Pacaran Bebas?

Masing-masing pasangan memiliki gaya hubungan sendiri. Terkadang gaya hubungan yang di pilih bebas bahkan ada juga yang masih kolot. Hidup di kota Metropolitan seperti Jakarta. Bahkan sekarang ini mulai berambah di kota Batam sudah memasuki gaya pacaran 'bebas'. Gaya hidup bahkan pacaran bebas bisa dijumpai hampir di setiap 'sudut'. Yang spesifiknya saja di kost-kost-an atau di dominitori.

Sebenarnya kehidupan pacaran seperti apa seh yang sehat?? Banyak orang yang mengikuti style barat alias gaya pacaran orang luar negeri yang terkenal dengan sebutan free sex. Untuk sebagian orang menganggap hal tersebut sudah lumrah, tetapi ada juga yang beranggapan hal itu adalah konyol dan melanggar norma-norma agama bahkan kebudayaan timur sendiri, yakni Indonesia.

Tidak perlu bicara yang blak-blakan atau dengan kata lain fulgar. Toh, sudah pada tahu sendiri, atau pernah merasakan sendiri. Mengikuti kebudayaan luar boleh saja, tetapi ambil yang positifnya saja. Bukan yang negatif. Tetapi, kebanyakan yang diambil malah yang negatifnya. Biar terlihat gaul dan keren.

Benarkah? Mungkin, benar. Bagi segelintir orang yang memang sudah 'membudidayakan' kehidupan malam sebagai rutinitas yang lain. Belakangan ini, sering banget mendengar kost-kost-an yang di gerbek pak RT dan beberapa masyarakat setempat, gara-gara kumpul 'kebo'. Wah, kebo aja punya etika tidur di kandang sendiri-sendiri. Masa manusia saja tidak bisa seh. Ok, lupakan. Pilihan hidup memang ada di tangan kita sendiri, hanya saja jangan sampai salah melangkah.

Sex bebas atau free sex, sebenarnya yang di rugikan adalah kaum wanitanya. Kenapa? Karena
wanita-nyalah yang menanggung semua aib dan penderitaan. Sedangkan kaum pria bisa dengan bebas 'berkeliaran' tanpa dosa. Karena ia tidak bakalan merasakan akibat yang sudah ia perbuat. Karena itu, pikir deh dua kali kalau mau melakukannya. Jangan sampai menyesal belakangan. Hal ini, sudah pernah dialami segelintir orang yang salah mengambil langkah. Tentu, tidak ada salahnya mengambil hikmah dari para wanita yang sudah menderita karenanya. Daripada mencari kenikmataan sesaat, malah menghancurkan masa depan seumur hidup menyesali yang pernah terjadi.

Pengalaman dari Vivi (bukan nama sebenarnya), dia pernah melakukan hubungan bebas dengan pacarnya. Karena 'terpaksa'. Biasanya neh, para pria selalu mengatakan: 'Kalau kamu benar-benar cinta sama aku, buktikan donk'. Wah, yang bener aja, membuktikan cinta dengan melakukan hubungan layaknya suami-istri. Itu, namanya bukan cinta, tetapi nafsu belaka. Karena, belum memahami benar, dia pun melakukannya, bahkan berulang-ulang kali, sehingga menyebabkannya positif, hamil. Wah, pria itu langsung kabur, entah di mana rimbanya, yang ada Vivi menangis dan menyesali perbuatannya.

Mau, bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur! Tidak mungkin, Vivi bisa kembali menjadi perawan. Yang ada dia harus menanggung aib. Berhubung ketahuan hamil muda, dia pun mengambil resiko, yakni arbosi dengan makan-makanan yang di pantang saat ibu sedang hamil, misalnya nanas muda. Yang ada, dia malah menderita kesakitan. Untunglah, jiwanya bisa di selamatkan. Namun, aibnya sudah tersebar di lingkungannya. Dia harus meninggalkan tempat tinggalnya, karena merasa malu akibat perbuatannya sendiri.

Pacaran seh, boleh-boleh saja, asal jangan sampai perempuan yang harus menanggung akibatnya. Pikirkan dua kali, sebelum melakukan hubungan intim, karena wanitalah yang harus menanggung semuanya. Bukan pria, pria tuh suka melarikan diri dari tanggung jawab yang ia perbuat.

Terimakasih Anda Telah Berkunjung ke Blog Dunia Wanita Masa Kini
Judul : Pacaran Bebas?
Ditulis Oleh : Citra Pandiangan
Anda tertarik dengan artikel kami: Pacaran Bebas? Silahkan minta pada kami. Selamat membaca, membaca membuka wawasan kita. Happy Blog Walking My Friends

0 comments:

Woman World | Dunia Wanita Masa Kini | Sehat dan Harmonis