Suplai Air Warga Bisa Terganggu
Baru tiga minggu berlangsung musim kemarau sudah menyusutkan waduk air di sungai Pulau. Biasanya kedalaman air sei pulai sedalam bisa mencapai empat meter kini mulai menyusut sehingga tinggal 80 sentimeter dari keadaan biasa sebelum musim kemarau.
Dalam sehari sembilan pompa air milik PDAM bisa menghasilkan debit air sebanyak 234 liter pe detik. Namun kalau kondisi di sei pulai makin menyusut, sehingga produksi air bersih bisa terganggu. Karena tidak adanya persediaan air. Padahal sei Pulai merupakan salah satu waduk air yang ada di Tanjungpinang.
''Dari 370 sentimeter kubik per debit air normal sebelumnya, saat ini hanya tinggal 90 sentimter. Dengan semakin mengeringnya Waduk Sei Pulai, dalam minggu ini jika hujan tidak turun, diperkirakan pasokan air minum untuk masyarakat Tanjungpinang akan terhenti,'' ujar Kepala Seksi Produksi PDAM Tirta Janggi Tanjungpinang Abdul Razak, Jumat (24/4), kepada anggota DPRD Kepri, Rudi Chua di lokasi Waduk Sei Pulai di kilometer 14, Tanjungpinang.
Diakui Razak, dari 7 mesin intek VCM I dan VCM II dengan 3 buah pipa benam yang beroperasi sebelumnya sudah tidak dapat melakukan penyedotan air dari waduk, karena pipa intek-nya tergantung.
''Kamis kemarin, pompa intek sudah tidak dapat lagi memompa air karena debit air sudah jauh berkurang. Sehingga terpaksa kita lakukan penyambungn pompa intek, itu juga hanya tinggal 90 sentimeter dari permukaan lumpur waduk,'' keluhnya.
Waduk Sei Pulai sempat dilakukan pengerukan agar mata air di waduk Sei Pulai bisa masuk ke dalam pipa. Namun, semakin menyusutnya air. Hal tersebut sudah semakin sulit dilakukan. Pompa intek benam super sibel yang sebelumnya digunakan PDAM untuk menyedot air Sei Pulai, saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi, meskipun telah dilakukan pengerukan lahan.
''Akibat musim kemarau yang panjang, permukaan air waduk Sei Pulai sudah lebih rendah dari permukaan pompa intek super sibel itu sendiri,'' jelasnya.
Diakui Razak, selain musim kemarau, mengeringnya waduk Sei Pulai juga disebabkan rusaknya catchment area yang ada di sekitar waduk.
Sejumlah mata air waduk Sei Pulai yang ada sebelumnya, saat ini sudah mati. Sumber air waduk ini hanya mengharapkan turunnya hujan. Solusi jangka pendek dengan kondisi waduk Sei Pulai saat ini melakukan pembenahaan lingkungan sekitar waduk. Selain itu juga perlu dipasang pompa sumur sibet (pompa benam) di tengah waduk. Sehingga air dapat disedot dari tengah waduk, guna mengatasi terhentinya pasokan air bagi masyarakat Tanjungpinang.
''Jika tidak turun hujan, kita tidak bisa lagi menyalurkan air kepada masyarakat. Karena tidak ada lagi air yang bisa diolah dan disalurkan. Kita hanya berharap hujan akan segera turun,'' tukasnya.
Baru tiga minggu berlangsung musim kemarau sudah menyusutkan waduk air di sungai Pulau. Biasanya kedalaman air sei pulai sedalam bisa mencapai empat meter kini mulai menyusut sehingga tinggal 80 sentimeter dari keadaan biasa sebelum musim kemarau.
Dalam sehari sembilan pompa air milik PDAM bisa menghasilkan debit air sebanyak 234 liter pe detik. Namun kalau kondisi di sei pulai makin menyusut, sehingga produksi air bersih bisa terganggu. Karena tidak adanya persediaan air. Padahal sei Pulai merupakan salah satu waduk air yang ada di Tanjungpinang.
''Dari 370 sentimeter kubik per debit air normal sebelumnya, saat ini hanya tinggal 90 sentimter. Dengan semakin mengeringnya Waduk Sei Pulai, dalam minggu ini jika hujan tidak turun, diperkirakan pasokan air minum untuk masyarakat Tanjungpinang akan terhenti,'' ujar Kepala Seksi Produksi PDAM Tirta Janggi Tanjungpinang Abdul Razak, Jumat (24/4), kepada anggota DPRD Kepri, Rudi Chua di lokasi Waduk Sei Pulai di kilometer 14, Tanjungpinang.
Diakui Razak, dari 7 mesin intek VCM I dan VCM II dengan 3 buah pipa benam yang beroperasi sebelumnya sudah tidak dapat melakukan penyedotan air dari waduk, karena pipa intek-nya tergantung.
''Kamis kemarin, pompa intek sudah tidak dapat lagi memompa air karena debit air sudah jauh berkurang. Sehingga terpaksa kita lakukan penyambungn pompa intek, itu juga hanya tinggal 90 sentimeter dari permukaan lumpur waduk,'' keluhnya.
Waduk Sei Pulai sempat dilakukan pengerukan agar mata air di waduk Sei Pulai bisa masuk ke dalam pipa. Namun, semakin menyusutnya air. Hal tersebut sudah semakin sulit dilakukan. Pompa intek benam super sibel yang sebelumnya digunakan PDAM untuk menyedot air Sei Pulai, saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi, meskipun telah dilakukan pengerukan lahan.
''Akibat musim kemarau yang panjang, permukaan air waduk Sei Pulai sudah lebih rendah dari permukaan pompa intek super sibel itu sendiri,'' jelasnya.
Diakui Razak, selain musim kemarau, mengeringnya waduk Sei Pulai juga disebabkan rusaknya catchment area yang ada di sekitar waduk.
Sejumlah mata air waduk Sei Pulai yang ada sebelumnya, saat ini sudah mati. Sumber air waduk ini hanya mengharapkan turunnya hujan. Solusi jangka pendek dengan kondisi waduk Sei Pulai saat ini melakukan pembenahaan lingkungan sekitar waduk. Selain itu juga perlu dipasang pompa sumur sibet (pompa benam) di tengah waduk. Sehingga air dapat disedot dari tengah waduk, guna mengatasi terhentinya pasokan air bagi masyarakat Tanjungpinang.
''Jika tidak turun hujan, kita tidak bisa lagi menyalurkan air kepada masyarakat. Karena tidak ada lagi air yang bisa diolah dan disalurkan. Kita hanya berharap hujan akan segera turun,'' tukasnya.