Okta : Sebulan Sekali, Hendi Minta ABG
Gadis berkulit sawo matang itu harus mendekam di sel Mapolresta Tanjungpinang, karena terlibat sebagai pelaku penjualan atau trafficking terhadap sembilan anak baru gede (ABG) di Kampung Bugis. Okta (18) tidak menyangka dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus traficking.
''Saya kenal Hendi, karena Hendi duluan yang menghubungi saya sekitar bulan November 2008 lalu. Saya tanya tahu nomor ponsel saya dari mana, katanya dari teman Windi,'' ujar Okta alias Nokta, tersangka kasus trafficking, Minggu (24/5).
Dari pertemuan pertama kali di hotel Sangrila itu, Okta hanya berbincang-bincang dengan Hendi, pria asal Kalimantan itu mengenai berbagai hal seperti keluarga, sekolah, teman dan sebagainya. Sehabis berbincang-bincang, saat hendak kembali ke rumah, Okta diberi uang Rp1 juta.
''Saya diberi uang Rp1 juta, saya tanya untuk apa. Katanya ya untuk saya. Kalau ditanya dari mana, bilang saja dari kawan,'' ujar Okta, gadis remaja yang tidak tamat SMP itu.
Uang pemberikan Hendi, diakui Okta, untuk dibelikan baju. Setiap orangtua Okta menanyakan mengenai prihal baju barunya. Okta selalu bilang dari kawannya. Kedua orangtua Okta maupun tunangan Okta tidak pernah mengetahui pertemuannya dengan pria keturunan warga Tionghoa itu.
Selang seminggu kemudian dari pertemuan itu, Okta dihubungi lagi oleh Hendi. Kali ini Hendi menggunakan nomor Iwan. ''Waktu dia menghubungi saya, dia minta dikenalkan teman saya. Katanya, saya sudah dikasih uang dan dia minta dikenalkan teman yang seumuran dengan saya. Katanya, dia senang berteman dengan gadis seusia saya,'' ucapnya takut-takut.
Maka, dibawanyalah EM ke hotel Sangrila. Saat itu, EM, yang memang teman sepermainannya itu mengaku sudah tidak perawan. ''Saya ajak dia, saya bilang ada kawan yang mau kenalan, warga keturunan dari Kalimantan. Dianya mau, ya sudah saya bawa ke sana,'' tuturnya.
Memang, dipertemuan pertama hanya berbincang-bincang seputar sekolah dan keluarga. Pada pertemuan pertama itu, Okta dan EM diberi uang Rp1juta dan dibagi berdua, masing-masing mendapat Rp500 ribu. ''Saya dua kali mengajak EM dan dia mau bertemu dengan Hendi. Dipertemuan kedua itu, EM mengaku kalau Hendi mau memakainya. Dipertemuan ketiga EM yang minta ditemukan dan dia mau dipakai, setiap kali bertemu kami dikasih Rp1juta,'' urainya.
Tidak ada unsur pemaksaan dan pertemuan dengan Hendi selalu di kamar yang berbeda. Terkadang Hendi yang menghubunginya langsung, terkadang melalui Iwan sebagai pelantara antara Hendi dan Okta. ''Sebulan sekali Hendi minta dicarikan ABG, dia tidak pernah bilang untuk dipakai, cuma untuk teman ngobrol dan pegang-pegang saja,'' ucapnya.
Setelah EM, ada beberapa gadis remaja yang diajaknya. Menurut pengakuan Okta, yang diajak itu sudah tidak perawan semua. ''Kebanyakan anak seusia saya di Kampung Bugis sudah tidak perawan,'' katanya.
Setelah EM, RN diajak bertemu dengan Hendi. ''RN tahu waktu mau ku kenalkan dengan kawan ku. Waktu itu RN sedang berada di rumah ku dan karena banyak keluarga di sana. Aku bilang sama dia, kalau kita pura-puranya mau membuat tato dan RN setuju,'' ujarnya.
Di sana, RN pun diajak ngobrol dan diberi uang. Dipertemuan kedua itu lah, mereka bermain. ''Waktu pertemuan kedua, saya selalu disuruh keluar sama Hendi. Setiap saya mau keluar, saya tanya mereka boleh apa tidak dan mereka bilang tidak apa-apa,'' aku remaja yang baru dua bulan menikah itu.
Selang setengah jam keluar dari kamar dan menunggu di ruang fitnes, Okta kembali lagi ke dalam kamar. Setelah mendapatkan SMS. Informasi mengenai Okta memiliki kawan yang mempunyai banyak uang itu menyebar, terbukti ada tiga kawannya yang minta dikenalkan dengan Hendi.
''LE pernah bertanya sama NT, bagaimana mencari uang cepat. NT mengenalkan saya pada LE dan dia mau dikenalkan sama Hendi. Saya ajak dia, saya tidak pernah memaksa dan setiap diberi uang. Kami selalu berbagi tanpa paksaan, kalau di kasih Rp1 juta, saya minta separuh,'' katanya sambil malu-malu.
Dijanjikan Motor. Atas memperkenalkan kawan-kawan seumuran dengannya, Okta dijanjikan Hendi dibelikan sepeda motor. Rupanya, sampai kasus ini terungkap, Hendi masih belum membelikan sepeda motor untuknya. ''Gara-gara kasus ini, suami ku jadi stres dan tidak doyan makan. Padahal, saya tidak ada bermaksud demikian. Mereka yang minta dikenalkan, karena terungkap kasus ini, jadi mereka takut dan mempersalahkan saya. Saya sendiri tidak percaya jadi begini,'' ungkap gadis berambut panjang itu.
Hendi, lanjut Okta, memiliki ciri-ciri berkulit putih, tingginya sedang, berwajah orental. ''Hendi juga sering memakai ABG di Jakarta. Hendi tidak pernah bercerita mengenai pekerjaannya, dia cuma bilang ponselnya gak bisa dihubungi karena berada di Hutan dan dia asal dari Kalimantan dan juga sudah berkeluarga dan memiliki anak,'' tukasnya.