Bayi yang Ditinggalkan Orangtuanya
Nasib Anya (11 bulan) bayi yang paling muda diantara Surya dan Obi yang dibesarkan di Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Biro Konsultasi Pengangkatan Anak Rumah Sakit Budi Kemuliaan lebih beruntung dibanding yang lain. Karena Anya lahir sebagai bayi yang normal dan tidak memiliki masalah seperti Obi yang mempunyai gangguan pencernaan dan Surya yang memiliki cacat kelamin ganda bawaan sejak lahir, hanya saja nasibnya sama seperti kedua bayi yang diasuh dibawah naungan yayasan Ny Sri Soedarso.
Anya terlahir di dunia ini pada tanggal 4 Desember 2006 lalu di RS Nuruldiniah. Selang beberapa minggu sejak bayi perempuan ini dilahirkan, ibunya yang bernama Yanti meninggal dunia di RSBK tanggal 28 Desember 2006. ''Begitu ibunya meninggal, Anya dirawat secara bergantian oleh perawat yang ada di RSBK, khususnya perawat-perawat di ruang Anyelir,'' papar Anna, pegawai TPA di RSBK.
Setelah ibu Anya menghembuskan nafas terakhirnya di RSBK, tak satu pun orang atau kerabat dekatnya yang mengambil Anya, hingga bu Dar memindahkan Anya ke TPA untuk dirawat. Nama lengkap bayi yang memiliki kulit berwarna putih itu adalah Anya Desi Yanti. Nama indah itu pemberian dari dokter anak di RSBK.
''Nama Anya Desy Yanti yang memberikan nama dokter Pindri Yanto. Nama itu diambil dari nama ibunya Yanti,'' tuturnya. Sewaktu usia Anya jalan dua bulan, ia dipindahkan bu Dar ke TPA, dengan pertimbangan tidak baik bagi perkembangan Anya bila dirawat di rumah sakit.
''Anya masuk kesini tanggal 1 Febuari 2007, ia tidak rewel apalagi cengeng, jadi gampang merawatnya,'' ujarnya sambil mengendong Obi. Sekarang ini Anya sudah bisa merayap dan berdiri. Ia termasuk bayi yang pendiam dan tidak banyak tingkah. Bila dikasih mainan, ia akan bermain sendiri sampai kelelahan dan tertidur.
''Anya ini sangat lucu, pendiam dan jarang nangis. Anya hanya rewel bila sedang sakit atau habis diimunisasi. Biasanya, ia minta perhatian ekstra, itu hal biasa bagi bayi yang sedang tidak enak badan,'' ungkapnya. Tempat tidur Anya berdekatan dengan tempat tidur Surya, sehingga keduanya cepat akrab dan sering bermain bareng, berbeda dengan Obi yang selalu berada di tempat tidurnya sepanjang hari.
''Kalau melihat tingkah laku Anya dan Surya selalu saja ada yang menarik. Surya ini sangat perhatian dengan Anya, ia suka memberikan Anya mainan dan diajak main bersama,'' kata wanita berambut sebahu itu. Seperti anak seusianya, lanjut Anna, Surya kadang-kadang jail sama Anya. Ia suka mengambil mainan Anya dan mengembalikannya lagi. Tetapi kalau Anya sedang berada di mobil-mobilan atau sepeda mini, Surya langsung mengajaknya main dengan cara mendorong mobil-mobilan itu dan Anya di dalam mobil-mobil mini itu tertawa-tawa senang.
''Mengasuh Anya tidak sulit, cukup kasih mainan dan beri susu tepat waktu, ia akan tenang, tidak rewel dan bermain sendiri,'' terangnya. Kebiasan Anya ini, tambah Anna, suka menarik-narik rambut yang sedang mengendongnya. Ia paling suka kalau ditimang-timang, Anya bisa tertawa-tawa.
Sampai saat ini masih belum ada yang mau mengangkat Anya sebagai anak asuh atau adopsi. Padahal, banyak ibu-ibu yang selalu menanyakan Anya untuk di adopsi, tetapi tidak pernah berlanjut. ''Sempat ada orang dari Singapura serius mau mengadopsi Anya, tetapi karena dia bukan warga negara Indonesia sehingga tidak diizinkan. Hal ini, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,'' tutur Anna.
Bagi Anna mengasuh bayi sudah merupakan bagian dari pekerjannya. Meskipun mengasuh tiga bayi sekaligus membutuhkan tenaga dan perhatian ekstra. Sehingga pekerjaan di TPA itu merupakan pekerjaan berat. Apalagi sebagaian waktunya dihabiskan di TPA.
''Melihat tingkah laku mereka saja, sudah membuat saya senang,'' ujar Anna yang sudah mengabdi di TPA 10 tahun lebih. Diakui Anna, awalnya ia mengalami kesulitan saat pertama kali bekerja di TPA saat mengurus bayi-bayi yang ditinggalkan orangtua kandungnya.
''Karena saya senang dengan anak-anak, sehingga pekerjaan ini tidak terlalu berat untuk dijalani,''tuturnya. Biar bagaimana pun, mengurus bayi memang sangat melelahkan. Hampir semua waktunya terluangkan untuk ketiga bocah yang masih membutuhkan kasih sayang itu. Walaupun lelah, saat mereka menangis serempak, tidak pernah membuatnya merasa bosan untuk mengurusin mereka satu per satu.
"Bila nangis serentak, gantian saya urusin. Mereka jarang rewel dan menangis," ungkapnya.
Tidak hanya Obi, Surya dan Agung yang diasuhnya. Sebelum, mereka sudah hampir lima puluh bayi yang pernah diasuhnya, sebelum diangkat anak oleh keluarga yang menginginkan anak untuk diadopsi. "Biasanya, setiap ada bayi yang diambil, ada perasaan sedih dan kehilangan. Karena, sudah lama saya asuh," pungkasnya.
Sementara itu, Nur, rekan Anna di TPA juga mengungkapkan hal yang sama. Memang wanita yang sudah memiliki satu anak itu masih terbilang baru dengan pekerjaannya di TPA. Karena ia baru kurang lebih 10 bulan bekerja disana. ''Saya bekerja disini atas izin suami saya. Suami saya juga pegawai di RSBK. Ia tidak keberatan saya mengurus anak-anak di TPA,'' ungkap wanita berambut ikal itu.
Lebih lanjut ia menuturkan, ia sangat menyangi ketiga anak itu dan ingin memberikan kasih sayang. Walaupun tidak sepenuhnya seperti ibu kandung sendiri. ''Saya kasihan sama mereka, saya ingin berbagi dengan menjaga mereka secara bergantian dengan Anna,'' tukasnya.
Triana Rahmawati Merajut Harapan dan Membuka Jalan Bagi ODMK
-
Kisah Inspirasi Triana Rahmawati Yang Merajut Harapan dan Membuka Jalan
Bagi Orang dengan Masalah Kejiwaan Sumber: LinkedIn.com Petunjukhidup.com-
Memilik...
0 comments:
Post a Comment