Dari pantauan Batam News, sekitar pukul 10.00 WIB, mobil ambulan datang ke RSUD dengan membawa pasien yang bernama Jamaludin (29). Jamaludin merupakan pasien yang kaki kanannya mengalami luka parah dan membusuk dan harus diamputasi. Prihal pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu dikarenakan jatuh dari motor.
Sedangkan satu lagi pasien rujukan dari puskesmas Kijang Antam yang bernama Saripah Sulastri (52) menderita penyakit maag dan sakit dada. Dikarenakan peralatan medis puskesmas tidak memadai. Sehingga wanita paruh baya itu dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan perawatan intensip. Namun, wanita yang menggenakan kaos berwarna putih itu hanya bisa menahan sakit di dalam ambulance. ''Saya sakit dan sudah tak tahan. Dada ini sakit betul,'' ujarnya lirih dari dalam ambulance.
Suasana terlihat kesal, dikarenakan pihak Rumah Sakit tidak mempedulikan dua pasien rujukan itu. Mereka dibiarkan saja di dalam ambulance. Wajah anak dan para tetangga yang membawa pasien datang ke rumah sakit sudah mulai uring-uringan agar keluarga dan temannya mendapat pertolongan dari pihak rumah sakit.
''Ibu saya sakit dari semalam dan sudah dirawat di puskesmas. Karena peralatan di sana tidak lengkap, maka dirujuk ke sini. Saya sendiri bingung harus kemana kalau tidak diterima di sini,'' keluh Man, anak Saripah Silastri yang biasa disapa bu Suip.
Tampak wajah-wajah kesal, marah dan bingung terlihat jelas pada raut wajah keluarga. Ditambah mendengar rintihan ibunda yang merasa kesakitan membuat anak yang mengantarnya itu pun bertambah bingung. Emosi pun mulai terlihat. Tampak beberapa pengatar marah-marah kepada pihak rumah sakit yang tidak mempedulikan pasiennya.
''Saya tetap bersikukuh agar ibu saya dirawat di sini untuk mendapatkan pengobatan,'' tuturnya.
Sementara itu, Husni, salah seorang tetangga pasien Jamalnudin yang mengalami kaki luka itu mulai marah-marah dan meminta agar tetangganya tersebut segera mendapat pertolongan rumah sakit. Kaki Jamalnudin itu memang sudah membusuk. Ia hanya bisa terbaring lemah di dalam ambulance dan hanya bisa berharap agar pihak rumah sakit segera menolongnya.
''Untuk bisa kesini saja susah betul. Pihak puskesmas mempersulit dikarenakan belum mengurus surat Jamkesnas. Padahal Jamalnudin sudah sangat kesakitan dan sudah semestinya harus ditolong,'' ujar Husni kesal.
Diakui Husni, pihaknya sudah mencoba datang ke Dinas Kesehatan untuk meminta surat pengantar ke rumah sakit karena pasien tidak mampu. Namun surat pengantar itu tidak bisa dibuat dikarenakan mati listrik.
''Pihak dinas kesehatan setempat minta datang lagi besok. Ya, tidak mungkin kan pasien menunggu besok. Padahal dia sudah kesakitan,'' katanya.
Menurut salah satu petugas rumah sakit yang enggan disebutkan namanya itu, kejadian ini sudah sering terjadi di rumah sakit. ''Ini bukan kejadian pertama kali, memang saat ini rumah sakit sedang penuh pasien. Jadi, kami juga tidak tahu harus berbuat apa,'' ujarnya sambil berlalu.
Sekitar satu setengah jam dua pasien yang menderita penyakit yang berbeda itu ditelantarkan rumah sakit. Sekitar pukul 11.30, dokter jaga mengampiri pasien yang bernama Saripah Sulastri untuk memberikan pertolongan pada pasien. Sehingga tak lama kemudian, wanita yang menderita penyakit dalam itu mendapatkan tempat di RSUD.
Hal tersebut membuat rasa kesal pengantar pasien Jamalnudin. ''Kan kami yang datang duluan ke sini, kenapa harus pasien itu yang mendapat giliran,'' keluh Husni.
Meskipun sempat dibiarkan selama sepuluh menit. Jamalnudin pun segera mendapat perawatan dari pihak rumah sakit dan diletakan di ruang IGD.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, dr Eka Hanasarianto menuturkan, persoalan ini dikembalikan kepada pihak rumah sakit. ''Tanya saja sama rumah sakit, apakah tahun ini ada penambahan atau tidak,'' ujarnya angkat tangan terhadap persoalan tersebut.
Sedangkan pihak rumah sakit yang dicoba dikonfirmasi Batam News sedang tidak bisa dikonfirmasi. Ponsel dr Edi Sobri yang merupakan Direktur RSUD Kota Tanjungpinang pun tidak kunjung diangkat dan SMS pun tidak dibalas mengenai persoalan kapasitas rumah sakit yang sudah tidak memadai lagi.