Hampir semua orang pernah mengalami stres, baik karena pekerjaan,
masalah pribadi atau penyebab lain. Ada beberapa tanda atau gejala stres yang
seringkali tidak disadari oleh banyak orang.
Berikut ini adalah 9 (sembilan) tanda tersembunyi yang memperlihatkan bahwa
Anda sebenarnya sedang dilanda stres dan butuh lebih banyak waktu untuk tenang
:
1. Nyeri haid
Perempuan yang mengalami stres cenderung dua kali lebih mungkin mengalami
menstruasi yang teramat menyakitkan. Penelitian menduga, stres turut
berkontribusi dalam mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
2. Mulut terasa pegal
Kondisi rahang yang sakit dapat menjadi tanda bahwa Anda sedang mengalami gigi
gemeretak (
bruxism), yang biasanya terjadi selama tidur dan dapat
diperburuk oleh stres, kata Matthew Messina, DDS, penasehat konsumen untuk
American Dental Association.
Menggertakkan gigi saat tidur termasuk dalam gangguan dalam tidur, yang juga
disebut
sleep bruxism. Kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang tidak
disadari pelakunya. Sampai saat ini, penyebab
sleep bruxism ini tidak
diketahui secara pasti.
Namun beberapa peneliti mengatakan, orang yang punya kebiasaan menggertakkan
gigi saat tidur biasanya adalah orang sedang stres dan mencari solusi dari
masalahnya. Kesimpulan tersebut dihasilkan berdasarakan penelitian terhadap 48
orang yang mengalami
sleep bruxism.
3. Mimpi aneh
Efek mimpi biasanya akan memberikan suasana positif saat Anda tidur, sehingga
meningkatkan suasana hati
(mood) saat Anda terbangun, kata Rosalind
Cartwright, PhD, seorang profesor emeritus psikologi di Rush University Medical
Center. Akan tetapi, ketika seseorang sedang dilanda stres, mereka akan
cenderung lebih sering terbangun sepanjang malam.
4. Pendarahan gusi
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di Brazil dari 14 studi sebelumnya
diketahui bahwa mereka yang sedang stres memiliki risiko lebih tinggi
mengidap penyakit periodontal. Peningkatan hormon stres (kortisol) yang
berlangsung terus menerus dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan
memungkinkan bakteri untuk menyerang gusi, kata para peneliti.
5. Timbul jerawat
Stres dapat meningkatkan peradangan (inflamasi) yang menyebabkan jerawat, kata
Gil Yosipovitch, MD, profesor dermatologi klinis di Wake Forest University.
6. Ngidam makanan manis
Kebiasaan mengudap coklat pada sebagian besar perempuan mungkin lebih
disebabkan karena faktor stres dan bukan karena perubahan hormon. Kesimpulan
tersebut berdasarkan hasil temuan para ahli dari Universitas Pennsylvania yang
melakukan survei kepada para perempuan pra-dan pascamenopause. Hasilnya
diketahui bahwa peneliti hanya menemukan sedikit penurunan prevalensi ngemil
coklat pasca menopause. Peneliti mengatakan bahwa kondisi ini kemungkinan
disebabkan stres, atau faktor lain yang memicu keinginan perempuan untuk ngemil
coklat.
7. Kulit gatal
Sebuah studi di Jepang baru-baru ini yang melibatkan lebih dari 2.000 orang menemukan
bukti bahwa mereka dengan gatal kronis (dikenal sebagai pruritus) dua kali
lebih mungkin mengalami stres. Bahkan para ahli mengungkapkan, perasaan cemas
atau tegang juga mungkin dapat memperburuk kondisi peyakit kulit lainnya
seperti dermatitis, eksim, dan psoriasis. "Respon stres akan mengaktifkan
serabut saraf, sehingga menyebabkan sensasi gatal," jelas Yosipovitch.
8. Alergi yang parah dari biasanya
Dalam sebuah percobaan tahun 2008, peneliti dari Ohio State University College
of Medicine menemukan bahwa penderita alergi mengalami gejala lebih berat
setelah mereka menjalani tes kecemasan. Hormon stres dapat merangsang produksi
IgE - sebuah protein darah yang dapat menyebabkan reaksi alergi, kata peneliti,
Janice Kiecolt-Glaser, PhD.
9. Sakit perut
Kecemasan dan stres bisa menyebabkan sakit perut, bersamaan dengan sakit
kepala, sakit punggung, dan insomnia. Sebuah studi yang melibatkan 1.953 pria
dan perempuan menemukan bahwa individu yang mengalami stres tiga kali lebih
mungkin untuk mengalami sakit perut.
Meski begitu, peneliti mengaku bahwa belum ada hubungan yang secara ilmiah
dapat menjelaskan antara stres dan sakit perut. Tetapi satu teori menyatakan
bahwa usus memiliki hubungan dengan jalur saraf di otak. Jadi, ketika pikiran
bereaksi terhadap stres, usus mengambil sinyal yang sama.