Pedagang Kaki Lima Ditertibkan

0 comments

Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang selain rutin melakukan razia pelajar yang bolos dijam sekolah, juga sedang menggalakan razia pedagang kaki lima (PK5) yang berjualan bukan pada tempatnya. Hal tersebut diungkapkan Agustiawarman, kemarin.

''Tidak hanya pedagang kaki lima saja yang berada di pasar yang kami tertipkan, tetapi rencananya juga pedagang kaki lima yang ada di tepi laut,'' ujar Agustiawarman kepada Batam News.

Hal tersebut dikarenakan pedagang kaki lima di tepi laut sudah terlalu banyak dan marak. Padahal batasan yang diberikan pemerintah sebelum sampai ke gedung daerah. Tetapi, pedagang kaki lima yang setiap malam mengisi ruang jalanan tersebut sudah melebihi batas yang diberikan.

''Kalau sudah terlalu banyak jadi tidak rapi. Waktu diberikan ijin berjualan disitu pada jam-jam tertentu dan tidak sebanyak yang sekarang,'' ungapnya.

Sehingga kalau malam tepi laut jadi terkesan berantakan dan tidak rapi. Karena banyaknya pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. ''Dalam waktu dekat pedagang yang berada di tepi laut akan kami batasi dan rapikan, misalnya pedagang bakso hanya diberikan batasan satu meja saja per gerobak,'' urai pria berkuli sawo matang itu.

Setiap malam dikota yang terkenal dengan makan khas otak-otak itu di tepi laut biasanya sepanjang siang jalan tersebut sepi dan jauh dari pedagang kaki lima. Namun, kalau malam hari, sepanjang perjalanan menuju arah pasar itu ramai dipenuhi gerobak jagung bakar, kacang rebus, bakso hingga penjual ice cream.

''Tidak semua yang datang ke tepi laut itu mau makan hanya sekedar menikmati pemandangan laut. Karena terlalu banyak pedagang kaki lima. Sehingga tidak bisa lagi menikmati laut. Karena itu, kami akan melakukan penertiban,'' jelas Agus.

Diakui Agus, pedagang kaki lima di tepi laut tidak dipungut biaya retrebusi penjualan maupun sampah.

Karena itu, Agus menghimbau agar pedagang kaki lima di tepi laut yang berjualan dimalam hari menjaga kebersihan dan menyiapkan tempat sampah sendiri.

Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, kemarin, menuturkan, untuk penertiban pedang kaki lima di tepi laut perlu dikoordinasikan kembali. ''Kita harus mengatur kembali, apalagi ini menyangkut nafkah orang. Kita akan membicarakan nanti mengenai bagaimana baiknya,'' tandasnya usai menghadiri penutupan PKK di Lapangan Skip, Tanjungpinang.

KPU Kepri Bertemu Danlantamal

0 comments

Persiapan Pemilu 2009

Kamis (27/11), Komisi Pemilihan Umum Kepulauan Riau bertandang ke Lantamal IV Tanjungpinang dalam rangka untuk meminta partisipasi dalam Pemilu 2009. Pasalnya, letak Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau menyulitkan KPU dalam bidang logistik, khususnya menyangkut pengiriman kotak suara.

Menurut Den Yelta, Ketua KPU Kepri, pihaknya meminta bantuan Lantamal IV untuk membantu mendistribusikan logistik dibeberapa pulau di Kepulauan Riau yang tidak terjangkau alat transportasi laut atau yang jarang dilalui transportasi laut. Demi kelancaran Pemilu 2009 dalam pengiriman kotak suara maupun data logistik.

''Dengan bekerjasama dengan TNI AL tentunya akan ada rasanya aman dalam pengiriman barang logistik. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,'' ujar Den Yealta, didampingi Ferry Manalu, Tibrani, anggota KPU.

Hal tersebut juga diungkapkan anggota KPU Natuna, Januariusdi yang sengaja didatangkan KPU Kepri untuk memberikan keterangan kepada Lantamal mengenai kesulitan transportasi laut dalam pengiriman pendistribusian logistik pemilu di daerah pulau-pulau yang ada di Kepulauan Riau.

Menanggapi hal tersebut, Brigadir Jeneral TNI, Lukman Sofyan, Danlamtal IV Tanjungpinang, menuturkan, dalam rangka pemilu pihaknya siap melakukan pengamanan sesuai dengan amat Undang-Undang.

''Dalam rangka pengamanan pemilu, dalam hal pendistribusian logistik, saya tegaskan siap membantu aparat pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Apalagi pemilu nanti memang sifatnya nasional baik. Kita siap untuk membantu baik dari pengamanan maupun transportasi berdasarkan atas perintah yang dipusat,'' jelasnya.

Diakui Lukman, keputusan yang dipusat yang mengambil keputusan. Namun, pihaknya siap memberikan bantuan atas perintah pusat. ''Sebagai aparat, kami siap diperintahkan kapan saja sama yang dipusat. KPU Pusat pasti juga sudah mempertimbangkan untuk meminta bantuan dalam hal transportasi. Sehingga pihaknya tetap akan menyediakan sarana transportasi dalam pengantaran logistik di pulau-pulau, sesuai dengan perintah,'' tandasnya.

Rumah Warga Hancur Ketiban Tower

0 comments

Sudah Sejak Lama Minta Diturunkan

Dua rumah warga di Jalan Panjaitan, gg Putri Balkies RT 01/RW 02 hancur tertimpa sebuah tower pengangkal petir milik Bintan Pager. Tower tersebut diperkirakan ambruk, sekitar pukul 01.10 WIB, Kamis, dini hari. Pasalnya, tower yang sudah lama tidak berfungsi tersebut ambruk saat tertiup angin. Menurut Satiman, korban tower ambruk, ketika tower tua rubuh, keluarganya sedang tertidur di kamar dekat dapur.

Suara gedubrak dari benturan tower yang rubuh membuat keluarga Satiman terkejut dan terbangun. Namun, dipikirnya tidak terjadi apa-apa, Satirman berniat melanjutkan tidur lagi. Tetapi, di luar beberapa warga yang mendengar suara tersebut dan berteriak.

''Saya terbangun dan melihat, lampu juga sudah hampir mati. Begitu keluar kamar, saya kaget mendapati atap rumah saya sudah hancur berantakan karena tertimpa tower,'' keluhnya.

Jatuhnya tower yang sudah berdiri sejak tahun 1999 tersebut sempat menghantam jaringan listrik, langsung megeluarkan api. Akibat rubuhnya tower Bintan Pager membuat atap rumah, alat-alat rumah tangga berupa meja, serta TV keluarga rusak parah.

Hal yang sama juga dialami, keluarga Robert, yang posisi rumahnya berada di sebelah rumah Satiman. ''Saya terkejut sewaktu mendengar suara itu dan ternyata tower itu rubuh mengenai atap dapur di rumah saya ini membuatnya hancur,'' ujarnya sambil menunjukan atap dapur rumahnya yang berantakan akibat terkena tower.

Jatuhnya tower Bintan Pager tersebut memang tidak mengakibatkan ada korban jiwa, tetapi korban mengalami kerugian yang diperkirakan puluhan juta. Akibat rubuhnya tower yang menimpa dua rumah yang berada dekat dengan berdirinya lokasi tower.

Sementara itu, Imrais, warga tempatan, menuturkan, warga sudah pernah meminta pada pemilik tower untuk segera melepas tower tersebut. ''Apalagi perjanjiannya sudah lama berlalu. Pemilik lahan dengan pemilik tower sudah membuat perjanjian untuk meminjam lahan untuk pemasangan tower dari tahun 1999 hingga 2005,'' urainya.

Namun hingga tahun 2008, tower yang ada di lingkungan warga setempat belum juga diturunkan. Padahal perjanjiannya sudah lama berlalu. ''Kami sudah membuat surat kepada pemilik tower untuk segera menurunkan tower tersebut, tetapi tidak digubris malah meminta dana dari kami,'' ujarnya.

Tower yang berdiri tersebut sejak tahun 2005 sudah tidak digunakan lagi. Akibatnya, masyarakat setempat sering merasa was-was, karena tower yang menjulang tinggi itu bisa berbahaya terkena petir. Tidak hanya itu saja, banyak peralatan elektronik warga setempat rusak.

Sebulan 67 Orang Terkena BDB

0 comments

Kasus DBD Tanjungpinang Ditetapkan KLB

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tanjungpinang dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Pasalnya dalam sebulan jumlah penderita DBD di Kota Tanjungpinang mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding bulan sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan dr Eka Hanasariyanto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, kemarin, usai menghadiri kegiatan PKK di lapangan Skip. ''Kasus DBD di Kota Tanjungpinang sudah dinyatakan KLB. Karena dalam sebulan sudah 67 orang yang dinyatakan positif, sedangkan yang gejala DBD ada ratusan orang dalam sebulan,'' ungkapnya.

Diakui Eka, jumlah pasien yang terkena DBD bulan November ini lebih meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata jumlah pasien DBD berjumlah 27 orang.

''Kasus DBD di Kota Tanjungpinang yang ditetapkan sebagai Kasus Luar Biasa ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Kota Tanjungpinang,'' ujarnya.

Selain itu data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dalam setahun ini yang meninggal dunia akibat virus DBD berjumlah lima orang, termasuk satu lagi pasien DBD yang meninggal dunia di RSAL, kemarin. ''Tadi pagi (kemarin pagi, red), kami mendapat laporan dari rumah sakit, satu lagi pasien yang meninggal dunia berusia tiga tahun,'' ujar Eka.

Satu pasien yang meninggal dunia tersebut berada bertempat tinggal di Kilometer lima, Tanjungpinang. Sehingga tim medis Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang turun ke lokasi untuk melakukan fogging. ''Banyak masyarakat bertanya kenapa di tempatnya tidak dilakukan fogging. Fogging itu racun dan bukan pencegahan demam berdarah, melainkan mencoba untuk membunuh nyamuk DBD yang telah mengigit korban, sehingga tidak terjadi penyebaran,'' ungkapnya.

Dilanujutkan Eka, untuk melakukan pencegahan DBD, masyarakat diharapkan untuk melakukan 3 M yaitu menguras bak mandi, menutup penampungan air, dan mengubur barang bekas.

Selain itu juga menaburkan bubuk abate untuk membunuh jentik-jentik nyamuk yang berada didalam bak kamar mandi. ''Kami memberikan bubuk abate gratis kepada masyarakat,'' ungkapnya.

Dikarenakan Kota Tanjungpinang sudah dinyatakan Kejadian Luar Biasa DBD di Kepulauan Riau. Dinas Kesehatan Provinsi Kepri juga turut tangan membantu Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang untuk mencegah kasus DBD menyebar dilingkungan masyarakat.

Menurut Munzir Purba, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, kemarin, di Kepulauan Riau untuk kasus demam berdarah yang baru dinyatakan sebagai KLB baru Kota Tanjungping. ''Kemarin kan sempat ribut-ribut di Karimun kasus DBD sebagai KLB, ternyata tidak benar,'' ungkapnya.

Munzir menegaskan, untuk kasus DBD yang ditetapkan sebagai KLB baru Kota Tanjungpinang. Karena jumlah penderitanya lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

''Kami memberikan bantuan berupa penyuluhan serta abate dan beberapa lainnya untuk mencegah DBD terus melebar di Kota Tanjungpinang,'' tandasnya.

Sani : Menunggu Pembahasan Aset Pemko-Pemkab

0 comments

Saat ini pembahasan sengketa aset antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dengan Pemerintah Kabupaten Bintan masih terus berlangsung. Pasalnya, pembahasan perebutan aset sejak Kota Tanjungpinang berdiri sendiri masih belum menemukan titik temu.

''Saat ini pembahasan aset masih sedang dibahas ditingkat internal Pemko Tanjungpinang dengan Pemkab Bintan bersama DPRD masing-masing,'' ujar HM Sani, Wakil Gubernur Kepri, kemarin, usai menghadiri penutupan PKK di Lapangan Skip, Tanjungpinang.
Sani menuturkan, pihaknya sebagai mediator memberikan kesempatan kepada pemerintah setempat untuk membahas bersama-sama dengan DPRD setempat.

''Setelah ada hasilnya, baru kita akan membahas kembali. Pendapat antara Pemko Tanjungpinang dengan Pemkab Bintan untuk menyamakan persepsi,'' ungkapnya.

Mengenai tenggang waktunya, Sani menegaskan, masih lama. ''Pembahasan aset kan baru berjalan dua bulan. Biarkan tim dulu membahas ditingkat internal mereka, baru kita dudukan bersama. Kami disini sebagai mediator dan tidak akan memihak. Kami hanya mempertemukan kedua tim untuk menyamakan persepsi,'' tandasnya.

Bendara Parpol akan Ditertibkan

0 comments

Ditempatkan di Delapan Titik, Empat Kecamatan

Saat ini banyak atribut partai politik di Kota Tanjungpinang yang dipasangnya semerawut. Sehingga merusak tatanan kota Tanjungpinang. Bahkan atribut parpol yang berupa bendera, baleho dan spanduk terkesan asal pasang dan tidak dibuat serapi mungkin, yang penting lokasinya strategis.

Dalam ajang pertemuan forum koordinasi pimpinan daerah dengan pimpinan partai politik Kota Tanjungpinang, Edward Musahili, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, kemarin, menuturkan, semakin mendekati pemilu eskalasi politik semakin meningkat. ''Salah satunya dapat dilihat dari maraknya pemasangan atribut partai, seperti spanduk, baleho, bilboard dan bendera hampir disemua ruas jalan. Sehingga sedikit banyak dapat menganggu keindahan kota,'' ujar Edward dalam sambutannya di Hotel Laguna, Tanjungpinang.

Edward berharap, adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, KPU, Panwaslu dan partai-partai politik diharapkan kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan, tetapi juga memperhatikan keindahan kota juga dijaga.

''Hingga saat ini menuju Pemilu 2009, Kota Tanjungpinang masih kondusif dan diharapkan tetap kondusif sampai masa pemilu berakhir,'' ujarnya.

Sementara itu, usai pertemuan, Juramali Esram, Kepala Kantor Kesbang Limas Kota Tanjungpinang menuturkan, saat ini pihaknya bersama KPU Kota Tanjungpinang sedang menyiapkan lokasi untuk pemasangan bendara partai politik.

''Untuk pemasangan bendara parpol kami pusatkan di delapan titik, di empat kecamatan di Kota Tanjungpinang dengan lokasi yang strategis dan bisa dilihat masyarakat. Sehingga parpol tetap bisa melakukan sosialisasi dengan atribut bendara,'' ungkapnya.

Esram menambahkan, untuk menjaga tatanan kota Tanjungpinang tetap indah, pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan Panwaslu Kota Tanjungpinang yang akan dilantik awal bulan Desember.

Untuk lokasi pemasangan bendera atau atribut parpopl, Esram masih enggan menyebutkan lokasi mana saja yang akan dipusatkan sebagai tempat pemasangan atribut parpol. ''Pertemuan ini juga akan membahas mengenai atribut parpol. Tujuan diadakan kegiatan ini untuk meningkatkan koordinasi pemerintah daerah dengan partai politik,'' urainya.

Diakui Esram, kegiatan ini mengundang seluruh pimpinan parpol dan pemerintah daerah untuk saling bertukar informasi dan juga mensinergikan pendapat untuk memajukan kota Tanjungpinang dalam hal pembangunan.

Pada kesempatan itu juga, Pemerintah Kota Tanjungpinang menyerahkan bantuan keungan kepada partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Kota Tanjungpinang hasil Pemilu 2004. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 dan Permendangri Nomor 32 Tahun 2005 yang direvisi dengan Permendagri Nomor 25 Tahun 2006.

SK Didampingi Keluarga

0 comments

Ruang khusus di Markas Polisi Sektor Bukit Bestari yang dijadikan tempat penahan SK nampak ramai. Pasalnya, keluarga tersangka kasus pembunuhan bayi di Jalan Kencana menemani SK yang diamankan Polsek Bukit Bestari sejak dua hari laku.

''Sejak kami amankan, keluarga SK menemani SK di ruang khusus yang kami tempatkan. Ini karena SK masih dibawah umur dan perlu ada yang menemani tersangka,'' ujar AKP Arifin Effendi, Kapolsek Bukit Bestari, kemarin.

Menurut pantauan Batam News, ruangan khusus yang ditempatkan SK sebagai tanahan terlihat beberapa keluarga SK yang menemani SK sejak SK ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan bayi yang sempat menghebohkan warga setempat.

Wajah SK nampak lebih riang dibanding saat pertama kali diamankan dari sekolah SMAN IV yang berlokasi di Jalan Pemuda, Tanjungpinang.

''Kondisi SK sudah lebih baik dan juga sudah bisa bercanda,'' tutur Arifin.

Menurut pihak sekolah, lanjut Arifin, SK merupakan anak yang patuh dan rajin. Sehingga tindakan yang dilakukan SK membuat pihak sekolah tidak percaya.

Sedangkan di rumah, SK selalu berada dibawah pantauan keluarganya. ''Menurut informasi yang kami terima dari tantenya. Setiap SK keluar dari rumah selalu ditemani keluarganya. Keluarga SK terlalu mengekang SK. Sehingga SK cendrung berdiam diri di kamar seorang diri,'' urai Arifin kepada Batam News.

Kasus tersebut terus diproses. Bahkan kasus SK pun juga turut didampingi Bapas, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan juga dari Shelter Kepri yang membantu menangani pelaku yang masih dibawah umur.

Karena perbuatan pelaku, pelaku dikenakan Pasal 341 KUHP tentang perbuatan yang menghilangkan nyawa anak yang baru dilahirkan dan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Sedangkan pacar Sk, Mohammad Noviyandi (19) yang turut diamankan saat sedang training di Hotel Royal, Tanjungpinang dikenakan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang No 21 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dibawah umur dan ancaman lima tahun penjara. ''MN kami amankan di sel tahanan dan kami pisahkan dari SK. Karena usia MN sudah cukup umur untuk diamankan,'' tandasnya.

Sekuarga Lawan Rampok

0 comments

Pelaku Perampokan Ditembak

Selasa (22/11), kediaman rumah Safari (32), Ketua RT 04 Dompak Darat dimasukin dua orang pencuri menggunakan senjata tajam, sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, Safri sedang menuju kedai untuk memasukan motor. Saat membuka pintu kedai, dua kawanan perampok bersenpi dan bersebo itu langsung menyerangnya.

''Saat saya membuka pintu, mereka datang dan langsung menyerang saya. Mereka membawa kayu broti dan juga pisau,'' ujar Safari di ruang unit Mapolres Tanjungpinang, kemarin.

Begitu dirinya mau disekap, pria berkulit sawo matang itu pun mencoba melawan dua pencuri itu seorang diri. Salah satu diantara mereka mencoba memukulnya dan pisau yang dipegang kawanan pencuri itu pun hendak menusuk korban, tetapi dengan sigap ditangkis pakai tangan kanannya. Pertikaian antara Ketua RT dan kawanan pencuri itu pun berlangsung sekitar 20 menit.

Namun, karena dua lawan satu, pak RT 04 itu pun kewalahan. Bahkan salah satu diantara mereka yang membawa kayu broti itu memukul dirinya dari belakang. Hingga membuat Safari terjatuh. Begitu tubuhnya menyentuh tanah, salah satu diantara mereka langsung menempelkan pisau dilehernya.

''Pisau yang mereka bawa diletakan dileher ku. Karena keributan itu, istri ku keluar,'' ujarnya.

Melihat Ariel (28) keluar dari rumah dan menanyakan ada apa, salah satu dari mereka yang menggunakan penutup dari kaos warna putih itu langsung mengampiri istrinya. Melihat kesempatan satu lawan satu, ia pun mencoba melawan pria yang menaruh pisau dilehernya.

''Pisau itu saya ambil dan saya patahkan. Saya pun sempat bergulat dan salah satu dari mereka kalah. Saya buka sebonya. Lalu, saya melihat istri saya, istri saya juga melawan dan tangannya luka kena pisau,'' jelasnya.

Melihat kawannya kalah, pria yang menggunakan kaos putih sebagai penutup wajah itu pun langsung kabur bersama kawannya. Keesokan harinya, kejadian itu pun langsung dilaporkan ke Mapolres Tanjungpinang.

Walaupun tidak mengakibatkan kerugian meteri dari aksi perampokan ini, namun akibat perlawanan yang dilakukan Safari, badan ketua RT 04 ini, terlihat lebam di bagaian punggung dan tanganya, yang terkena hantaman balok. Sementara, lengan dan jarinya terlihat luka akibat tusukan pisau pelaku pencurian.

Mendapat laporan dan ciri-ciri salah seorang pelaku. Polisi pun melakukan pencarian dan ketemu salah satu pelaku yang baru diketahui bernama Siagian (48) di Tanjungugat. Polisi pun langsung menangkap pelaku. Namun, pelaku berusaha kabur dan langsung ditembak.

Walaupun lokasi terpisah, teman Siagian, Rizal (26) pun juga diamankan di Kampung Baru dan berusaha melarikan diri dari kejaran pihak kepolisian. Sehingga polisi terpaksa menembak kakinya untuk menghentikan ulah penjahat tersebut.

Di rumah sakit, Siagian menuturkan, dirinya diajak Rizal untuk mengambil uang dikedai Safari. ''Saya diajak Rizal,'' ujar Siagian yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek.

Diakui Siagian, kejahatan yang dilakukannya bersama Rizal bukan yang pertama.

Bapak empat anak itu sebelumnya pernah melakukan copet di pasar dan mendapatkan uang hasil copet Rp40 ribu. Selain itu, karena ulahnya mencuri lima belas tahun lalu, ia pun terpaksa berurusan dengan polisi.

Sementara itu, Rizal nampak diam saja di kursi roda dan hendak dibawa ke sel di Mapolresta Tanjungpinang.

Ditempat terpisah, AKBP Yusri Yunus, Kapolres Tanjungpinang membenarkan, pihaknya menangkan dua tersangka pencurian dan melepaskan tembakan. ''Kami terpaksa menembak pelaku karena berusaha melarikan diri,'' tuturnya.

Atas perbuatan pelaku percobaan pencurian, lanjut Yusri, dikenakan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Lahan Tempat Tinggal belum Dibebaskan

0 comments

Perjalanan menuju Pusat Pemerintahan

Luas wilayah Pulau Dompak berjumlah 957 hektar dan saat ini baru 505 hektar yang berhasil dibebaskan Pemerintah Kepulauan Riau. Pemerintah masih harus membebaskan 452 untuk membangun pulau Dompak menjadi pusat pemerintahan. Untuk membebaskan lahan di Dompak dari pemiliknya, Pemerintah mengalami kesulitan. Karena beberapa diantara pemilik lahan masih enggan melepaskan lahan mereka untuk mempercepat pembangunan mega proyek pusat pemerintah Kepri.

Menurut Mardani, warga Dompak, kepada Batam News, beberapa waktu lalu, dirinya masih belum mau membebaskan lahan miliknya karena harga yang diberikan pemerintah tidak sesuai.

''Kami meminta agar pemerintah memberikan harga sesuai dengan standar harga saat ini,'' ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Radja Tjelak Nur Djalal, Kepala Bagian Biro Pemerintah Kepulauan Riau menuturkan, pemerintah tetap akan membayar sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

''Kalau kami membayar lebih lagi, nanti akan ada polemik baru. Karena itu harga yang kami bayarkan sesuai dengan harga yang sudah ditentukan'' tegasnya.

Seluas 452 hektar lahan yang masih belum dibebaskan termasuk hutan bakau dan rawa yang diperkirakan luasnya 10-15 persen dari luas keseluruhan pulau Dompak. Khusus untuk itu tidak termasuk bagian ganti rugi. Selain beberapa pemilik lahan enggan melepaskan lahan miliknya, persoalan yang timbul adalah tumpang tindih lahan atau sengketa lahan.

Untuk itu, Boy menjelaskan, 42 hektar baru-baru ini dapat diselesaikan. Maka, yang tersisa belum diganti rugi tinggal hanya kurang lebih 266 hektar lagi, yang terdiri dari lahan pemukiman warga, tanah milik perusahaan tambang, serta lahan sengketa.

''Tanah di Dompak yang sampai saat ini digunakan masyarakat Dompak untuk tempat tinggal masih belum diganti. Memang tidak 100 persen belum diganti, tetapi sudah ada beberapa lahan di pemukiman diganti,'' ungkapnya.

Diakui Boy, itu berdasarkan keinginan pemilik lahan dipemukiman penduduk Dompak.

Pemerintah berjanji pada masyarakat Dompak untuk tidak mengusur rumah mereka di Dompak sampai ada kejelasan rumah baru bagi masyarakat Dompak yang sudah bertahun-tahun menetap di sana yang sebagian merupakan pekerja pertanian dan mayoritas adalah nelayan.

Lahan pemukiman warga di Dompak diperkirakan luasnya sekitar 200 meter. Boy menegaskan, lahan pemukiman penduduk yang belum dibebaskan.

Janji pemerintah dipertegas oleh Kabiro Pemerintahan, Reni Yusneli yang menyatakan tidak akan mengusur masyarakat Dompak. ''Masyarakat Dompak tidak akan digusur sampai pembangunan perumahan Dompak untuk warga siap dibangun,'' ungkap Reni beberapa waktu lalu.

Tingkatkan Kualitas Pendidik

0 comments

Mutu dan kualitas pendidikan di Kepulauan Riau, khususnya Kota Tanjungpinang dari waktu ke waktu terus ditingkatkan. Tidak hanya standar kualitas bangunan tetapi juga mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan Edward Musahilli, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Kamis (26/11) usai menghadiri pembukaan pelatihan kesehatan bagi Palang merah remaja tingkat SLTP/SLTA. Diakui Edward, masih ada beberapa guru yang masih belum memiliki akta mengajar. ''Pemerintah menganggarkan bagi guru-guru untuk sekolah dan masuk dalam anggaran Dinas Pendidikan dan Olahraga,'' ungkapnya.

Anggaran untuk biaya sekolah bagi guru pun masih tetap dianggarkan untuk tahun 2009. Namun jumlah anggaran, Edward menuturkan masih sedang dalam pembahasan di APBD Tahun 2009. ''Untuk soal teknis tanyakan langsung ke dinas bersangkutan,'' ujarnya.

Kualitas guru, lanjut Edward, sangat berpengaruh pada tingkat pendidikan murid dan tingkat kelulusan murid.

''Itu semua bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi juga tanggungjawab bersama dan juga membutuhkan peran orangtua dalam meningkatkan mutu pendidikan anaknya,'' tuturnya.

Letak geografis Kota Tanjungpinang yang dekat dengan negara tetangga membuat kurikulum yang ada disekolah tidak hanya menggunakan standar nasional saja tetapi juga kurikulum standar internasional. ''Ada beberapa sekolah di Tanjungpinang yang sudah menggunakan standar Internasional, seperti di sekolah Djuwita, Pelita Nusantara dan beberapa sekolah lainnnya,'' urai Edward.

Edward berharap agar sekolah-sekolah yang ada di Tanjungpinang juga menerapkan standar kurikulum tidak hanya standar nasional saja tetapi juga standar Internasional.

''Negara Malaysia saja belajar dari kita dan sukses, kenapa kita tidak,'' tuturnya.

Mengenai penyimpangan prilaku pelajar yang ada di Kota Tanjungpinang. Edward menuturkan, pelajar disekolah hanya tujuh jam, karena itu orangtua harus memperhatikan anaknya dan masyarakat juga turut membantu.

''Tidak ada sekolah maupun di rumah mengajarkan anak yang tidak benar. Karena itu ini menjadi tanggungjawab bersama,'' ujar Edward.

Untuk mencegah berbagai tindakan yang menyimpang dari lingkungan luar. Salah satunya perlu mengadakan kegiatan yang mendidik. Salah satunya pelatihan yang digelar Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang yakni pelatihan kesehatan bagi Palang merah remaja tingkat SLTP/SLTA.

''Kegiatan ini kan positif untuk memberikan pendidikan kepada pelajar. Berbagai kegiatan seperti ini perlu digelar. Kalau bisa juga bekerjasama dengan Depag agar pendidikan agama anak mendalam,'' tandasnya.

Pabrik Tempe-Tahu Berhenti Operasional

0 comments

Harga Kacang Kedelai Tinggi

Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat yang berdampak dengan nilai mata uang dolar yang naik turun, ternyata berdampak pada pabrik tempe dan tahu yang ada di Kota Tanjungpinang. Hal tersebut diungkapkan Solehan (39), pemilik Pabrik tahu dan tempe di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tanjungpinang Barat.

Ditemui Batam News di rumah dan sekaligus tempatnya usaha, pria bertubuh besar itu mengaku merasa susah untuk produksi tahu dan tempe. Karena harga bahan baku berupa kacang kedelai mengalami kenaikan harga yang tak menentu.

''Harga kacang kedelai ini berdasarkan harga dolar yang ada di pasaran. Kalau harga dolar meninggi, harga kacang kedelai pun ikut mahal,'' keluhnya.

Kenaikan harga bahan baku kacang kedelai yang diolah menjadi tempe dan tahu tersebut tidak bisa membuat pengusaha tempe dan tahu di Tanjungpinang menaikan harga. Namun, lonjakan dolar yang kian meninggi berdampak pada bahan baku kacang kedelai yang memang diimpor dari Malaysia.

''Kacang kedelai ini berasal dari Malaysia, kacang kedelai lokal jarang masuk kesini. Kalau pun masuk harganya juga lebih mahal,'' ungkapnya.

Padahal untuk sekali produksi, pabrik tempe dan tahu yang merupakan warisan orangtuanya dan sudah berdiri sejak 30 tahun lalu tersebut membutuhkan bahan baku kacang kedelai sebanyak tujuh karung goni atau per karung berisi 150 kilogram. Bahan tersebut diproses untuk menghasilkan tempe dengan panjang 1,6 sentimeter sebanyak 200 batang dan tahu kecil sebanyak 5000 keping.

''Kami menjual harga per keping tahu kecil Rp400 sedangkan tempe per batang dengan ukuran 1,6 sentimeter Rp8000,'' ujarnya.

Harga tersebut merupakan harga normal yang diberikannya kepada konsumen. Namun, karena bahan baku sudah mulai naik dan biaya produksi sudah tinggi. Mau tidak mau pengusaha tempe dan tahu yang berjumlah 45 pengusaha tersebut memutuskan untuk tidak beroperasi mulai Kamis hingga Sabtu medatang. Untuk menetukan harga, karena bahan baku yang semakin meninggi mengikuti harga dolar.

''Kami terpaksa menaikan harga, ini merupakan kesepakatan kami semua. Mulai kamis, kami tidak beroperasi dan baru Minggu kami kembali beroperasi tetapi harganya kami naikkan, mau tak mau untuk menutup biaya operasional,'' ungkapnya.

Katanya, harga tahu kecil per potong Rp500 sedangkan tempe dengan ukuran 1,6 sentimeter dijual per potong Rp14 ribu.

Kendala pengusaha tempe dan tahu yang ada di Tanjungpinang bukan hanya harga bahan baku yang tidak menentu dan lebih mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Padahal, Solehan mengaku kalau harga bahan baku naik tidak terlalu tinggi, produksinya masih bisa bertahan.

Namun harga bahan baku terus menerus mengalami kenaikan. Sehingga membuat pengusaha tempe dan tahu di Tanjungpinang menjerit dengan harga yang tidak menentu tersebut. Bahkan, subsidi dari pemerintah per kilo Rp1000 sudah mulai tak jalan lagi sejak sebulan lalu.

''Bulan ini saja kupon subsidi kacang kedelai saja tidak bisa digunakan. Kata agen yang ditunjuk pemerintah sudah dihentikan. Padahal menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota akhir tahun ini subsisi kacang kedelai tidak diberikan. Faktor ini juga memberatkan kami,'' keluhnya.

Belum lagi ditambah harga kayu bakar terus mengalami kenaikan harga. Padahal untuk membuat tempe dan tahu menggunakan bahan kayu bakar. Pengusaha pabrik tempe dan tahu terus menerus merasa kesulitan untuk beroperasi. ''Harga kayu mengalami kenaikan Rp20 ribu sampai 50 ribu. Ini juga sangat memberatkan kami sebagai usaha home industri,'' ungkapnya.

Solehan berharap agar pemerintah segera mengatasi persoalan tersebut. Sehingga pabrik tempe dan tahu terus beroperasi.

Jumat Distribusi Air PDAM Lancar

1 comments

Belasan masyarakat Tanjungpinang yang mendatangi kantor Gubernur mengenai pendistribusian air bersih yang tidak lancar dari PDAM Tirta Janggi langsung ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Kepri. Hal tersebut berdasarkan Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Eddy Wijaya langsung memanggil managemen PDAM Tirta Janggi, kemarin.

Kabag Tekhnis, Dwi Purba dan Tri Wahyu, Kabag Tekhnis PDAM Tirta Janggi. Pertemuan di pusatkan di ruang rapat I Kantor Gubernur Kepri ini ikut pula dihadiri Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kepri, Nuraida Mochsen, Kepala Biro Administrasi dan Ekonomi, Tagor Napitupulu, dan sebagainya.

Di hadapan Sekdaprov, PDAM mengakui beberapa lokasi terjadi kemacetan distribusi. Insiden ini disebabkan terganggunya jaringan pipa utama saluran air dan terbakarnya tujuh pompa dan beberapa kabel mesin. Saat ini, tim teknisi PDAM tengah melakukan proses perbaikan. PDAM berjanji, pendistribusian air akan kembali lancar, Jumat (28/11) mendatang. Hal tersebut disampaikan Kabag Tekhnis PDAM Tirta Janggi, Dwi Purba.
Khusus perbaikan jaringan pipa utama saluran air yang mengalami kebocoran, managemen belum bisa bertanggungjawab. Karena masih tanggungjawab kontraktor yang memenangkan tender. ''Saat ini, mereka juga tengah melakukan perbaikan,'' ujar Dwi Purba.

Khusus proses perbaikan tujuh pompa pengisap air ke pipa dan beberapa kabel mesin, katanya, tim teknisi PDAM tengah melakukan proses perbaikan.

Keberadaan tujuh pompa ini, digunakan untuk menghisap air dari Dam Sei Pulai ke lokasi pipa jaringan. Pasca terbakar, pompa tak bisa bekerja. Akibatnya, aliran air melalui pipa tak berfungsi. ''Managemen berjanji air akan kembali lancar Jumat mendatang. Janji ini telah kita sampaikan ke Pak Sekdaprov Kepri,'' ungkapnya.

Polisi Amankan 300 Miras

0 comments

Sekitar jam 02. 23 WIB, jajaran kepolisian Tanjungpinang Barat mengamankan 301 minuman keras (miras) atau berakohol di Jalan Agus Salim dengan nama Kedai Sabar. Polisi mengamankan minuman tersebut, lantaran kadar akhoholnya mencapai 15 persen, Senin malam lalu.

Menurut Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Amin melalui Kanit Reskrim Polsek Barat, Briptu Syafriadi Safi'i, jajaran kepolisian mengamankan kedai sabar karena menjual minuman keras.

''Kami mengamakan penjual atas nama Gayus Silaen yang menjual minuman tersebut,'' ungkapnya.

Saat diperiksa di Mapolsek Tanjungpinang Barat, Gayus Silaen mengaku mengantongi izin menjual miras golongan B. Surat izin yang dikeluarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang, Surat Izin Perdagangan SIUP-MB dengan nomor 510/indragkpmd/MP/07 dengan masa berlaku hingga 3 Mei 2010 mendatang untuk golongan B.

Minuman berakohol golongan B antara lain, anggur merah, anggur putih, topi miring, new port, asoka, topi miring, apek botak, dan masih banyak lagi dengan kadar akhohol 15 persen keatas. Menurut pengakuan Gayus Silaen, dirinya sudah berjualan miras sejak setahun lebih.

''Saya memang sudah dua kali ketangkap, pertama karena tidak ada izin. Yang sekarang saya sudah mengantongi izin,'' ungkapnya.

Diakui Gayus, dirinya mengurus izin dan membayar sesuai dengan ketentuan, saya membuat izin itu dengan membayar Rp6 juta dan per bulan NPWP saya bayar Rp60 ribu dan SIUP per tahun saya bayar Rp300 ribu.

''Saya berjualan minuman keras harga per botol saya jual rata-rata Rp16 ribu. Saya berjualan untuk mencari nafkah,'' tandasnya.

Dikarenakan memiliki izin berjualan minuman keras, polisi tidak bisa memproses minuman keras. ''Kalau di swalayan memang ada ijinnya dan kadar akhoholnya 5 persen,'' tutur Safi'i.

Untuk itu, lanjut Safi'i, akan berkoordinasi dengan Kapolsek mengenai miras yang diamankan tersebut.

45 Pelajar SMP hingga Mahasiswa Terjaring Razia

0 comments

Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Kota Tanjungpinang menggelar razia penertiban pelajar yang berada di luar sekolah pada jam sekolah. Razia pelajar yang menurunkan 26 personil Satpol PP itu berhasil menjaring sekitar 45 pelajar yang terdiri dari pelajar SMP, SMA hingga mahasiswa.

Menurut Agustiawarman, Kepala Satpol PP Tanjungpinang, Kamis (25/11), razia ini untuk mendisiplinkan pelajar yang keluyuran di jam sekolah dan juga masih menggunakan seragam sekolah di tempat-tempat umum.

''Razia dipusatkan pada beberapa titik diantaranya di depan SMU II, Meja tujuh, Suka berenang, jalan Tugu Pahlawan, dan dibeberapa lokasi yang biasa dijadikan tempat ngumpul pelajar,'' ungkapnya.

Kebanyakan pelajar yang terjaring berada di tempat keramaian seperti di warnet (warung internet), tempat permainan playstation, serta tempat warung. Pelajar yang terjaring dibawa ke Kantor Satpol PP untuk didata dan dikembalikan ke Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang untuk mendapatkan pengarahan dari Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang.

''Kami data mereka disini dan selanjutnya kami serahkan ke Dinas Pendidikan dan Olahraga disaksikan langsung kepala sekolah mereka dalam serahterima di kantor Satpol PP tadi,'' ujarnya.

Menurut Agus, razia yang dilakukan satpol PP tersebut merupakan salah satu tugas yang harus diembannya untuk melakukan penertiban dan kedisipinan. ''Kami melakukan razia ini juga berdasarkan laporan dari masyarakat. Selain itu juga menghindari tindakan kriminal yang mungkin bisa saja dilakukan pelajar, karena itu perlu diantisipasi sejak dini,'' terangnya.

Sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas satpol PP dengan pelajar yang terlihat sedang bermain di warnet maupun di tempat playstation. Pelajar yang berhasil diamankan tersebut dibawa dengan menggunakan mobil Danlamas ke kantor Satpol PP.

Saat melakukan pendataan tampak beberapa pelajar SMP yang menangis di ruang unit pendataan Satpol PP. Salah satunya, Arfredo, Siswa SMPN 6 menangis saat terjaring Satpol PP. Arfredo mengaku dirinya tidak bolos sekolah. ''Hari ini (kemarin, red) kami dipulangkan cepat sama kepala sekolah karena hari guru. Saya ke sana hanya mencari teman saja untuk pulang bareng,'' ujarnya sambil menghapus air matanya.

Hal senada juga diucapkan Abdul, pelajar SMPN 8, dirinya menunggu jemputan orangtuanya. ''Sekolah dipulangkan cepat, saya menunggu jemputan sambil duduk-duduk bersama kawan, ngak taunya disuruh naik,'' ujarnya.

Mendengar beberapa komentar pelajar yang diamankan tersebut, Agustiawarman, Kepala Satpol PP Tanjungpinang menuturkan, pelajar yang kedapatan sedang nongkorong di jam sekolah maupun sudah pulang tetapi masih menggunakan seragam tetap diamankan. ''Ini untuk mendisiplinkan pelajar agar tidak keluyuran menggunakan seragam di jam sekolah maupun sudah pulang dari sekolah,'' tandasnya.


Giliran PNS Sebentar Lagi

Pada saat melakukan penertiban pelajar, didapati Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga sedang asyik nongkrong di cafe ataupun warung. Begitu melihat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mereka langsung kabur atau pergi. Melihat ulah PNS yang masih suka ngopi di jam kerja tersebut.

Agustiawarman, Kepala Satpol PP Tanjungpinang menuturkan, bila ada perintah dari Wali Kota Tanjungpinang maupun Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Tanjungpinang, pihaknya siap melakukan tugas penertiban PNS yang keluyuran di jam kerja.

''Kami sudah melakukan koordinasi juga dengan BKD dan dalam waktu dekat akan ada razia PNS. Cuma kami masih belum tahu kapan, yang pasti akan digalakan sesuai dengan permintaan,'' ungkapnya.

SK Masih Shock

0 comments

Saat ini SK (15), pelajar SMAN IV masih diamankan di Mapolsek Bukit Bestari, Tanjungpinang. SK diberikan ruangan khusus dan tidak digabung dengan narapidana lainnya yang ada di sel tahanan Mapolsek sebelum diserahkan ke Pengadilan Negeri Tanjungpinang untuk ditindaklanjutin berdasarkan hukum yang berlaku.

Menurut AKP Arifin Effendi, Kapolsek Bukit Bestari, kemarin, sampai saat ini SK masih diamankan di ruang khusus. ''SK tidak kami gabung dengan narapidana lain,'' ungkap pria berkulit putih itu.

Arifin menuturkan, saat ini kondisi SK masih mengalami shock akibat kejadian yang menimpanya. Sehingga para wartawan yang ingin mengetahui kondisi SK tidak dibenarkan untuk menemuinya. ''Biarkan dia tenang dulu, kemarin kan sudah wawancara. Kondisinya baik-baik saja, hanya mengalami sedikit shock,'' terang Arifin.

Dikarenakan SK masih dibawah umur, sehingga didampingi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) serta Shelter Kepri yang membantu menangani pelaku yang masih dibawah umur. ''Perkara ini tetap akan kita proses,'' tegasnya.

Sementara kondisi kandungan SK yang hingga kini masih belum kering. Karena tali puser penghubung SK dengan bayinya tersebut dipotong menggunakan obeng sudah diperiksa ke dokter kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang.

''SK sudah kami antar ke dokter kandungan dan sudah mendapat perawatan, tidak ada masalah untuk kandungannya. Kami juga telah mengambil visum tersangka,'' ujarnya.

Arifin menuturkan, berkas perkara SK akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Tanjungpinang minggu depan untuk di proses.

SK diamankan pihak kepolisian Polsek Bukit Bestari dari sekolahnya masih menggunakan seragam, Senin (24/11) lalu. Sejak diamankan hingga saat ini SK masih dibawah pengawasan Mapolsek Bukit Bestari, sampai berkas tersebut dilimpahken ke Pengadilan untuk di proses.

Aset Masih dalam Pembahasan DPRD

0 comments

Persoalan sengketa aset antara Pemerintah Kabupaten Bintan dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang masih belum terpecahkan. Pasalnya, saat ini pembahasan aset sedang dibahas dimasing-masing internal pemerintah dengan DPRD setempat. Sebelum menyerahkan hasil perundingan antara DPRD dengan Pemerintah ke Pemerintah Provinsi Kepri yang memfasilitasi pertemuan antara dua pemerintahan.

Menurut Ansar Ahmad, Bupati Bintan, saat ini pembahasan aset sudah diserahkan ke Dewan. ''Kami menyerahkan pembahasan aset ini ke dewan. Setelah itu, kita bahas bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang,'' ujarnya di Hotel Comfort belum lama ini.

Diakui Ansar, ada sekitar 17 item aset yang akan diserahkan ke Pemerintah Kota Tanjungpinang agar bisa dikelola.

''Rencananya kami akan mengusulkan menyerahkan aset pasar beserta karyawan yang ada di sana. Sedangkan aset yang sudah berdiri sendiri, seperti prusda nanti kita akan membicarakan bersama,'' ungkapnya.

Sementara itu, Edward Musahilli, Wakil Wali Kota Tanjungpinang sekaligus Tim Ketua Aset Tanjungpinang, kemarin, menuturkan, pihaknya sudah menyerahkan persoalan aset kepada dewan. ''Saat ini pembahasan aset berada di dewan. Kita tinggal menunggu keputusan dari dewan yang nantinya akan kita bawa ke Pemerintah Kepulauan Riau untuk dibahas bersama,'' ujar Edward, usai membuka pelatihan kesehatan bagi palang merah remaja tingkat SLTP dan SLTA di Hotel sempurna Jaya.

Diakui Edward, persoalan aset saat ini tidak berada di pemerintah Kota Tanjungpinang melainkan di DPRD Kota Tanjungpinang.

''Kami sudah menyerahkan persoalan ini kepada DPRD. Biar DPRD bekerja dulu, baru hasilnya akan kita bawa ke Pemerintah Kepri untuk membahas mengenai aset,'' ujarnya.

Sedangkan Wakil Gubernur Kepri, HM Sani kepada Batam News menuturkan, pihaknya menunggu hasil pembicaaraan antara pemerintah Kabupaten Bintan dengan DPRD Bintan, begitu juga dengan pemerintah Kota Tanjungpinang dengan DPRD Kota Tanjungpinang.

''Setelah mereka membahas dimasing-masing internal, baru kita akan melakukan pertemuan lagi,'' tandas Sani.

Mayat Bayi Ditemukan di Jalan Kencana

0 comments

Siswi SMA IV Pelaku Pembuangan Bayi

Warga jalan kencana, belakang kantor Samsat, Sabtu lalu dihebohkan dengan penemuan mayat bayi yang dibuang diselokan. Ternyata ibu bayi yang ditemukan penghuni rumah nomor 12 Jalan Kencana itu merupakan salah satu penghuni rumah. Hal tersebut diungkapkan jajaran kepolisian dalam olah tempat kejadian perkara (TKP).

Menurut AKBP Yusri Yunus, Kapolresta Tanjungpinang melalui AKP Arifin Effendi, Kapolsek Bukit Bestari, kemarin, polisi menduga salah satu pelaku adalah penghuni rumah.

Polisi menduga pelaku adalah salah seornag penghuni rumah. Karena terlihat dari tanda-tanda yang ada di TKP dan salah seorang penghuni rumah tersebut terlihat lemas, nampak seperti habis melahirkan. Begitu mencurigai salah seorang penghuni rumah tersebut, polisi langsung menghimpun data mengenai pelaku dan terbukti pelaku beberapa hari tidak melakukan aktivitas seperti biasa. Apalagi dari hasil penyelidikan jajaran kepolisian, bayi yang diperkirakan baru berusia lima hari itu, tentunya kondisi tubuh wanita yang baru melahirkan itu terlihat lemas.

''Kami mencurigai dia dan kami cek ternyata memang pelakunya salah seorang penghuni rumah,'' ujar Arifin.

Bayi yang ditemukan terbungkus dalam kantong plastik warna hitam dan celana training warna merah. Setelah ditelusuri, pemilik bayi perempuan yang ditemukan meninggal dan terbungkus dengan celana trainang warna merah di dalam plastik adalah Sk (15) siswi kelas I SMA di Tanjungpinag, yang ternyata anak pemilik rumah tersebut.

''Pelaku kami amankan dari sekolahnya, beserta pacarnya untuk dimintai keterangan lebih lanjut,'' tuturnya.

Sementara itu, AKP Yusri Yunus, Kapolres Tanjungpinang langsung datang menemui pelaku yang sudah diamankan di Mapolsek Bukit Bestari dan pelaku masih menggunakan seragam sekolah. Sedangkan pacar Sk yang turut diamankan diperiksa diruangan lain.

''Kami menetapkan Sk sebagai tersangka dan menurut pengakuan pelaku, ia melakukan kegiatan itu sendiri,'' ungkap Yusri.

Kata Yusri, pelaku melahirkan Selasa pagi dan membuang bayi hari Kamis dan mayat bayi itu baru diketemukan Sabtu oleh pihak keluarganya yang menyangka mayat bayi itu adalah bangkai tikus.

Karena perbuatan pelaku, pelaku dikenakan Pasal 341 KUHP tentang perbuatan yang menghilangkan nyawa anak yang baru dilahirkan dan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Sedangkan pacar Sk, MN (19) yang turut diamankan saat sedang training di Hotel Royal, Tanjungpinang dikenakan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang No 21 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dibawah umur dan ancaman lima tahun penjara.

Obeng Dibuang ke Tepi Laut

0 comments

Untuk memutuskan tali puser yang terhubung antara bayi dan SK. SK memutuskan untuk memotong dengan menggunakan obeng. Setelah itu obeng tersebut disimpannya. Namun, berhubung rumah korban, Sabtu (22/11) ramai warga dan juga polisi karena penemuan mayat bayi. Barang bukti tersebut langsung dibuangnya di tepi laut.

Menurut SK, dirinya merasa panik, pada saat jajaran kepolisian datang saat menerima laporan tersebut. ''Saya merasa takut dan panik. Malamnya, saya lempar obeng itu jauh-jauh di tepi laut,'' tuturnya.

Sementara itu, AKP Arifin Efendi, Kapolsek Bukit Bestar menuturkan, barang bukti berupa obeng yang digunakan untuk memotong tali puser akan dicari. ''Kami akan mengusahakan mencari, karena dibuangnya ke laut agak susah menemukannya,'' tandasnya.

Dari Segi Kesehatan

Setelah habis melahirkan, SK merasa lemas. Apalagi saat memotong tali puser menggunakan obeng. Diakui SK, setelah melahirkan bekas tali yang dipotong hingga saat ini belum kering. ''Saya hanya mengobatinya dengan obat merah,'' akunya.

Sementara itu, Dr Erick, dokter kandungan menuturkan, memotong tali puser dengan menggunakan obeng bisa mengakibatkan infeksi. ''Dari segi kesehatan alat tersebut tidak steril dan berbahaya bagi kesehatan. Karena bisa mengakibatkan infeksi kandungan,'' ungkap dr Erick yang dihubungi Batam News.

Menurut pengakuan tersangka, dirinya sama sekali tidak mengetahui kalau sedang hamil. Hal tersebut dibenarkan dr Erick. ''Ada beberapa perempuan yang tidak mengetahui kalau sedang hamil. Karena kondisinya tidak mengalami perubahan,'' ungkapnya.

Katanya, kondisi perempuan yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Apalagi dia masih pelajar dan masih belum memahami benar kondisi dirinya. ''Perubahan fisik kandungan berbeda-beda, jadi tidak bisa dipastikan kandungan tersebut bisa kelihatan pada bulan keberapa,'' tandasnya.

Dari Segi Kejiwaan

Saat ini banyak penyimpangan yang terjadi dikalangan pelajar. Termasuk SK, pelajar yang membuang bayinya ke dalam selokan yang sebelumnya disimpan dalam lemari pakaian. Menurut Fetty, Piskologi, tindakan yang dilakukan pelajar tersebut bisa saja dikarenakan ketidaksiapaan pelaku menghadapi perubahan.

''Orang nekad melakukan tindakan yang diluar logika karena ketidak siapaan dalam menghadapi perubahan. Apalagi pelaku adalah pelajar, sehingga ia merasa tidak siap menghadapi orangtua, masyarakat, teman dan ada kemungkinan juga karena pacarnya tidak bertanggungjawab. Sehingga ia merasa bingung,'' urai Fetty.

Kejadian itu, lanjut Fetty, bisa menganggu kejiwaan pelaku. Karena merasa bersalah atas tindakan yang dilakukannya diluar logika. ''Setelah kejadian tersebut, sikap pelaku berubah dan merasa bersalah bahkan frutasi karena tertekan dengan bayang-bayang tindakan yang sudah dilakukannya,'' ungkapnya.

Biasanya tindakan perubahan yang dilakukan pelaku menarik diri, frutasi dan lebih cendrung diam. ''Kemungkinan pelaku bisa saja mengalami trauma atas tindakan yang dibuat. Karena itu perlu dukungan agar tidak terlalu frutasi karena rasa bersalah dan takut,'' jelasnya.

Melihat kondisi penyimpangan pelajar yang terjadi belakangan ini. Fetty menuturkan, perlu adanya perhatian dari pihak sekolah, orangtua dan juga masyarakat. ''Karena tidak mungkin pihak sekolah maupun orangtua terus mengawasi dua puluh empat jam, karena itu perlu masyarakat juga perlu mengawasi agar tidak terjadi hal-hal penyimpangan lagi,'' tandasnya.

Hamil SMP, Melahirkan SMA

0 comments

Tidak Tahu Kalau sedang Hamil

Pelaku pembuangan bayi perempuan yang diperkirakan baru berusia lima hari oleh pihak kepolisian waktu di TKP tersebut ternyata salah satu penghuni rumah Jalan Kencana dan masih berstatus pelajar SMA di salah satu kota Tanjungpinang. Pelaku yang bernama Sk (15) mengaku panik waktu melahirkan.

Sk diam seribu bahasa mengenai kehamilannya dari keluarganya dan juga sahabat dekatnya. Bahkan aib itu, ia sembunyikan dari pacarnya Mohammad noviyandi (19) yang menjalin hubungan sejak setahun lebih. Saat sama-sama masih duduk di bangku SMP Indra Sakti.

Usia noviyandi memang lebih tua dibanding SK, hal itu dikarenakan sering drop out dari sekolah. Sehingga noviyandi satu sekolah dengan SK dan cinta bersemi diantara dua sijoli. Sehingga pasangan yang sedang dimabuk asmara itu melakukan hubungan layaknya suami istri pertama kali di kamar mandi sekolah, saat jam istirahat.

''Saya melakukan pertama kali di sekolah,'' ujar SK lirih di ruang Kapolsek Bukit Bestari.

Diakui gadis berambut panjang itu, dirinya sudah sering melakukan hubungan badan dengan pacarnya dan sudah tak ingat lagi berapa kali, mulai di sekolah, di hotel bahkan di rumah Sk sendiri, saat keadaan rumah sedang sepi.

Karena sering melakukan hubungan intim layaknya suami-istri. Akhirnya gadis bekulit putih itu pun mengandung. Namun, pelajar kelas I SMAN IV itu tidak mengetahui dirinya sedang hamil. ''Saya sama sekali tidak tahu kalau lagi hamil. Saya kira sedang tidak datang bulan aja,'' ungkapnya menutupi wajahnya dari kamera.

Karena tidak mengetahui sedang hamil, ia pun melakukan aktivitas seperti biasa. Sekolah dan sekali-sekali bertemu pacarnya yang sekarang sedang magang di salah satu restauran di hotel Royal, yang sekarang berganti nama menjadi hotel Comfort.

Diakui SK, dirinya selama hamil tidak merasakan apa-apa layaknya wanita yang sedang mengandung. ''Saya tidak merasakan apa-apa. Saya cuma tahu selama delapan bulan tidak datang bulan,'' ujarnya sambil menghapus air mata dari pipinya.

Dikarenakan tidak mengetahui sedang hamil. Sehingga ia tidak berusaha mengugurkan kandungannya dengan berbagai cara yang biasa dilakukan wanita saat tidak ingin melahirkan anak dalam kandungannya. Rahasia ia hamil hanya disimpan sendiri. Karena SK sendiri tidak tahu pasti berapa usia kandungannya itu.

Melahirkan Saat Hujan Deras

Pada malam Senin (10/11), perut SK terasa sakit luar biasa. Sehingga SK hanya terus-terusan berbaring di kamarnya. Sakit perut anak bungsu dari lima bersaudara itu tidak diketahui saudaranya. Ia hanya terbaring lemas menahan sakit di kamarnya.

Pagi harinya, Selasa (11/11), sekitar jam 08.00 WIB, SK masuk ke kamar mandi masih dengan kondisi perut yang masih sakit. Namun, sakitnya tidak seberapa parah saat dimalam hari. ''Saya mau buang air kecil ke kamar mandi. Tahu-tahunya saya melahirkan,'' ungkapnya sambil menanggis.

Diakuinya, saat melahirkan itu sedang dalam kondisi hujan, sehingga keluarga yang di rumah tidak mengetahui kejadian itu.

Panik, saat melihat bayi keluar dari rahimnya. Ia pun langsung membersihkan darah yang berserakan di kamar mandi. Sedangkan tali pusar penghubung antara dia dan bayi itu dipotongnya dengan menggunakan obeng. ''Saat saya mengeluarkannya, ia sempat menanggis. Habis itu tidak bergerak lagi,'' akunya.

Setelah tali puser tersebut dipotong dengan menggunakan obeng, bayi tak berdosa itu dimandikan. Lalu dibungkus plastik dan celana training. Kemudian bayi itu disimpan dalam lemari bajunya. ''Habis saya bersihkan, saya simpan dalam lemari baju,'' tuturnya.

Sehabis melahirkan itu, tiga hari SK tidak masuk sekolah, izin sakit. Sedangkan kedua orangtuanya sedang naik haji dan baru pulang tanggal 14 Desember 2008 mendatang. Di rumah, ia hanya tinggal berempat, berdua dengan abangnya dan satu kakak perempuannya. Sedangkan kakak sulungnya sudah menikah.

''Di rumah tidak ada pembantu. Bayi itu saya taruh di lemari baju,'' ungkapnya. Menurut SK, lemari baju dan kamar tidurnya terpisah. Sehingga orok bayi itu disimpan dalam lemari baju dan tak pernah dibuka-buka. ''Selama dua hari saya taruh di lemari baju,'' ungkapnya.

Bayi yang disimpan dalam lemari baju itu makin lama menimbulkan bau tak sedap. Karena sudah tak bernyawa. Bahkan menurut pengakuan SK, dirinya tidak tahu kapan bayi itu meninggal. Abangnya, yang saat itu di rumah, meminta seluruh rumah dibersihkan dari bau tak sedap itu. SK langsung membuang bayi tersebut ke selokan depan rumahnya. ''Saya buang ke depan rumah di selokan, karena panik dan tak tahu mau buang kemana,'' ujarnya.

Diakuinya, Kamis (20/11) pagi, sekitar jam 08.00 WIB, dirinya membuang bayi tersebut kedalam selokan di depan rumahnya. ''Saat saya buang kondisi rumah sedang sepi,'' tuturnya.

Bau tak sedap itu terus menerus menganggu penghuni rumah. Diperkirakan penghuni rumah bau tak sedap tersebut berasal dari bangkai tikus. Sekitar pukul 12.00 WIB, Sabtu (22/11), penghuni rumah, yang notabennya adalah abang tersangka membersihkan asal bau itu dan berniat membakarnya. Namun, ternyata bangkai yang diperkirakan bangkai tikus ternyata mayat bayi.

Sementara itu, Mohammad noviyandi (19), pacar pelaku mengaku tidak tahu menahu kalau pacarnya sedang hamil. ''Saya tidak tahu apa-apa,'' ungkapnya. Hingga berita ini diturunkan, tersangka dan pacarnya masih dalam pemeriksaan Polsek Bukit Bestari Tanjungpinang.

Pipa PDAM Bocor

0 comments

Warga Tak Dapat Suplay Air Bersih

Warga Tanjungpinang tidak hanya mengalami krisis listrik yang berkepanjangan, tetapi juga masalah air bersih yang disalurkan dari PDAM Tirta Janggi. Kondisi krisis air yang dialami warga Tanjungpinang, khususnya diwilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Tanjungpinang Barat hampir sebulan lebih tidak kebagian air bersih.

Karena kondisi tersebut, komponen masyarakat telah beberapa kali berusaha menemui Pemerintah daerah berikut managemen PDAM Tirta Janggi, sebagai pihak pengelola penyediaan air bersih di Tanjungpinang. Namun, masih belum mendapatkan hasil. Managemen PDAM pun telah melakukan beberapa upaya, seperti penggantian pipa utama jaringan air.

Belasan warga untuk kesekian kali, Senin (24/11) kemarin, mendatangi kantor Pemerintah Provinsi Kepri. Kedatangan mereka dimediatori Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kota Tanjungpinang disambut Kepala Biro Administrasi dan Ekonomi Setdaprov Kepri, Tagor Napitupulu. Dalam tatap muka, Tagor memastikan segera menggelar pertemuan bersama pimpinan satuan kerja terkait.

''Kita hanya minta pasokan air PDAM Tirta Janggi lancar. Harga air bersih dari mobil tangki sangat memberatkan. Harganya mencapai Rp120 ribu perlori. Itu pun harus antri berhari-hari. Warga sangat terbebani sekali,'' ujar Ketua Bidang Hukum dan HAM Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kota Tanjungpinang, Beni SH, usai pertemuan.

Jika penyiapan pemasangan pipa utama PDAM Tirta janggi maksimal, lanjut Beni, pasokan air akan lancar.

Namun belakangan keberadaan pipa tak berfungsi maksimal. Karena terjadi beberapa kali kebocoran pipa. ''Proses penyiapan pemasangan pipa kurang maksimal. Masa, baru proses uji coba pemanfaatan pipa, telah banyak yang rusak,'' ungkapnya.

Katanya, harapan masyarakat agar aparat terkait segera mengusut hasil pengerjaan penuh tanda tanya ini.

Dalam pertemuan tertutup, warga menyampaikan permintaan agar Pemprov Kepri segera memprioritaskan perbaikan pipa utama PDAM. Sebab, warga sangat kesulitan dan butuh bantuan Pemprov Kepri. Apalagi air merupakan kebutuhan orang banyak yang harus dipenuhi pemerintah, sesuai dengan tugas pemerintah.

Jika kondisi ini tersebut tidak terselesaikan, warga berencana melakukan demo dan class action ke Pemprov Kepri. ''Saya yakin dan percaya, Pemprov Kepri akan segera menyelesaikan permasalahan keminiman pasokan air bersih,'' harapnya.

Secara terpisah, Kepala Biro Administrasi dan Ekonomi Setdaprov Kepri, Tagor Napitupulu, mengatakan pimpinan satuan kerja terkait di lingkungan pemerintah Provinsi Kepri telah menggelar pertemuan. ''Setelah kita bertemu beberapa warga kota, kita langsung menggelar pertemuan,'' ujar Tagor Napitupulu.

Tagor menuturkan, Pemprov Kepri akan turun ke lokasi pemasangan pipa utama PDAM Tirta Janggi. Untuk memastikan titik mana saja yang mengalami kerusakan, pemprov Kepri akan langsung minta PDAM Tirta Janggi melakukan perbaikan.

Terkendala Lahan Tumpah Tindih

1 comments

Perjalanan menuju Pusat Pemerintahan (Bag I)

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berharap pusat pemerintahan yang dipusatkan di Dompak dengan lahan seluas 957 hektar pembangunannya dapat terselesaikan sesuai dengan target tahun 2011. Pembangunan pusat pemerintahan Kepri diselenggarkan berdasarkan amanat Undang-Undang No 32 Tahun 2003.

Sebagai Gubernur Kepri pertama, duo Ismeth-Sani selain tugas yang diemban untuk memajukan Kepri sesuai visi dan misinya, juga mendirikan pusat pemerintahan. Dipilihlah Dompak berdasarkan perundingan dengan DPRD Kepri sebagai pusat pemerintah Kepri kedepannya dengan anggaran pembangunan yang menelan dana sebesar Rp1,9 triliun .

Masterplane pembangunan Dompak sebagai pusat pemerintahan rencananya akan dibangun Kantor DPRD, Kantor Gubernur,dan kantor Dinas atau Badan Provinsi Kepri. Tidak hanya itu saja, di Pulau Dompak juga akan dibangun Universitas Negeri, Sport Center (Gelanggang Olahraga), Rumah Sakit Umum Provinsi di Tanjungpinang, Medical Center (Klinik) di Pulau Dompak, Masjid Raya, Gedung Kesenian, dan Gedung Lembaga Adat, Jalan dan Jembatan, hingga taman. Tidak ketinggalan Pelabuhan Internasional yang lokasinya dekat dengan kantor gubernur.

Tidak semudah membalikan telapak tangan dalam pembangunan Dompak. Begitu beberapa komentar pejabat pemerintahan setiap kali menjawab pertanyaan media mengenai pergantian lahan. Pembangunan proyek multiyears tidak berjalan mulus, lantaran terhambat lahan yang tumpang tindih.

Menurut Radja Tjelak Nur Djalal, Kepala Bagian Biro Pemerintah Kepulauan Riau, Sabtu (23/11), sebanyak 505 hektar lahan yang sudah dibebaskan dan sudah dibangun beberapa proyek di Dompak.

Diakui pria yang kerap disapa Boy itu, pembebasan lahan terkendala surat yang tumpah tindih. ''Ada satu lahan bisa ada dua hingga tiga pemilik yang mengklaim itu merupakan lahan mereka,'' ujarnya di ruang kerjanya.

Pemerintah mengeluarkan uang pergantian lahan sesuai dengan surat yang ada dan tidak bisa membayar dua kali dengan lokasi yang sama. Untuk itu, pemerintah membuat tim percepatan pembangunan Dompak dan tim dibagi-bagi berdasarkan tugas dan fungsionalnya yang langsung dipertanggungjawabkan ke Seketaris Daerah Provinsi Kepri, Eddy Wijaya sebagai Ketua Tim Percepatan Pembangunan Dompak. Boy mendapat tugas untuk menyelesaikan pembebasan lahan.

''Kami memfasilitasi masyarakat yang mau membebaskan lahan mereka yang tumpangtindih dan saat dipertemukan mereka menyelesaikan persoalan itu sendiri. Setelah selesai, baru uang pergantian lahan diberikan,'' ungkapnya.

Saat membayarkan uang lahan bagi pemilik lahan Dompak diberikan bukti kuintansi dan foto orang yang menerima pergantian lahan. ''Berdasarkan keputusan warga Dompak, mereka kami foto ada yang berdua dan bertiga, setelah mendapatkan kesepakatan bersama. Mengenai itu pemerintah tidak ada ikut campur hanya memfasilitasi saja,'' tegasnya.

Tanah masyarakat di Dompak dihargai berdasarkan harga tanah pada tahun 2006 yakni per meter Rp2500. Harga tersebut merupakan transaksi tertinggi pada tahun 2006 berdasarkan Kecamatan, Kelurahan, RT/RW dan beberapa tokoh masyarakat yang diundang untuk pembahasan harga tanah. Setelah mendapat informasi, Pemerintah memberikan harga tanah di Dompak bervariasi berdasarkan surat yang bisa ditunjukan pemilliknya.

''Kendala yang kami hadapai dalam pembebasan lahan, masyarakat belum bisa menerima kesepakatan harga dan ukuran tidak falit berdasarkan surat tanah,'' tuturnya.

Menurut boy, ada ukuran lahan tercatat dua meter, saat diukur dilapangan ternyata 1,8 meter. Pemilik lahan tidak terima. Padahal tanah yang diukur berdasarkan ukuran dari Badan Pertanahan Negara.

Harga lahan bagi masyarakat Dompak yang menunjukan surat tebas harga lahan yang diberikan Rp3000 per meter persegi. Sedangkan untuk lahan yang memiliki surat Alashak, pemerintah memberikan kompensasi sebesar Rp4000 per meter persegi. Lalu, lahan yang memiliki sertifikat harga ganti rugi per meter persegi sebesar Rp5000. Harga tersebut diluar dari tumbuhan yang ditanam masyarakat yang notabenya petani dan nelayan.

Berdasarkan surat keputusan gubernur Kepri nomor 229 Tahun 2006 tentang penetapan ganti rugi untuk komoditas pertanian atau perkebunan pada kegiatan pengadaan perkantoran dan fasilitas umum pemerintah Provinsi Kepri. Untuk komuditi pertanian ada 14 item tumbuhan yang diganti berdasarkan ukurannya kecil, sedang dan besar antara lain, rambutan, pohon kecill Rp50 ribu, sedang Rp150 ribu dan besar Rp450 ribu, pohon Durian kecil Rp80 ribu, sedang Rp240 ribu dan besar 720 ribu. Pohon jambu air kecil Rp10 ribu, sedang Rp50 ribu dan besar Rp100 ribu.

Lalu untuk komuditi perkebunan ada sembilan item yang diganti berdasarkan ukuran pohon juga, antara lain, pohon karet kecil Rp7 ribu, sedang Rp10 ribu dan yang sedang produksi Rp30 ribu dan pohon yang tidak terawat Rp5 ribu. Pohon kelapa kecil Rp30 ribu, sedang Rp35 ribu dan pohon kelapa yang sedang produksi Rp75 ribu dan yang tidak terawat Rp5 ribu, dan sebagainya.

''Harga tanah yang kami berikan itu berdasarkan ukuran tanah dilapangan dan jika ditanamin pohon sesuai dengan komuditi maka akan dibayarkan sesuai dengan surat keputusan gubernur,'' ungkapnya.

Karena itu lah, harga masing-masing tanah yang diperkirakan masyarakat lebih mahal atau berbeda dari satu dengan yang lain. Karena tumbuhan yang ada diperkebunan atau lahan masyarakat berbeda-beda dan harga pohon sudah ditetapkan sesuai SK Gubernur.

Surat tumpah tindih di Dompak masih terbilang banyak. Sehingga pemerintah masih belum bisa menyelesaikan persoalan pembebasan lahan sesuai dengan target. Padahal anggaran pemebabasan lahan masuk dalam anggaran multiyears untuk percepatan pembangunan Dompak.

Di tahun 2006 untuk pembebasan lahan dianggarkan dana sebesar Rp26.078.025.000. Anggaran yang digunakan di tahun 2006 berjumlah Rp6.032.125.000. Sedangkan ditahun 2007, pembebasan lahan kembali dianggarkan sebesar Rp24.259.224.900 dan sudah digunakan sebesar Rp13.499.0434.400. Tahun 2008 untuk pembebasan lahan juga dianggarkan Rp 9,6 milyar total dana yang diploting, terpakai baru Rp 4 milyar lebih.

''Dana yang masih belum dipergunakan pada akhir tahun kita kembalikan. Sesuai dengan prosedur laporan yang kami berikan,'' katanya.

Akhir Tahun 2009 Selesai Pembangunan Dompak

0 comments

Pemerintah Kepulauan Riau terus menggesa proyek multiyears pembangunan pusat pemerintah di Dompak. Pembangunan yang menelan dana Rp1,9 triliun diperkirakan tidak selesai hingga masa kepemimpinan duo Ismeth Abdullah - HM Sani sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri yang pertama di Kepulauan Riau.

Ismeth, Gubernur Kepri menolak mega proyek pembangunan gedung pemerintahan yang dipusatkan di Dompak tidak akan kelar pada masa jabatannya sebagai Gubernur Kepri. ''Pembangunan terus berjalan dan tidak ada hambatan,'' ungkap Ismeth, kepada Batam News belum lama ini.

Diakuinya, saat ini pembangunan sudah berjalan dan ada yang siap 10 hingga 25 persen.

Untuk membuktikan ucapan pria nomor satu dilingkungan Provinsi Kepulauan Riau. Batam News berkesempatan untuk meninjau langsung ke lapangan bersama Kabag Biro Pemerintahan dan anggota DPRD Kepri dari Komisi I. Jalanuntuk menempuh satu lokasi proyek dengan proyek yang lain sangat berjauhan. Selain itu juga terkendala jalan yang masih belum tertata rapi, terjal dan berbukit-bukit.

Lokasi yang dituju antara lain proyek pembangunan Umroh, gedung pemerintah Provinsi Kepri, mesjid raya dan jembatan penghubung antara Tanjungpinang dengan Dompak. Di Dompak masih terlihat aktivitas penambang bauksit. Menurut Ismeth, pengusaha bauksit akan berhenti beroperasi paling lambat akhir Desember. Walaupun kontrak dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang belum berakhir, tetapi pengusaha tambang bauksit bersedia untuk menghentikan aktivitas tambang.

''Aktivitas penambang bauksit hingga saat ini belum menganggu kelancaran pembangunan Dompak,'' ujar Radja Tjelak Nur Djalal, Kapala Bagian Biro Pemerintahan Provinsi Kepri dan Ketua Tim Pembebasan Lahan.

Diakui Boy, sapaan Radja Tjelak Nur Djalal, walaupun sebagian warga belum mau menyerahkan lahan mereka, tetapi warga tetap mendukung kelancaran pembangunan pusat pemerintah di Dompak.

Hal itu terlihat dibeberapa titik masih ada beberapa lahan yang belum digarap untuk dibangun pusat pemerintahan. Namun, pekerja mengaku tidak terjadi kendala. ''Ada satu titik terpaksa dihentikan sementara pengerukan lahannya. Karena pemilik masih enggan melepaskan lahannya, sehingga lokasi pengerjaannya dipindah,'' ungkapnya.

Di PT Pembangunan Perumahan (PT PP) yang bertugas menggarap proyek pembangunan Univeritas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) sudah merampungkan 10 persen progeres pembangunan Umrah yang dicanangkan sebagai universitas negeri Kepri yang dipusatkan di Tanjungayun, Dompak.

''Untuk pembangunan Umrah ini lahan yang digunakan kurang lebih 30 hektar dan rencananya di lahan ini akan dibangun pelaksana rekorat, perpustakaan, dan beberapa bangunan lainnya,'' ungkap Arifin TB, petugas pertanggungjawaban di Lapangan.

Diakuinya, kendala yang dihadapi dalam membangun Umrah, terkendala transportasi. ''Susah mau masuk barang material kesini. Terkendala transportasi,'' akunya.

Ditegaskannya, pembangunan Umrah kalau tidak ada aral melintang akan siap dalam waktu satu setengah tahun.

Berbeda dengan PT Jaya Kontruksi, Project Manager PT Jaya Kontruksi, Dody mengaku tidak ada kendala dalam pengiriman barang material. ''Barang material untuk pembangunan gedung gubernur sudah tersedia semua. Tinggal pengerjaannya aja,'' ungkapnya.

Diakuinya, proyek pembangunan gedung gubernur dikebut siang dan malam. Paling malam untuk pekerjaan regular jam 22.00 WIB. Sedangkan untuk pengecoran sampai jam 02.00 dini hari.

''Untuk pembangunan gedung pemerintah diberi tenggang waktu 900 hari dan baru berjalan 326 hari. Pembangunan gedung sudah hampir mencapai empat lantai untuk pondasinya,'' tuturnya.

Menurut Dody, kalau tidak ada halangan cuaca pembangunan akan selesai akhir tahun 2009. ''Gubernur minta secepatnya dan kami akan mengusahakan. Saat ini pembangunan gedung baru mencapai 24, 5 persen,'' tandasnya.

Mayat Bayi Ditemukan Diselokan

0 comments

Warga dikejutkan dengan penemuan mayat bayi perempuan yang dibuang diselokan. Hal itu baru diketahui penghuni rumah nomor 12 Jalan Kencana, belakang kantor Samsat, yang merasa terganggu penciumannya sejak dua hari belakangan.

Bau tidak sedap dan menyengat berasal dari selokan depan rumahnya. Dipikir penghuni rumah bau tak sedap tersebut berasal dari bangkai tikus. Baunya sangat kuat walaupun ditimbun pasir. Karena bau tak sedap itu, penghuni rumah sekitar pukul 12.00 WIB, Sabtu (22/11) untuk membersihkan asal bau itu dan berniat membakarnya.

''Saya pikir itu bangkai tikus. Soalnya minggu lalu di tempat itu juga saya mebersihkan bangkai tikus," ungkap Azrul (22), salah seorang penghuni rumah nomor 12 tersebut.

Azrul kemudian meminta adiknya, Aznul (20), mengurus bangkai tersebut. ''Saya minta adik saya untuk menimbun itu bangkai atau dibakar saja,'' ujarnya mengulang perkataannya.
Setelah meminta adiknya membersihkan asal muara bau tersebut, Azrul pun pergi. Kini giliran Aznul melaksanakan perintah abangnya itu. Dia mulanya melaksanakan saran pertama. Diambilnya pasir, kemudian ditimbunkan ke kantung plastik hitam yang tergeletak di selokan antara tempat mereka tinggal dan rumah sebelah. Tapi tindakan itu tidak mujarab. Baunya tetap menyengat.

Karena cara pertama tak berhasil, ia pun memutuskan melaksanakan saran kadua. Diambilnya kertas koran, disulut api, lalu terbakar. Kantung plastik hitam juga mulai mencair. Seketika itu mata Aznul terbelalak. Seonggok daging pucat menyeruak diantara api. Cukup lama diamati sampai akhirnya dia mengetahui daging itu berbentuk kaki.

Cepat-cepat dia kemudian memberitahukan kepada abangnya. Yang terjadi kemudian heboh. Warga sekitar berkerumun. Polisi dari Polresta Tanjungpinang dan Polsekta Bukit Bestari mulai berdatangan. Plastik hitam yang membungkus bangkai tersebut kini sudah terbuka. Bentuk kaki makin jelas . Ternyata mayat bayi.
Bentuknya tidak utuh lagi. Dagingnya habis, membusuk, penuh belatung. Polisi lalu melakukan identifikasi. Bungkusan bangkai diangkat. Baunya kian menyengat. Selain dibungkus kantung plastik, bangkai juga dibalut dengan celana senam ketat berwarna merah. Diduga celana yang membungkus bayi yang baru diketahui berjenis kelamin perempuan itu milik ibunya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Tanjungpinang, AKP Nur Santiko di tempat ditemukannya bayi, memperkirakan usia kematian bayi tersebut sekitar lima hari sebelum ditemukan.

''Kami akan menyelidiki apakah bayi tersebut meninggal setelah dibuang, atau tewas dulu baru di buang. Untuk itu, penyelidikan yang dilakukan bersama Polsekta Bukit Bestari,'' ungkapnya.

Katanya, untuk mengungkapkan kasus tersebut akan difokuskan kepada ibu dari bayi tersebut. ''Kita akan menelusuri dan mencari informasi terkait identitas bayi,'' tandasnya.

Mencuri Rp20 juta tuk Biaya Nikah

0 comments

Jajaran kepolisian Polisi Sektor Bintan berhasil mengamankan Suryanto (23) yang merupakan tersangka pembobolan di toko Swadaya Jalan Re Marta Dinata, Tanjunguban, Jumat (21/11) lalu. Di toko yang bergerak di bidang keramik itu dengan leluasa tersangka berhasil menyikat sejumlah uang Rp20 juta dan 1100 dolar singapura.

Menurut AKP Yohanes Widodo, Kapolres Bintan, kemarin, kejadian pencurian itu terjadi pukul 04.00 WIB dan korban baru melaporkan kejadiannya sore hari.

''Tersangka berhasil kami amankan Sabtu pagi di Pelabuhan Sekupang, tersangka kami amankan saat hendak membeli tiket mau ke Tanjungbatu,'' ujarnya.

Keberhasilan jajaran Polres Bintan mengamankan tersangka berkat informasi yang dihimpun di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dari informasi yang dihimpun tersangka sering nongkrong di toko mabel yang bersebelahan dengan toko keramik. Setelah merasa pelakunya memang Suryanto, dilakukan pengejaran.

''Kami langsung menempatkan polisi di pelabuhan Tanjungpinang, Tanjunguban dan Sekupang. Tersangka kami amankan di Sekupang. Uang yang dia ambil dari korban telah digunakan sebagian untuk menginap di hotel dan membeli ponsel,'' terangnya.

Tersangka yang merupakan salah seorang karyawan di Lagoi itu mengaku mencuri untuk biaya pernikahan yang akan berlangsung di Tanjung Batu pada tanggal 15 Desember mendatang. ''Sisa uangnya rencananya mau digunakan untuk biaya pernikahannya,'' ungkapnya.

Tersangka masuk ke rumah korban melalui plafon. Awalnya tersangka masuk ke toko mabel sore harinya dan mengumpet di plafon pengubung antara toko keramik dengan mabel. Setelah berhasil, tersangka ngumpet hingga Jumat pagi hari, sekitar pukul 04.00 WIB, tersangka pelan-pelan keluar dari plafon dan langsung menguras barang yang ada di lemari baju korban yang notabennya perempuan itu.

''Setelah tersangka mengambil uang korban, tersangka kembali ngumpet di plafon. Begitu pemilik toko buka jam 9, tersangka diam-diam keluar dari persembunyian dan menyelinap keluar toko dan langsung ke Batam dan menginap di Jodoh,'' terangnya.

Kini tersangka harus mendekam di balik sel tahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kawanan Perampok di Dor

0 comments

Polisi Sektor Kota Tanjungpinang berhasil mengamankan kawanan pencuri tiga unit CPU (perangkat komputer). Kawanan pencuri itu beraksi Jumat (21/11) lalu. Tersangka yang diamankan Roni (29), Hendro (28), Januar Erzan (24), dan Noveldi (40) disersi TNI AD.

Pada saat mengamakan tersangka, Roni terpaksa ditembak, lantaran berusaha kabur. Kawanan pencurian ini diamankan secara terpisah Satuan Reserse Kriminal Polresta Tanjungpinang. Menurut Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Drs Yusri Yunus, berlangsung, Jumat sekitar pukul 13.00 WIB. Roni, Hendro, dan Dayat (buron), masuk ke dalam Travel Duta Bintan Sejahtera yang posisinya bersebrang jalan dengan Kantor Imigrasi, Jalan A Yani, Batu 5 Atas.

''Mereka masuk ke kantor travel dengan cara melepas teralis dan melepas kaca nako jendela dengan menggunakan linggis,'' terangnya.

Setelah berhasil masuk, ketiganya menggasak tiga unit CPU komputer. Barang curian itu kemudian dibawa ke depan kantor Imigrasi. Mereka tidak mengetahui kalau ternyata perbuatan mereka diketahui Leni, pegawai travel. Melihat tindakan mereka, Leni menelepon pemilik travel, dilanjutkan ke Ketua RT setempat. Pemilik travel dan ketua RT kemudian datang ke TKP.

Saat melihat itu, Dayat dan Hendro melarikan diri. Tapi tidak dengan Roni, dia bersembunyi di samping kantor Imigrasi. CPU yang dicuri kawanan maling itu tidak diketahui pemilik travel. Mereka melapor ke polisi. Sekitar pukul 17.00 WIB, barang-barang tersebut kemudian "diamankan" dua satpam bertugas di Kantor Imigrasi.

Oleh Januar dan Noveldi, 3 unit CPU tersebut dibawa ke rumah Rusadi yang ditetapkan sebagai saksi. Di tempat dan lokasi berbeda, empat dari lima kawanan pencuri itu dibekuk petugas saat itu juga. Saat melacak keberadaan Dayat, Roni berusaha melarikan diri. Tak mau buruannya kabur, petugas pun melesatkan tembakan dan mengenai betis kiri Roni.

''Kami masih terus melakukan pengembangan terhadap para tersangka. Mereka diindikasikan juga melakukan pencurian di beberapa tempat lainnya. Laporan pencurian yang ada akan kita kumpulkan, '' tandas Yusri.

Warga Dompak Tak Mau Lepaskan Lahan

0 comments

Harga Lahan Tidak Sesuai

Sebagian masyarakat Dompak yang masih belum menyerahkan lahannya ke Pemerintah. Memiliki berbagai macam alasan tersendiri. Salah satunya mengenai harga lahan yang tidak sesuai lagi saat ini. Demikian disampaikan Mardani, warga Dompak, Kamis (21/11) kemarin.

''Kami bukannya mau menghambat pembangunan pusat pemerintahan di Dompak, tetapi kami minta kejelasan mengenai ganti rugi lahan yang sesuai,'' ungkapnya.

Menurut Mardani, harga yang diberikan pemerintah berdasarkan dari patokan pemerintah sendiri. Bukannya dari berunding dengan masyarakat.

''Pada saat itu, kami tidak pernah diajak berunding mengenai harga lahan di Dompak. Kami memiliki beberapa lahan di Dompak, ibu saya pernah menyuruh saya menyerahkan lahan dan satu lahan sudah saya serahkan masih ada dua lahan yang masih belum saya serahkan sambil menunggu pemerintah menyelesaikan persoalan ini,'' urainya.

Pria yang biasa disapa Babe itu berharap agar Pemerintah kembali duduk bersama warga Dompak untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

''Kami meminta agar pemerintah memberikan harga sesuai dengan standar harga saat ini. Jangan sampai persoalan lahan di Dompak sama seperti di Lagoi. Kami tidak berharap demikian, kami berharap penyelesaian lahan bisa berjalan dengan baik dengan kesepatakan bersama,'' tandasnya.

Rumah Dompak belum Dianggarkan

Masyarakat Dompak berharap agar janji pemerintah provinsi Kepulauan Riau untuk membangun rumah bagi warga tempatan segera terealisasi. Namun hingga tahun 2008 janji yang diucapkan Pemerintah masih belum terealisasi. Dalam pembahasan panggar DPRD Kepri dengan Pemerintah Provinsi Kepri pun hingga saat ini masih belum membahas anggaran tersebut.

Menurut Hotman, Seketaris Komisi III DPRD Kepri dan juga anggota panggar, kemarin, dana untuk membangun rumah warga Dompak tidak termasuk dalam anggaran multiyears. ''Sampai saat ini kami masih belum membahas anggaran untuk pembangunan rumah bagi masyarakat Dompak,'' ujarnya saat dihubungi Batam News.

Katanya, tim panggar tidak akan menganggarkan dana untuk pembangunan rumah warga, sampai persoalan pembebasan lahan selesai.

''Saat ini pembebasan lahan di Dompak saja masih belum selesai. Bagaimana mungkin kita bisa menganggarkan dana untuk membangun rumah. Nanti bisa menjadi polemik lagi,'' ungkapnya.

Diakuinya, Dinas PU masih belum mengajukan anggaran untuk pembangunan perumahan Dompak. ''Mungkin saja dana untuk pembangunan perumahan Dompak melalui pos lain, tidak hanya dari Dinas PU. Tetapi sampai saat ini masih belum ada pembahasannya,'' tegasnya.

Polemik pembebasan lahan di Dompak dengan luas lahan 957 hektar, lahan yang baru bisa dibebaskan seluas 505 hektar dan masih ada sekitar 452 hektar yang harus dibebaskan pemerintah agar pembangunan Dompak dapat berjalan sesuai dengan master plane yang dibuat pemerintah dalam mewujudkan mega proyek pusat pemerintahan Provinsi Kepri.

''Selesaikan dulu persoalan pembebasan lahan, baru bisa dibahas mengenai anggaran tersebut,'' tandasnya.

Edward: PNS harus Berikan Pelayanan Baik

0 comments

Sosialisasi Indeks Kepuasan Masyarakat

Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam hal ini Bagian Organisasi, Seketariat Daerah Kota Tanjungpinang menggelar sosialisasi indeks kepuasaan masyarakat, Kamis kemarin di Sempurna Hotel. Peserta yang mengikuti sosilisasi tersebut merupakan pegawai negeri sipil yang bergerak pada bidang pelayanan publik atau yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Edward Mushalli, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, dalam sambutannya menuturkan, tugas terpenting dari intansi pemerintah adalah memberikan pelayanan. ''Sebagai organisasi yang melaksanakan tuga-tugas pelayanan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, baik secara kualitas maupun kuantitas,'' urainya.

Hal itu semata-mata untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat. Karena hal tersebut sebagai tolak ukur dari keberhasilah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. ''Banyak saran dan keritik yang masuk justru berkaitan dengan kondisi pelayanan publik. Diera globalisasi ini pemerintah dihadpkan untuk memenuhi tantangan dan inovasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan,'' jelasnya.

Menurut Edward, salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas, pemerintah harus melaksanakan reformasi birokrasi terutama dibidang pelayanan dengan melakukan analisis deskriftid dan eksploratif terhadap respon masyarakat dalam kualitas pelayanan.

Sementara itu, Mekhwanizar, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemko Tanjungpinang menuturkan, kegiatan ini sengaja dihadirkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang dilakukan pegawai negeri sipil kepada masyarakat.

''Saat ini kami memusatkan untuk PNS di bagian Dinas Kesehatan. Karena mereka langsung berhubungan dengan masyarakat. Setelah itu, di dinas lain dan juga di tiap Kecamatan dan Kelurahan agar memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat,'' urainya usai sosialisasi.

Sosialisasi ini digelar sesuai amat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 yang salah satu poinnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. ''Kami bekerjasama dengan tim konsultan PT Uniquatro Bintan Pratama Consulting Service mencoba melakukan evaluasi kinerja dalam penyelenggaran pelayanan publik dengan melakukan survei kepuasan publik,'' ungkapnya.

Katanya, setelah mensurvei, maka tim akan menyusun indek kepuasan publik yang akan digunakan sebagai pedoman dasar memperoleh gambaran mengenai permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelayanan publik dan tingkat kepuasan masyarakat.

Sembilan Orang Dikirim ke RSJ

0 comments

Disnakersos dan Satpol PP Razia Gepeng

Pemerintah Kota Tanjungpinang terus melakukan penertiban terhadap gelandangan, pengemis, dan pemulung (Gepeng) yang kembali marak berada di kota yang terkenal dengan sebutan kota gurindam dan negeri pantun itu. Menurut Said Parman, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Pemerintah Kota Tanjungpinang, kemarin, pihaknya bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam melakukan razia gepeng.

''Hari ini (kemarin, red) Satpol PP melakukan razia terhadap gepeng yang berkeliaran di Tanjungpinang dan dibawa ke Disnakersos untuk dilakukan pendataan,'' ungkapnya didampingi Kepala Satpol PP Tanjungpinang, Agus Setiawarman, usai menghadiri pertemuan Sosialisasi Indeks Kepuasaan Masyarakat, Kamis kemarin.

Razia yang dilakukan satpol PP itu sesuai dengan peraturan daerah untuk menertipkan gepeng yang berkeliaran di Kota Tanjungpinang. Razia yang dilakukan disejumlah titik berhasil mengamankan sembilan orang. ''Mereka yang kami amankan hingga saat ini,'' ungkapnya.

Sembilan orang yang diamankan, lanjut Said, dua orang diantaranya perempuan. Rencananya Sabtu ini pihaknya akan memberangkatkan mereka ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Pekanbaru. ''Mereka yang kami kirimkan ini karena memang sudah tidak waras lagi,'' tandasnya.

Desain Bangunan Rumah Dompak sudah Siap

0 comments

Anggaran Pembangunan Perumahan Dompak Masih Samar

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menjanjikan akan membangun rumah untuk masyarakat Dompak, khususnya masyarakat tempatan. Sebelum rumah yang dijanjikan tersebut dibangun, warga Dompak tidak akan digusur dari lokasi perumahan yang saat ini ditempati warga Dompak. Menurut Reni Yusneli, Kabiro Pemerintahan dan Administrasi Pemprov Kepri, kemarin, masyarakat Dompak tidak akan digusur sampai pembangunan perumahan Dompak untuk warga siap dibangun.

''Saat ini Dinas PU Kepri sedang membuat desain rumah untuk warga Dompak dengan dua desain yang berbeda dan ditempatkan di dua titik, Tanjung Ayun Sakti dan Tanjung Siambang,'' ungkapnya.

Untuk warga Dompak yang kesehariannya nelayan akan ditempatkan di Tanjung Siambang yang merupakan daerah laut di pulau Dompak. Menurut rencana atau desain master plan yang dibuat tim pembangunan Dompak atau Dinas PU Kepri, khusus masyarakat Dompak yang nelayan desain rumah yang dibuat bentuk panggung dan ada sedikit lapangan untuk menjemur jaring dan ikan.

''Perumahan nelayan di Dompak nanti dibuat menarik dan diberikan halaman untuk menjemur jaring dan juga ikan, seperti yang warga inginkan, hanya saja pengaturannya tertata lebih rapi dan juga bisa dijadikan tempat wisata,'' ujar wanita berjilbab itu.

Sedangkan warga Dompak yang bukan nelayan akan dipusatkan di Tanjung Ayun Sakti yang merupakan bagian daratan dan desain rumahnya juga dibangun sesuai dengan budaya Melayu dan tersusun rapi. ''Sebanyak 227 Kepala Keluarga yang akan mendapatkan rumah tinggal yang dibangun Pemerintah Provinsi Kepri,'' tuturnya.

Mengenai anggaran, diakui Reni, untuk pembangunan perumahan bagi warga Dompak tidak termasuk dalam dana multiyears. ''Dana pembangunan perumahan warga tidak termasuk dana multiyears. Kemungkinan bisa dimasukan dana dari Dinas PU atau menggunakan dana pihak ketiga, BUMD,'' terang Reni diruang kantornya.

Data jumlah kepala keluarga tersebut berdasarkan dari data Kecamatan dan kelurahan Dompak. Dalam pembebasan lahan, Reni mengaku mengalami sedikit kendala. Karena adanya tumpang tindih kepemilikan lahan. Untuk itu, Reni berharap, masyarakat yang sertifikatnya tumpang tindih untuk menyelesaikan persoalan itu sendiri. ''Ini bukan tanggung jawab pemerintah, karena pemerintah hanya membeli lahan yang memiliki sertifikat yang jelas dan sesuai dengan prosedur,'' ungkapnya.

Saat ini lahan yang sudah dibebaskan berjumlah 505 hektar dengan luas lahan Dompak 957 hektar dan tidak termasuk lahan hutan bakau yang ada di wilayah Dompak. ''Hutan Bakau di Dompak tidak termasuk dalam rencana pembangunan dan tetap akan dilestarikan,'' tegas Reni.

Pembayaran yang diberikan pemerintah berdasarkan harga jual tanah pada tahun 2006. Pemerintah memberikan harga tanah sesuai dengan surat tebas, sertifikat yang dimiliki masyarakat Dompak yakni Rp3000 untuk lahan yang memiliki surat tebas. Sedangkan untuk lahan yang memiliki surat Alashak, pemerintah memberikan kompensasi sebesar Rp4000 per meter persegi. Untuk lahan yang memiliki sertifikat, pemerintah daerah memberikan ganti rugi sebesar Rp5000.

''Dalam pergantian lahan tidak ada permainan, sesuai dengan prosedur. Kalau ada suratnya, kami akan memberikan uangnya dan ada bukti kuintansi dan foto orang yang menerima pergantian lahan,'' urainya.

Diakui Reni, sejauh ini dirinya belum ada interfensi dari pihak mana pun mengenai pergantian lahan. ''Kalau banyak yang nanya mengenai pergantian lahan dan meminta pemerintah menyelesaikan surat tumpang tindih banyak. Tetapi itu bukan wewenang kami, karena yang mengeluarkan surat itu dari Kelurahan dan Kecamatan,'' pungkasnya.

Empat Hari Nangkap 66 Preman

0 comments

Polisi Tanjungpinang Razia Gabungan

Selama empat hari, polisi yang ada di Kota Tanjungpinang baik tiap polisi sektor (Polsek) maupun Kepolisian Resort (Polres) Kota Tanjungpinang menggelar razia preman atau masyarakat yang tidak bisa menunjukan identitasnya. Menurut Kapolres Tanjungpinang, AKBP Yusri Yunus melalui Kabag Ops Polres Kota Tanjungpinnag, AKP Afrizal, kemarin, razia yang digelar bertujuan untuk menciptakan rasa aman pada masyarakat. ''Razia ini sebagai langkah untuk mencegah gangguan kantipnas sehingga masyarakat bisa tenang dalam menjalankan aktivitasnya,'' ungkap Afrizal, usai melakukan razia.

Preman-preman atau pria yang tanpa identitas saat terjaring didata dan diberikan pengarahan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Kamis (20/11), Polres kembali menggelar razia di sejumlah titik yang ada di Kota Tanjungpinang yang dimulai pukul 09.30 antara lain, pelabuhan domestik dan internasional Sri Bintan Pura, Bestari Mall, Pasar, Kaca Puri, Meja Tujuh, Pamedan dan sebagainya.

Selama melakukan razia pagi hari, Polresta mengamankan empat pria yang dicurigai dan tidak bisa menunjukan identitasnya. Sehingga mereka diamankan di mobil Danlamas yang sudah disiapkan. Saat melakukan razia yang langsung dipimpin Kabag Ops dan juga Kasat Lantas, AKP Hilman Wijaya sempat terjadi perdebatan antara aparat dengan warga yang gerak-geriknya mencurigakan, yang ternyata warga Batam yang tidak bisa menunjukan identitasnya terpaksa diamankan ke mobil Danlamas.

''Kami mengamankan mereka karena mereka tidak bisa menunjukan identitasnya dan juga gerak-geriknya mencurigakan. Ini untuk menghindari pelaku kejahatan yang ada di Tanjungpinang. Setelah diberikan pengarahan dan didata, mereka bisa dipulangkan asalkan pihak keluarga datang menjemput,'' tandasnya.

Razia yang digelar pagi hari menyita perhatian masyarakat kota Tanjungpinang yang melintas dilokasi razia yang diselenggarakan jajaran kepolisian resort Kota Tanjungpinang. Menurut Amir, salah satu warga, razia yang digelar beberapa hari oleh pihak kepolisian sangat membantu untuk memberikan rasa aman dan kondusif.

Ngelem tuk Fly

2 comments

Fenomena menggunakan lem sepatu yang dihirup sebagai pengganti obat yang kabarnya bisa untuk fly di Kota Tanjungpinang yang dilakukan beberapa pelajar semakin menjadi. Kali ini empat pelajar didapati sedang menghirup lem di Puncak Taman Bahagia, Bukit Cermin, Tanjungpinang, Senin (16/11) malam lalu.

Menurut Sustrisno, pelajar SMK Engku Kelana yang kejaring dalam razia preman, dirinya ngelem nyoba-nyoba. ''Saya cuma pengen tahu aja rasanya bagaimana,'' ujarnya sambil tertunduk di Mapolsek Tanjungpinang Barat.

Diakuinya, dirinya tidak punya masalah hanya ingin tahu rasanya seperti apa. ''Rasanya pening-pening bagaimana gitu,'' ungkapnya.

Tidak hanya pelajar yang kedapatan ngelem di Puncak Taman Bahagia, tetapi juga pelajar yang menengak obat dengan merek Dextro Mentorpan. Hal itu terlihat dari dua plastik obat yang berwarna kuning yang masih tersimpan didalam kantong pelajar yang diamankan.

''Saya mendapatkan obat itu beli dari apotik Mutiara, harganya Rp5000. Tadi saya minum 20 butir agar bisa fly,'' ujar Karisma sambil tertunduk.

Menurut Karisma, dirinya meminum obat itu karena ikut-ikutan beberapa kawannya yang memang menggunakan obat itu untuk fly.

''Awalnya terasa pusing dan lama-lama biasa, enjoy,'' tandasnya.

Sementara itu, Nurhan mengaku meminum obat Dextro sebanyak 25 butir. ''Ya, biasa aja, reaksi obat ini kalau diminum banyak jadi kaya ngefly gitu,'' tuturnya.

Tidak hanya itu saja, didapati juga pelajar SMUN 4 yang menengak minuman keras bersama kawan-kawannya. Pelajar tersebut bernama Dedi Syahputra. Menurut Dedi, ia minum untuk iseng saja.

Sementara itu, Kapolres Tanjungpinang, AKBP Yusri Yunus melalui Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Amin, obat Dextro yang diminum merupakan obat yang dijual bebas. ''Per butirnya dijual Rp100 dan obat ini untuk obat batuk dan fungsi obat ini untuk melancarkan dahak dan mengurangi batuk. Kami masih belum bisa memproses. Karena obat ini memang dijual bebas,'' tandasnya.

DPRD Merevisi Ulang Dompak

0 comments

Pembangunan Dompak yang menelan banyak biaya hingga Rp1,9 triliun dari dana APBD dan menggunakan sistem anggaran multiyears tersebut terpaksa beberapa pembangunan ditunda terlebih dahulu. Karena diperkirakan tidak akan selesai pada saat masa pimpinan duet Ismeth Abdullah - HM Sani sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri yang berakhir pada tahun 2010.

Menurut Darlispon, Anggota DPRD Kepri, kemarin, beberapa pembangunan Dompak ditinjau kembali. ''Ada beberapa pembangunan Dompak ditinjau kembali dan dipioritaskan terlebih dahulu,'' ujarnya.

Proyek yang akan ditunda merupakan proyek-proyek utilitas primer pemprov senilai Rp118, 4 Miliar. Sedangkan proyek sekunder dan tertier sebesar Rp134.6 Miliar. Proyek yang ditunda pembangunannya juga yakni pembangunan rumah dinas senilai Rp83.5 Miliar, pembangunan pedestrian dan pengadaan furniture senilai Rp80.96 Miliar. Proyek penataan landscape senilai Rp53.8Miliar dan proyek pembangunan sportcenter senilai Rp145Miliar turut ditunda.

Begitu juga dengan pembangunan pelabuhan feri senilai Rp42.75 Miliar ikut ditunda. DPRD juga mempertimbangkan menunda proyek pembangunan gedung adat dan kesenian senilai Rp20 Miliar. Proyek-proyek yang ditunda itu masih belum ditender.

Menurut Darlispon, masyarakat Dompak tempatan mendapatkan lokasi untuk dibangun perumahan. ''Saat ini memang masih belum tahap pembangunan, tetapi tetap akan dibangun,'' ungkapnya.

Selain itu, Darlispon juga menegaskan, pembangunan pusat pemerintahan cepat atau lambat sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pekerjaan pemerintah. ''Pembangunan Dompak menjadi pioritas, tetapi masih dalam tahap-tahap pembangunan tertentu,'' tandasnya.

Warga Enggan Lepaskan Lahan

0 comments

Pulau Dompak yang dijadikan pusat pemerintahan Kepulauan Riau hingga saat ini masih terus bergulir polemik antara masyarakat tempatan dengan Pemerintah, terkait lahan penganti yang hingga saat ini masih belum tuntas hingga rumah yang dijanjikan pemerintahan untuk warga tempatan yang tinggal di Dompak juga masih mengambang.

Menurut Eddy Wijaya, Seketaris Daerah Kepri, kemarin, mengenai pengantian lahan masih terus berjalan dan sesuai dengan proses. ''Kami masih terus melakukan pendataan terhadap penggantian lahan,'' ungkap Eddy yang sekaligus Ketua Koordinasi Pembangunan Dompak, usai menghadiri pelantikan Ketua Pengadilan Negeri Tanjungpinang.

Ditegaskannya, saat ini proses inventarisasi kepemilikan sedang berlangsung dan terjadi hambatan karena terjadi pergantian RT/RW, Lurah dan Camat sehingga perlu ada penyelesaian. Hakikatnya untuk menyelesaikan pembangunan untuk pemerintahan.

Pembangunan Dompak yang bertujuan untuk membangun pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau itu terus berjalan. Sejalan menyelesaikan persoalan yang terjadi di Dompak. Bahkan, disinyalir beberapa warga pemilik lahan di Dompak enggan menyerahkan lahannya ke pemerintah karena masih belum jelasnya pergantian lokasi yang nantinya diperuntukan bagi masyarakat tempatan.

Eddy menuturkan, pemerintah telah menyiapkan lahan untuk masyarakat tempatan. Dimana akan dibangun rumah untuk masyarakat nelayan yang ada di sana. ''Saat ini bentuk rumahnya sedang dirancang dan ada fasilitas umum. Bentuk bangunannya akan mengarah pada culture Melayu,'' ungkapnya.

Sedangkan program pembangunan untuk masyarakat tempatan, Eddy mengaku masih belum dilaksanakan. Karena tahapan pembangunan Dompak masih beberapa bangunan yang dipioritaskan terlebih dahulu. ''Sekitar 200 KK lebih yang akan mendapatkan rumah disana,'' tandasnya

Bolos Sekolah, 7 Pelajar SMU Diamankan

0 comments

Tujuh pelajar SMAN II Tanjungpinang diamankan jajaran kepolisian Polsek Tanjungpinang Barat karena sedang bersantai di sebuah warung tepi jalan di Tugu Pahlawan, sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (19/11) kemarin. Pelajar yang diamankan itu bernama antara lain, Sd, Rh, Sb, Pt, Da dan Dn yang manyoritas pelajar kelas II.

Menurut Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Rafizal Amin melalui Kanit Reskrim, Bripka Syafriadi pihaknya mengamankan pelajar tersebut karena didapati sedang asyik nongkrong di sebuah warung pada saat jam belajar, berdasarkan laporan yang diterima polisi dari masyarakat.

''Kami hanya mengamankan mereka karena didapati bolos sekolah. Setelah dilakukan pendataan, kita akan memanggil orang tuanya masing-masing dan menyerahkan agar dilakukan pembinaan ke depannya,'' ungkapnya.

Di Mapolsek Tanjungpinang Barat, pelajar yang didapati sedang duduk dengan menggunakan seragam sekolah mengaku bolos dari sekolahnya karena terlambat datang ke sekolah. Sehingga pagar pintu sekolahnya ditutup. ''

''Kami nongkrong di sana karena kami datang terlambat. Karena pintu pagar ditutup. Rencanya kami akan masuk jam 08.30 WIB,'' ujar Rh.
Salah seorang orang tua pelajar yang datang ke Polsek Tanjungpinang Barat menjemput anaknya, M Nafis mengungkapkan, sangat mendukung upaya yang dilakukan polisi. ''Ini sangat positif, dan kita sangat berterima kasih. Karena walaupun anak-anak kita di rumah tingkah lakunya baik, belum tentu saat sedang kita tidak melihat mereka tetap bersikap baik,'' ujarnya.

Menurut pengakuan sejumlah orangtua yang menjemput anaknya di Mapolsek Tanjungpinang Barat, anaknya pergi ke sekolah tidak terlambat. Sebelum jam 07.00 WIB, anak-anak mereka sudah pergi dari rumah untuk ke sekolah.

Asiong Nipu Kawan Rp50 Juta

0 comments

Liung A Chion alias Asiong (34) terpaksa diamankan jajaran Polsek Kota Tanjungpinang karena melakukan penipuan terhadap tiga korban di lokasi yang berbeda, dengan kedok memberikan cek kosong. Kasus ini terungkap karena korban melaporkan prihal tersebut ke Mapolsek Kota Tanjungpinang, Sabtu (15/11) lalu.

Menurut AKP Darmawan, Kapolsek Kota Tanjungpinang, Rabu (19/11) kemarin, pelaku melakukan penipuan dengan modus mencari kawan yang perlu bantuan dengan cara memberikan cek kosong ditukarkan dengan uang.

''Korban melapornya memang terlambat, karena korban berusaha mencari tersangka terlebih dahulu, tetapi tidak ketemu. Waktu mencairkan cek yang diberikan tersangka, ternyata cek itu kosong. Padahal uangnya sudah diserahkan Rp4 juta dan nominal cek tersebut Rp5 juta atas nama Antoni,'' urainya.

Diterangkan Darmawan, cek tersebut merupakan milik Herry atau Onga yang merupakan pengusaha kayu. Menurut tersangka cek itu belum jatuh tempo dan pemilik cek membutuhkan uang cepat untuk membayar kayu. Sehingga ia menjadi pelantara membantu Herry untuk meminjamkan uang ke temannya.

Namun pada saat jatuh tempo dan cek tersebut hendak dicairkan di Bank. Cek tersebut ditolak, karena rekening di Bank telah kosong. Karena itu, korban melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kota Tanjungpinang, karena merasa tertipu oleh kawannya sendiri.

''Menurut pengakuan tersangka, korbannya ada tiga di lokasi yang berbeda dan baru satu korban yang melapor. Cek yang diberikan dengan nominal angka yang berbeda ada yang Rp30 juta, Rp15 juta dan Rp5 juta,'' ungkap pria berkulit putih itu.

Sementara itu, Asiong mengaku, dirinya hanya membantu kawannya yang sedang membutuhkan uang. ''Saya hanya sebagai pelantara saja, cek itu atas nama Antoni dan pemilik cek itu bernama Herry. Dia pengusaha kayu,'' ujar pria yang kesehariannya bekerja sebagai pompong kapal.

Diakuinya, dirinya telah menyerahkan tiga cek kepada kawan-kawannya dengan nominal yang berbeda.

Akibat perbuatannya itu, Asiong dikenakan pasal 378 KUHP tentang penipuan dan diancam hukuman 4 tahun penjara.

Ketua Pengadilan Tanjungpinang Diganti

0 comments

Rabu (19/11) kemarin, Ketua Pengadilan Negeri Tanjungpinang resmi digantikan Agus Subroto SH.M.HUM yang sebelumnya diketuai H Tjaroko Iman. Sidang luar biasa dan pelantikan pengambilan sumpah jabatan dilaksanakan di ruang sidang utama DPRD Bintan.

Menurut Agus Subroto, Ketua PN Tanjungpinang, dirinya akan menyelesaikan tugas dan program yang telah dijalankan ketua PN sebelumnya. ''Saya tidak ada target, saya akan menjalankan program yang sebelumnya tinggal dijalankan saja, baik jangka waktu pendek maupun panjang,'' ungkapnya usai pelantikan.

Saat ditanya jumlah hakim yang ada di Tanjungpinang yang jumlahnya belum memadai. Agus menuturkan, tidak ada kendala. ''Kami akan mengupayakan jumlah hakimnya ditambah. Sesuai dengan standar jumlah hakim di Pengadilan Negeri Tanjungpinang berjumlah sekitar 12-15 orang,'' urainya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan mengupayakan Makamah Agung untuk secepatnya menambah personil hakim di Pengadilan Tanjungpinang. ''Untuk pemindahan dan mutasi hakim ada timnya sendiri, jadi tidak sembarangan dan melalui proses TPM (Tim Promosi dan Mutasi),'' tandasnya.

Sementara itu, Mahdi Soro Nasution, SH.MH, Ketua Pengadilan Tinggi Pekan Baru menuturkan, tidak ada alasan untuk melakukan penundaan sidang karena kekurangan hakim.

''Sidang harus berjalan terus, sesuai tenggang waktu tiga bulan satu kasus sidang harus sudah diselesaikan,'' ungkapnya.

Mengenai jumlah personil Pengadilan Negeri Tanjungpinang yang termasuk kelas I A itu, Mahdi menuturkan, pihaknya akan mengupayakan melakukan penambahan hakim. ''Ya, kita upayakan nanti,'' tandasnya.

Mobil Dinkes Kepri Dibobol

0 comments

Rp200 Juta Hilang dalam Sekejab

Mobil dengan nomor polisi (No pol) Bp 1003 A yang merupakan mobil dinas dari departemen Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yang terpakir di pinggir jalan di Kilometer lima Tanjungpinang dibobol pencuri dan mengambil uang Rp200 juta yang baru saja diambil dari Bank Mandiri, Rabu (19/11) kemarin. Uang itu diambil dari bawah jok mobil Panther berwarna merah yang dipakir di depan kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kepri.

Menurut AKBP Yusri Yunus, Kapolres Tanjungpinang melalui AKP Nur Santiko, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, korban baru menyadari uangnya hilang saat mau mengambil uang yang disimpan di bawah jok mobil yang dipakir di pinggir jalan dekat kantor Dinas Kesehatan.

''Korban mengambil uang di Bank Mandiri pukul 11.00 WIB, kembali ke kantor sekitar pukul 12.00 WIB dan uang tersebut menurut pengakuan korban masih ditaruh di dalam mobil dan rencananya uang itu mau dibawa ke kantor Dinas Kesehatan yang berada di Batu 8,'' urai Nur.

Saat korban keluar sekitar pukul 13.30 WIB dari kantor Dinas Kesehatan Kilometer lima hendak mengantar uang ke Kilometer delapan, Jalan R Haji Fisabililah . Korban terkejut mendapati kaca mobil panther warna merah disebalah kanan tersebut pecah berantakan. Begitu di cek didalam mobil, uang yang berada di jok belakang mobil telah hilang.

''Begitu korban mau mengantarkan uang itu, terkejut saat mendapati mobilnya telah dipecah dan dibobol dan segera melaporkan kejadian ini,'' ujarnya.

Menurut pengamatan Nur Santiko, dugaan sementara pelaku pembobolan tersebut lebih dari satu orang. ''Karena TKP (Tempat Kejadian Perkara) berada dipinggir jalan raya, sehingga diperkirakan pelaku lebih dari satu orang. Karena terbilang nekad melakukan pembobolan mobil tersebut,'' ungkapnya.

Masih kata Nur, diperkirakan mobil tersebut telah diikuti dari Bank. Sehingga pelaku mengetahui uang tersebut. ''Kami masih menyelidiki dan akan mengembangkan kasus ini,'' tandasnya.

Sementara itu, Adi, supir Dinas Kesehatan Provinsi Kepri menuturkan, dirinya pergi mengambil uang Rp200 juta bersama Ian Febrianti, pegawai Dinas Kesehatan. ''Uang itu mau digunakan untuk pelatihan kesehatan di Natuna dan dalam bentuk pecahan Rp10 ribu, Rp20 ribu dan Rp50 ribu,'' ujarnya di Mapolres Tanjungpinang.

Menurut Adi, dirinya memakir mobil dipinggir jalan. Karena pada saat itu, parkir yang ada di kantor Dinas Kesehatan penuh. Sehingga dirinya tidak bisa memakirkan mobil didalam lapangan parkir Dinas Kesehatan. ''Biasanya aman, tidak ada masalah. Kami juga tidak merasa sedang diikuti orang,'' ungkapnya.

Diakuinya, uang itu sengaja ditaruh di dalam mobil. Karena uang itu mau dibawa ke kantor Dinas Kesehatan yang berada di Kilomenter delapan. ''Saat kami masuk ke dalam, kami menghidupkan alaram mobil. Makanya aneh, pada saat kaca pecah, alaram mobil tidak berbunyi,'' tukasnya.

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis