Ibu dan Anak Diculik Pacar Anak

Baru turun dari kapal laut di pelabuhan Kijang, Ririn (27) dan ibunya Mistiani (48) langsung diamankan mantan pacar Ririn, Taris (32). Padahal, saat itu, Ririn sudah sebulan menghilang dari Taris. Mereka menjalin hubungan selama dua bulan.

''Saya sendiri kaget, kenapa dia (Taris, red) sampai tahu kalau saya baru pulang dari Jawa bersama ibu. Langsung saja, saat itu kami dibawa ke rumahnya,'' ujar Ririn, kemarin, kepada wartawan.

Diakui Ririn, dirinya sudah tiga bulan menjalin hubungan dengan Taris, yang tidak lain merupakan bos tempatnya bekerja di salah satu tempat pijat.

Alasan Ririn pulang ke Jawa, untuk menemui keluarga ibunya selama satu bulan. Namun, selebihnya untuk menghindari pacarnya yang bertubuh tambun itu. ''Begitu kami turun dari kapal, kami dibawa ke rumahnya. Saya minta agar ibu juga dibawa ke sana,'' ungkapnya sambil tertunduk.

Hal itu dibenarkan Mistaini. ''Waktu kami turun di kapal, bos anak saya itu datang bersama beberapa kawannya. Kami dibawa ke rumahnya dengan mobil warna putih,'' tutur wanita yang sudah setengah baya itu.

Diakuinya, dirinya sama sekali tidak tahu apa-apa. ''Anak saya meminta saya untuk ikut menemaninya dengan alasan saya sedang tidak enak badan. Lalu, bosnya itu mengajak saya ikut serta. Padahal, rencananya saya mau balik lagi ke Dumai. Saya ke Jawa untuk melihat keluarga saya,'' tutur wanita berkulit sawo matang itu.

Sementara itu, Ririn yang hanya diam saja. Akhirnya mau angkat bicara, mengenai prihal penyekapan yang terjadi di perumahan Rawasari, Kelurahan Melayu Kota Piring, RT 7, RW 2 No 39, Kilometer lima, Tanjungpinang. ''Dia menuntut agar uang yang selama ini diberikan dikembalikan. Kalau tidak saya akan dilaporkan ke polisi dan dipenjarakan,'' tuturnya.

Menurut pengakuan wanita berambut panjang itu, selama menjalin hubungan dua bulan dengan bosnya itu telah memberikan uang Rp27 juta.

Taris memberikan keterangan yang berbeda. Pria pemilik salah satu panti pijat di Tanjungpinang menolak dikatakan menculik Ririn. ''Saya menjemput dia ke Pelabuhan Kijang. Memang saat itu saya bersama empat kawan saya. Karena kan itu pelabuhan, jadi sulit untuk menjemput dan mencarinya seorang diri,'' ungkap Taris, yang ditemui di ruang pemerikasaan Mapolsek Tanjungpinang Timur.

Pria berkulit putih itu pun juga enggan mengatakan menyekap dan menculik Ririn. ''Pintu rumah terbuka dan tidak dikunci, kalau di sekap kan tanggannya diikat, lalu pintu dikunci dan digembok dari luar. Ini nggak,'' tuturnya.

Diakuinya, dirinya meminta uang yang selama ini diberikannya kepada kekasihnya. ''Setiap bulan selama kami pacaran, saya memberikannya uang sekitar Rp10 juta lebih. Saya tahu Ririn akan kembali ke Tanjungpinang dari salah seorang kawannya, makanya saya berniat menjemputnya,'' tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, kasus penculikan yang menimpa Ririn masih diselidiki pihak kepolisian Mapolsekta Tanjungpinang Timur. ''Kami mendapatkan laporan dari salah seorang kawan Ririn melalui SMS yang menyatakan Ririn disekap di perumahan Rawasari,'' tutur AKP Dunya Harun, Kapolsekta Tanjungpinang Timur melalui Kanit Polsekta Tanjungpinang Timur, Briptu Alson.

Mendapat informasi itu, pihak kepolisian langsung turun ke lapangan dan mengecek. Sekitar pukul 12.30 WIB, Kamis kemarin. Di dapati Ririn dan Ibunya berada di kamar. ''Kami masih menyelidiki kasus ini dan Tarin akan dikenakan Pasal 332 KUHP mengenai penculikan dan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara,'' tandasnya.

Terimakasih Anda Telah Berkunjung ke Blog Dunia Wanita Masa Kini
Judul : Ibu dan Anak Diculik Pacar Anak
Ditulis Oleh : Citra Pandiangan
Anda tertarik dengan artikel kami: Ibu dan Anak Diculik Pacar Anak Silahkan minta pada kami. Selamat membaca, membaca membuka wawasan kita. Happy Blog Walking My Friends

2 comments:

Anonymous said...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!

Citra Pandiangan said...

thanks you so much for your attention

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis