Gigi Putih Dengan Bleaching


SENYUMAN yang menarik dan menyenangkan umumnya ditentukan oleh sejauh mana deretan gigi di balik senyuman tersebut dapat tampil secara alami dan serasi. Tuntutan estetika inilah yang seringkali membuat seseorang melakukan perawatan baik gigi maupun wajahnya.

Perubahan warna gigi dapat menimbulkan persoalan estetika yang dapat memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior (depan). Bahkan dapat menyebabkan rasa rendah diri yang berlebihan pada penderita. Tulisan singkat ini menunjukkan beberapa persoalan terkait dengan penampilan gigi serta memberi jalan keluar bagi mereka yang ingin memanfaatkan senyuman sebagai daya tarik dalam pergaulan.

Warna normal gigi sulung adalah putih kebiru-biruan atau putih susu. Warna normal pada gigi permanen adalah kuning keabu-abuan. Perubahan warna pada gigi sulung maupun gigi permanen dapat berlangsung secara fisiologik maupun patologik.

Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur, karena dentin (lapisan keras yang melindungi saraf gigi) dapat menjadi lebih tebal. Akibat deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi.

Perubahan warna secara patologik dapat bersifat ekstrinsik (dari luar) dan intrinsik (dari dalam). Perubahan warna secara ekstrinsik dapat disebabkan oleh deposit yang terjadi pada permukaan gigi. Sementara perubahan warna secara intrinsik disebabkan oleh faktor dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa (pembuluh darah gigi).

Pemutihan gigi

Perubahan warna yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan proses pemutihan atau yang dikenal dengan bleaching. Pemutihan gigi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan pewarnaan pada gigi secara kimiawi dengan menggunakan bahan oksidator atau reduktor.

Pemutihan gigi bertujuan untuk mengembalikan estetika gigi dengan menyesuaikan warna gigi dengan warna gigi normal. Warna gigi yang berbeda dengan warna gigi normal akan menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan diri pada seseorang, sehingga akhirnya merasa malu untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Proses pemutihan gigi dilakukan berdasarkan mekanisme terjadinya reaksi oksidasi. Noda-noda yang terdapat pada email () dan dentin akan dioksidasi oleh gel pemutih gigi (karbamid peroksida) yang bertindak sebagai oksidator kuat. Bahan oksidator ini memunyai kemampuan untuk merusak molekul-molekul warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas yang dilepaskan. Kejadian itu membuat warna menjadi netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan.

Proses pemutihan gigi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik pemutihan internal untuk gigi non-vital dan teknik pemutihan eksternal untuk gigi vital. Teknik pemutihan internal dilakukan pada gigi yang telah mendapat perawatan endodontik. Teknik pemutihan eksternal dilakukan dengan memasukan bahan pemutih gigi ke dalam ruangan dalam mouthguard (semacam pelindung) yang nantinya akan ditempatkan menutupi gigi geligi.

Metode yang digunakan untuk memutihkan gigi secara internal adalah teknik Termokatalitik dan teknik Walking bleach. Sedangkan pemutihan gigi secara eksternal dapat dilakukan dengan teknik email mikroabrasi, teknik McInnes, dan teknik mouthguard bleaching.

Penyebab perubahan warna

Perubahan warna secara ekstrinsik biasanya ditemukan pada permukaan luar gigi yang disebabkan oleh faktor lokal. Noda yang ditimbulkan oleh faktor ekstrinsik ini pada umumnya mudah dihilangkan dengan skeling () dan pemolesan pada saat melakukan tindakan profilaksis (pengobatan medis).

Faktor-faktor ekstrinsik yang menyebabkan perubahan warna gigi, antara lain keadaan kebersihan mulut yang tidak baik, di mana plak mengandung produk bakteri kromogenik yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi berubah warna menjadi hijau, kuning, jingga, coklat ataupun hitam. Keadaan ini sering dijumpai pada anak-anak.

Lantas pengaruh makanan dan minuman yang berwarna. Rempah-rempah dan beberapa jenis buah-buahan dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi yang bersifat sementara, karena masih dapat dibersihkan dengan sikat gigi.

Rempah-rempah yang menyebabkan pewarnaan pada gigi misalnya kunyit dapat menyebabkan gigi berwarna kuning, pandan dapat menyebabkan gigi berwarna hijau. Selain itu beberapa jenis minuman yang mengandung pigmen dapat menyebabkan perubahan warna, misalnya kopi, teh, sirup, dan temulawak.

Rokok juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjadi coklat sampai hitam pada bagian leher gigi. Distribusi dan perubahan warna yang terjadi ditentukan oleh tipe, jumlah, dan kebiasaan lamanya merokok.

Perubahan warna gigi karena faktor intrinsik biasanya terdapat pada email atau dentin yang disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur-struktur ini.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi secara instrinsik, antara lain dekomposisi jaringan pulpa dan sisa makanan, di mana gas yang dihasilkan oleh proses pulpa nekrosis (kerusakan/kematian jaringan pembuluh darah gigi) dapat membentuk ion-ion sulfida yang berwarna hitam. Kemudian pemakaian antibiotik, misalnya tetrasiklin. Pemakaian antibiotik golongan tetrasiklin dalam periode pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang permanen, yaitu dari kuning sampai abu-abu atau coklat. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul tetrasiklin menembus barier plasenta jika diberikan pada usia kehamilan lebih dari 4 bulan, dengan demikian dapat mengenai gigi sulung yang sedang terbentuk.

Pada masa anak-anak usia 5 - 7 tahun (masa pembentukan gigi seri permanen), penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin dapat menyebabkan perubahan wana gigi yang permanen.

Penyakit metabolik yang berat selama fase pertumbuhan gigi juga menyebabkan perubahan warna. Sebagai contoh perubahan akibat endemic fluorosis yang menyebabkan bercak-bercak coklat pada gigi.

Lantas hemorhagi (pendarahan hebat) dalam kamar pulpa terjadi karena injury traumatic (luka trauma) pada gigi yang menyebabkan putusnya pembuluh darah pada pulpa dan darah terdifusi ke dalam tubuli dentin (rongga gigi), sehingga menyebabkan warna gelap kemerahan. Pemakaian obat-obatan untuk perawatan pengisian saluran akar dan juga bahan tambalan yang sering menyebabkan perubahan warna (terutama amalgam).

Pemutihan internal

Teknik pemutihan gigi secara internal dilakukan pada gigi yang telah mendapat perawatan saluran akar. Terdapat beberapa teknik yang dipakai dalam perawatan bleaching secara intra koronal di antaranya teknik walking bleach yang dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara internal. Teknik walking bleach lebih aman dan memerlukan waktu paling sedikit. Bahan yang digunakan dalam teknik ini adalah pasta yang merupakan campuran dari larutan hidrogen peroksida 30% - 35% dengan bubuk natrium preporat. Efek maksimum pemutihan dengan teknik ini diperoleh sekira 24 jam setelah perawatan dan pasien harus kembali setelah 3 sampai 7 hari.

Ada pula teknik thermokatalitik yang melibatkan pelekatan bahan oksidator di dalam kamar pulpa dan penggunaan panas. Sementara teknik foto-oksidasi ultraviolet dengan memanfaatkan lampu ultraviolet yang diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan. Cairan hidrogen peroksida 30% - 35% diletakkan dalam kamar pulpa dengan butiran kapas lalu disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit (diulang setiap hari).

Untuk teknik pemutihan secara eksternal (mouthguard bleaching) digunakan untuk gigi vital yang mengalami perubahan warna hanya pada permukaan email. Perubahan warna email misalnya karena proses penuaan, kebiasaan minum kopi atau teh, dan kebiasaan merokok. Teknik ini juga lazim untuk gigi yang berwarna kecoklatan, karena menderita fluorosis (akibat air mengandung fluorida) ringan atau perubahan warna intrinsik yang ringan. Perubahan warna bisa karena penyerapan tetrasiklin pada masa pembentukan gigi, yaitu gigi berwarna kuning muda, coklat atau abu-abu muda yang merata sampai batas insisal.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses bleaching, antara lain faktor penyebab perubahan warna gigi, indikasi yang tepat, partisipasi pasien yang aktif selama perawatan, motivasi pasien dalam melakukan perawatan, kondisi pasien selama perawatan, terutama dalam respon muntah dan pengunaan jumlah bahan pemutih, serta lama pemakaian.

Terimakasih Anda Telah Berkunjung ke Blog Dunia Wanita Masa Kini
Judul : Gigi Putih Dengan Bleaching
Ditulis Oleh : Citra Pandiangan
Anda tertarik dengan artikel kami: Gigi Putih Dengan Bleaching Silahkan minta pada kami. Selamat membaca, membaca membuka wawasan kita. Happy Blog Walking My Friends

6 comments:

Anonymous said...

bisa merusak email gigi katanya loh

Citra Pandiangan said...

tergantung kadarnya koq mas...

Anonymous said...

keren blognya... salam kenal ya....

Citra Pandiangan said...

to idotkontji

lam kenal juga dan makasih ya

Anonymous said...

hargany kira kira berapa y buat bleaching yg internal??? Ak abis perawatan akar gigi,2 gigi seri dpn,jd item gitu,hiks. Trus mst dilakuin di dokter umum or spesialis konservasi???

naomi said...

kalo post perawatan sal.akar untuk gigi depan ya dibuat mahkota jaket begitu juga untuk gigi belakang. Bleaching tidak menyelesaikan masalah untuk kasus post Perawatan Sal.Akar

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis