar. Suasana kian panik. Tubuh Aseng makin terlihat lemas. Untuk menjauhkan resiko lebih buruk, Aseng kemudian lekas dibawa naik ke atas speed boat menuju Kijang. Aseng dilarikan ke Rumah Sakit Antam. Di sana ia diberikan penanganan. Namun, pihak rumah sakit tidak menyanggupi melakukan perawatan lebih intensif. Korban lalu dirujuk ke RSUD Tanjungpinang, dan kemudian di rujuk lagi ke RSAL.
Di RSAL itu lah, korban menghembuskan nafas terakhirnya, dan akhirnya menghembuskan nafas sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (2/6). Setelah Aseng mendapat perawatan di rumah sakit, beberapa keluarga korban, diantaranya Cahyanto (23), dan Basir (31) menantu Aseng, melaporkan tindak pidana penganiayaan dialami Aseng ke Mapolsek Bintan Timur, Kijang.
Triana Rahmawati Merajut Harapan dan Membuka Jalan Bagi ODMK
-
Kisah Inspirasi Triana Rahmawati Yang Merajut Harapan dan Membuka Jalan
Bagi Orang dengan Masalah Kejiwaan Sumber: LinkedIn.com Petunjukhidup.com-
Memilik...
0 comments:
Post a Comment