Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang selain rutin melakukan razia pelajar yang bolos dijam sekolah, juga sedang menggalakan razia pedagang kaki lima (PK5) yang berjualan bukan pada tempatnya. Hal tersebut diungkapkan Agustiawarman, kemarin.
''Tidak hanya pedagang kaki lima saja yang berada di pasar yang kami tertipkan, tetapi rencananya juga pedagang kaki lima yang ada di tepi laut,'' ujar Agustiawarman kepada Batam News.
Hal tersebut dikarenakan pedagang kaki lima di tepi laut sudah terlalu banyak dan marak. Padahal batasan yang diberikan pemerintah sebelum sampai ke gedung daerah. Tetapi, pedagang kaki lima yang setiap malam mengisi ruang jalanan tersebut sudah melebihi batas yang diberikan.
''Kalau sudah terlalu banyak jadi tidak rapi. Waktu diberikan ijin berjualan disitu pada jam-jam tertentu dan tidak sebanyak yang sekarang,'' ungapnya.
Sehingga kalau malam tepi laut jadi terkesan berantakan dan tidak rapi. Karena banyaknya pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. ''Dalam waktu dekat pedagang yang berada di tepi laut akan kami batasi dan rapikan, misalnya pedagang bakso hanya diberikan batasan satu meja saja per gerobak,'' urai pria berkuli sawo matang itu.
Setiap malam dikota yang terkenal dengan makan khas otak-otak itu di tepi laut biasanya sepanjang siang jalan tersebut sepi dan jauh dari pedagang kaki lima. Namun, kalau malam hari, sepanjang perjalanan menuju arah pasar itu ramai dipenuhi gerobak jagung bakar, kacang rebus, bakso hingga penjual ice cream.
''Tidak semua yang datang ke tepi laut itu mau makan hanya sekedar menikmati pemandangan laut. Karena terlalu banyak pedagang kaki lima. Sehingga tidak bisa lagi menikmati laut. Karena itu, kami akan melakukan penertiban,'' jelas Agus.
Diakui Agus, pedagang kaki lima di tepi laut tidak dipungut biaya retrebusi penjualan maupun sampah.
Karena itu, Agus menghimbau agar pedagang kaki lima di tepi laut yang berjualan dimalam hari menjaga kebersihan dan menyiapkan tempat sampah sendiri.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, kemarin, menuturkan, untuk penertiban pedang kaki lima di tepi laut perlu dikoordinasikan kembali. ''Kita harus mengatur kembali, apalagi ini menyangkut nafkah orang. Kita akan membicarakan nanti mengenai bagaimana baiknya,'' tandasnya usai menghadiri penutupan PKK di Lapangan Skip, Tanjungpinang.
''Tidak hanya pedagang kaki lima saja yang berada di pasar yang kami tertipkan, tetapi rencananya juga pedagang kaki lima yang ada di tepi laut,'' ujar Agustiawarman kepada Batam News.
Hal tersebut dikarenakan pedagang kaki lima di tepi laut sudah terlalu banyak dan marak. Padahal batasan yang diberikan pemerintah sebelum sampai ke gedung daerah. Tetapi, pedagang kaki lima yang setiap malam mengisi ruang jalanan tersebut sudah melebihi batas yang diberikan.
''Kalau sudah terlalu banyak jadi tidak rapi. Waktu diberikan ijin berjualan disitu pada jam-jam tertentu dan tidak sebanyak yang sekarang,'' ungapnya.
Sehingga kalau malam tepi laut jadi terkesan berantakan dan tidak rapi. Karena banyaknya pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. ''Dalam waktu dekat pedagang yang berada di tepi laut akan kami batasi dan rapikan, misalnya pedagang bakso hanya diberikan batasan satu meja saja per gerobak,'' urai pria berkuli sawo matang itu.
Setiap malam dikota yang terkenal dengan makan khas otak-otak itu di tepi laut biasanya sepanjang siang jalan tersebut sepi dan jauh dari pedagang kaki lima. Namun, kalau malam hari, sepanjang perjalanan menuju arah pasar itu ramai dipenuhi gerobak jagung bakar, kacang rebus, bakso hingga penjual ice cream.
''Tidak semua yang datang ke tepi laut itu mau makan hanya sekedar menikmati pemandangan laut. Karena terlalu banyak pedagang kaki lima. Sehingga tidak bisa lagi menikmati laut. Karena itu, kami akan melakukan penertiban,'' jelas Agus.
Diakui Agus, pedagang kaki lima di tepi laut tidak dipungut biaya retrebusi penjualan maupun sampah.
Karena itu, Agus menghimbau agar pedagang kaki lima di tepi laut yang berjualan dimalam hari menjaga kebersihan dan menyiapkan tempat sampah sendiri.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, kemarin, menuturkan, untuk penertiban pedang kaki lima di tepi laut perlu dikoordinasikan kembali. ''Kita harus mengatur kembali, apalagi ini menyangkut nafkah orang. Kita akan membicarakan nanti mengenai bagaimana baiknya,'' tandasnya usai menghadiri penutupan PKK di Lapangan Skip, Tanjungpinang.