Dulu aku punya kawan, dia sibuk aja mau menikah di masa kami kuliah. Sekarang ini, ia sudah memiliki seorang bayi laki-laki yang lucu. Selamat ya Ma. Sedangkan sahabat ku satunya lagi yang bernama Lisa sudah menikah. Tinggal aku dan Endi saja yang belum mengambil keputusan berkomitmen. Orang tua seh, khususnya mama sudah pada sibuk nanya, kapan aku menyusul kawan ku.
Aku hanya menjawab, ya lain kali. Lom menemukan soulmate aja kale yang pas. Susah. Kebanyakan beda agama. Takut, 'beneran' jatuh cinta, jadi repot. Jadi lebih baik ngambil jarak aja. Sebenarnya, memutuskan menerima cinta gampang tapi memutuskan berkomitmen susah.
Terlepas dari permasalahan ku, aku mempunyai kawan sewaktu di Batam. Ia banyak disukai pria, tapi prianya, menurut ku, pada ga 'beres'. Dia sebut saja, Vina. Juga tidak menyukai kedua nya. Berbekal berbagai alasan, Vina suka menginap di tempat ku, dan kami pun menjadi akrab. Apalagi sesama perantau, jadi enak kalo punya saudara angkat.
Usianya sudah mencapai 30 tahun, seperti orangtua pada umumnya, sudah sibuk meminta dia untuk menikah. Kebetulan salah seorang pengemarnya adalah mantan tetangganya di Jakarta. Ia pun berusaha untuk mendekatinya. sayangnya, orang itu tuh rese banget. Untunglah dia ga jadi memilih pria mantan 'tetangganya'.
Sejujurnya, ia mengatakan kadang merasa kesepian, saat malam minggu kawannya pada di apelin or pada ngajak momongan. Sebenarnya pentingkah pernikahan itu? Pernikahan itu sangat penting, hanya saja jangan sampai buru-buru mengambil keputusan yang salah. Pernikahanan adalah sekali seumur hidup. Sehingga, jangan sampai salah memilih soulmate.
Biar orang mengatakan apa, yang penting kita merasa enjoy dengan keputusan yang saat ini telah diambil.....
Triana Rahmawati Merajut Harapan dan Membuka Jalan Bagi ODMK
-
Kisah Inspirasi Triana Rahmawati Yang Merajut Harapan dan Membuka Jalan
Bagi Orang dengan Masalah Kejiwaan Sumber: LinkedIn.com Petunjukhidup.com-
Memilik...
0 comments:
Post a Comment