Pemasangan Pipa Intek Nunggu Kepastian Hukum

Kondisi Air di Sei Pulai Kian Krisis

Masyarakat Kota Tanjungpinang kini menghadapi persoalan yang komplek, masalah air dan listrik yang hingga kini masih belum ada penyelesaian. Untuk masalah air, kondisi air di waduk Sei Pulai kian menipis hanya bisa mengaliri sekitar 400 pelanggan dan untuk persoalan listrik masih ada pemadaman bergilir.

Menurut Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah, kemarin, pihaknya sedang meminta pertimbangan hukum bagaimana agar bisa cepat melakukan pemasangan perpanjangan pipa di Sei Pulai.

''Dana sudah ada untuk tahap awal Rp1,5 miliar untuk pemasangan pipa intek, kita juga sedang meminta pertimbangan dari Kejaksaan karena saat ini kondisi air sudah krisis. Sehingga harus segera dilakukan tindakan secepatnya, karena itu kita minta pertimbangan dari kejaksaan,'' ucapnya.

Diakui Ismeth, kondisi air di waduk Sei Pulai kian krisis, sehingga harus segera dilakukan tindakan cepat namun juga mempertimbangkan persoalan hukum yang berlaku.

Pencarian sumber air untuk penambahan persediaan air di waduk Sei Pulai pun terus dikerjakan. Satu-satunya penambahan air untuk waduk Sei Pulai galang Batang sebagai sumber air baru bagi waduk Sei Pulai. ''Sei Pulai tidak memiliki sumber air, karena itu perlu sumber air baru untuk mencukupi kebutuhan air,'' tuturnya.

Menurut Ismeth, kondisi air di Sei Pulai masih bisa bertahan empat bulan kedepan, jika kondisi cuaca masih seperti ini. Pemerintah akan menyediakan tangki air tambahan untuk mensuplai air kepada masyarakat.

Data terakhir hanya 40 pelanggan yang masih bisa dialiri air itu pun masih dilakukan bergiliran. ''Ini termasuk kondisi krisis karena sudah bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Kita bisa menggunakan dana tak terduga untuk bencana alam, seperti banjir atau kebakaran. Walaupun kondisi saat ini bukan kebakaran atau kebanjiran,'' ungkapnya.
Ismeth mengharapkan akan segera dilakukan pemasangan pipa intek sehingga air bisa dialiri pada masyarakat. ''Untuk persoalan itu yang mengurus pihak manajemen PDAM dan akan dipilih beberapa suplayer yang terbaik untuk segera mendatangkan alat yang dibutuhkan,'' tukasnya.


Sementara itu, beberapa waktu lalu, Abdul Razak, Kepala Seksi Produksi PDAM, mengenai upaya pemanjangan pipa intek, hingga kini baru sebatas upaya dilakukan managemen PDAM saja. Sementara, dari pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri masih belum bereaksi. Padahal, sebelumnya pemerintah sudah memastikan untuk segera turun tangan mencari solusi dengan melakukan penambahan panjang pipa intek yang berada di lokasi waduk Seipulai.

''Satu-satunya harapan agar Pemerintah Provinsi Kepri segera merealisasikan komitmennya. Semakin cepat semakin baik, Ini menyangkut hajat hidup orang banyak,'' ungkapnya.

Saat ini 4 pipa intek sudah tidak bisa beroperasi lagi. Karena pipa sudah tidak menjangkau air. Padahal pihak manajemen PDAM telah berupaya melakukan penyambungan. Selama ini, di lokasi waduk ada 9 pipa intek yang digunakan. Masing-masing pipa mampu menarik air sebesar 334 liter perdetik. Dikarenakan 5 pipa intek tidak bisa beroperasi. ''Dari 18 ribu pelanggan ini, kita hanya bisa mensuplai sekitar 40 persen saja, dengan sistim bergilir. Karena saat ini terjadi kemacetan total,'' tukasnya

Terimakasih Anda Telah Berkunjung ke Blog Dunia Wanita Masa Kini
Judul : Pemasangan Pipa Intek Nunggu Kepastian Hukum
Ditulis Oleh : Citra Pandiangan
Anda tertarik dengan artikel kami: Pemasangan Pipa Intek Nunggu Kepastian Hukum Silahkan minta pada kami. Selamat membaca, membaca membuka wawasan kita. Happy Blog Walking My Friends

0 comments:

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis