*1500 Ton Beras Bulog di Gudang Bulog
Pendistribusian beras miskin (raskin) untuk di Kota Tanjungpinang tidak banyak berubah dan prosedurnya tetap sama seperti tahun 2009 lalu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Publik Kantor Bulog Kota Tanjungpinang, Gatot Wargono, Senin (18/1).
Menurut Gatot, pendistribusian rasdi (beras bersubsidi) tetap mengacu pada permintaan dari pemerintah kota Tanjungpinang. ''Proses pendistribusian tetap mengacu pada permintaan dari pemerintah kota Tanjungpinang. Setiap bulannya kita akan menyalurkan rasdi pada pertengahan bulan disetiap kelurahan,'' tuturnya.
Namun hal sebelumnya berdasarkan permintaan kelurahan. Pasalnya, kelurahan harus siap dalam pendistribusian rasdi. ''Kalau atas permintaan kelurahan untuk segera didistribusikan. Kita akan langsung salurkan ke kelurahan. Lalu, mereka lah yang membagikan kepada masyarakat yang berhak membeli rasdi,'' ujarnya.
Mengenai harga rasdi itu sendiri. Gatot menegaskan tidak ada perubahan harga jual terhadap rasdi tersebut. Harga jual kepada masyarakat tetap sama, meskipun terjadi kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras sebesar 10 persen.
''Untuk tahun ini memang ada perubahan terhadap jumlah beras kepada masyarakat yakni 13 kilogram untuk satu KK atau RTM. Biasanya 15 kilogram untuk satu KK perbulan. Tetapi rencananya akan tetap 15 kilogram, memang saat ini masih belum tertulis diberitahukan, tetapi nanti akan ada perubahaan anggaran pada APBN-P,'' tuturnya.
Penerimaan rasdi untuk kota Tanjungpinang yang disalurkan gudang bulog yakni diperuntukan untuk 5.869 untuk kuota Tanjungpinang. ''Setiap bulannya kita mengeluarkan beras sebanyak 350 ton dan saat ini persediaan beras untuk gudang bulog Tanjungpinang saat ini berjumlah 1500 ton,'' ucapnya.
Setiap dua atau tiga bulan sekali, beras bulog datang sebanyak 500 ton. Sedangkan beras yang berada di gudang bulog merupakan beras dari NTB (Nusa Tenggaran Barat) dan Jawa Timur. Diakui Gatot, untuk persediaan beras di gudang bulog tidak bisa banyak. ''Karena kalau terlalu banyak dan lama di gudang, beras akan rusak dan jelek. Kita tetap akan mendistribusikan beras sesuai dengan permintaan,'' tukasnya.
Pendistribusian beras miskin (raskin) untuk di Kota Tanjungpinang tidak banyak berubah dan prosedurnya tetap sama seperti tahun 2009 lalu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Publik Kantor Bulog Kota Tanjungpinang, Gatot Wargono, Senin (18/1).
Menurut Gatot, pendistribusian rasdi (beras bersubsidi) tetap mengacu pada permintaan dari pemerintah kota Tanjungpinang. ''Proses pendistribusian tetap mengacu pada permintaan dari pemerintah kota Tanjungpinang. Setiap bulannya kita akan menyalurkan rasdi pada pertengahan bulan disetiap kelurahan,'' tuturnya.
Namun hal sebelumnya berdasarkan permintaan kelurahan. Pasalnya, kelurahan harus siap dalam pendistribusian rasdi. ''Kalau atas permintaan kelurahan untuk segera didistribusikan. Kita akan langsung salurkan ke kelurahan. Lalu, mereka lah yang membagikan kepada masyarakat yang berhak membeli rasdi,'' ujarnya.
Mengenai harga rasdi itu sendiri. Gatot menegaskan tidak ada perubahan harga jual terhadap rasdi tersebut. Harga jual kepada masyarakat tetap sama, meskipun terjadi kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras sebesar 10 persen.
''Untuk tahun ini memang ada perubahan terhadap jumlah beras kepada masyarakat yakni 13 kilogram untuk satu KK atau RTM. Biasanya 15 kilogram untuk satu KK perbulan. Tetapi rencananya akan tetap 15 kilogram, memang saat ini masih belum tertulis diberitahukan, tetapi nanti akan ada perubahaan anggaran pada APBN-P,'' tuturnya.
Penerimaan rasdi untuk kota Tanjungpinang yang disalurkan gudang bulog yakni diperuntukan untuk 5.869 untuk kuota Tanjungpinang. ''Setiap bulannya kita mengeluarkan beras sebanyak 350 ton dan saat ini persediaan beras untuk gudang bulog Tanjungpinang saat ini berjumlah 1500 ton,'' ucapnya.
Setiap dua atau tiga bulan sekali, beras bulog datang sebanyak 500 ton. Sedangkan beras yang berada di gudang bulog merupakan beras dari NTB (Nusa Tenggaran Barat) dan Jawa Timur. Diakui Gatot, untuk persediaan beras di gudang bulog tidak bisa banyak. ''Karena kalau terlalu banyak dan lama di gudang, beras akan rusak dan jelek. Kita tetap akan mendistribusikan beras sesuai dengan permintaan,'' tukasnya.